Hari penobatan akhirnya tiba.
Suasana istana begitu sibuk. Para peri pelayan berlarian mempersiapkan segala keperluan, memastikan segalanya sempurna untuk acara besar itu. Undangan dari berbagai ras—peri, kitsune, werewolf, vampir, bahkan manusia—berdatangan ke Alam Peri untuk menyaksikan momen bersejarah penobatan sang Ratu Peri yang baru. Tak lupa, Banny juga mengundang dua sahabat manusianya untuk hadir.
Ketika semua tamu sudah memenuhi aula megah istana, acara pun dimulai.
"Tuan Putri Banny Peri akan memasuki aula," ucap salah satu penjaga dengan lantang. Pintu aula perlahan terbuka, dan semua mata tertuju pada Banny yang melangkah masuk dengan anggun.
"Hormat kami pada Sang Mutiara Peri, Tuan Putri Banny Peri," seru para tamu serempak, memberi penghormatan.
Banny terus melangkah hingga sampai di hadapan Aine Peri, pemimpin peri terdahulu. Ia berlutut penuh hormat.
"Aku, Aine Peri, pemimpin peri terdahulu, dengan ini menyerahkan tanggung jawab sebagai pemimpin peri kepada Banny Peri," ucap Aine, lalu dengan khidmat meletakkan mahkota di kepala Banny.
"Hidup Ratu Peri Banny Peri!" seru seluruh hadirin dengan penuh semangat.
"Semoga keberkahan selalu menyertai kita semua," tambah mereka serempak, disusul dengan riuh tepuk tangan.
"Mari kita mulai pestanya!" seru Aine, membuka perayaan yang meriah.
Di tengah keramaian, suara lembut memanggil Banny. "Adik."
"Banny menoleh dan tersenyum. "Kak Aldrick!"
"Ayo, temui teman-temanmu," ajak Aldrick sambil tersenyum lembut.
"Ayo, Kak," sahut Banny antusias.
Mereka berjalan bersama, menyapa tamu-tamu undangan yang mereka lewati. Hingga akhirnya, Aldrick menunjuk dua orang. "Itu teman manusiamu, bukan?"
"Benar, itu Vidi dan Erick. Ayo ke sana, Kak!" ujar Banny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Queen
FantasyAku, seorang anak dari Dewa Kehidupan, harus menjalani reinkarnasi ke Alam Peri dan hidup sebagai seorang putri di sana. "Hah... pasti merepotkan," ujarku dengan nada malas. Bagaimana kelanjutan hidup anak Dewa Kehidupan ini? Apa yang membuatnya sel...