Laras menekuk wajah dalam kedua lututnya, segan untuk melihat orang di depan matanya sekarang. 'Menyebalkan' itulah yang dirasakan Laras saat ini, bagaimana tidak menyesal suami tercintanya mempermalukan dirinya saat berada di kampus. Ingat insiden pertanyaan yang diberikan Laras itu malah membuat seluruh kampus menganggap dirinya tergila-gila kepada Reno.
Iya, suami Laras merupakan dosen tempatnya kulia, dirinya dan suami tercinta segajah menutup hubungan pernikahan mereka. Awalnya Laras biasa-biasa saja, tapi semakin hari dirinya termakan cemburu pada mahasiswa yang terang-terangan menggoda suaminya.
Istri mana yang tahan melihat suaminya digoda oleh wanita lain, Laras yang memang dasar pencemburu tidak bisa melihat begitu saja. Biarlah dirinya dianggap wanita yang tergila-gila dengan Pak Reno toh Reno suaminya wajar dong dirinya menggila suaminya.
"Udah dong Ayang! Jangan gambek lagi dong, aku 'kan jadinya kesepian," bujuk Reno dengan wajah memelas mungkin.
" — "
Tidak ada jawaban dari sang pujaan hatinya.
"Yang! Sayangnya Pak Reno." Reno mencoba untuk merayu istrinya.
Reno benar-benar menjadi sosok yang berbeda dibandingkan di kampus. Image yang dinginnya seketika hilang entah kemana. Reno memanyunkan bibirnya menghadap Laras. Reno ingin Laras tidak marah lagi dengannya.
"Yang!" Reno benar-benar seperti anak kecil yang tidak diberi permen oleh ibuknya.
"Oke, aku nggak bakal marah lagi sama A'a kalau A'a mau menuruti perintah aku! Gimana mau?" ucapnya sambil mendongakkan wajahnya yang disembunyikan dalam lipatan kedua kakinya.
"Tapi jangan yang aneh-aneh ya, Ayang!" peringat Reno merasa curiga atas kelakuan istrinya ini.
"Mau nggak?!"
"Iya, de. Iya, mau sayangnya aku," rayu Pak Reno dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Apa syaratnya?" tanya Reno.
"A'a harus menerima permintaan les aku," ucap Laras.
Mulut Reno terbuka seketika, bukanya dia menolak. Tapi, Laras walau diajarin dengan cara bagaimanapun tetap tidak akan mengerti, dan ujung-ujungnya emosi Reno lah yang harus diuji.
"Ihs, jawab A'a!" rengek Laras agar Reno menerima permintaannya.
Reno mengeleng-gelengan kepala, yang membuat Laras kembali memenangkan kepalanya di lipatan lututnya. Reno yang melihat reaksi istrinya mengacak-acak rambutnya kasar.
"Cari dosen les lain aja ya," bujuk Reno sangatlah lembut.
"Nggak mau!"
Reno mengembuskan napas kasar.
"Oke, kamu menang!" putus Reno akhirnya.
"Akhh ... yang benar A'a?" tanya Laras memastikan.
"Iya," ucap Reno dingin.
Sifat dinginnya Reno kayaknya kambuh lagi ni, Laras menatap Reno dengan menyipitkan matanya. Reno yang ditatap begitu menjadi merinding sendiri.
"A'a nggak iklas? Yaudah nggak papa kok, Laras nggak bakal maksa lagi," ucap Laras dengan senyum terukir di bibirnya.
Reno yang mendapat alarm berbahaya segera mengeleng kepala pertanda ucapan Laras salah.
"Tapi, jatah A'a aku stop selama seminggu," ujar Laras dengan gembleng.
"Nggak, Sayang! Aku mau kok, ikhlas kok sayangku, asal jangan di stop acar membuat Reno juniornya." Reno kelabakan.
Bagaimana bisa istrinya ingin menyetop acara membuat Reno junior. Bisa-bisa dirinya gila hanya kerena tidak dikasih jatah. Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk Reno meremang apa lagi itu benar-benar terjadi. Istrinya memang selalu tahu titik lemahnya.
'Jangan mengancam aku dengan cara begini Laras!' batin Reno frustasi.
"Benar A'a?"
"Iya, Sayang!"
Pasrah, hanya itu yang bisa Reno lakukan, dirinya akan selalu kala bila berlawanan dengannya istri kecilnya itu. Reno mendekati tubuh Laras.
"A'a mau apa?" tanya Laras bingung.
"Mau bercocok tanam," jawab Reno entengnya, yang langsung membuat tubuhnya kena pukul Laras.
"Is, A'a me'sum," ucapnya sambil memukul-mukul tubuh Reno.
"Lah, kok dibilang me'sum sih!" Reno membalas dengan santai.
Brug!
Tubuh Reno dengan secepat kilat menimpakan tubuhnya ke atas tubuh Laras, yang membuat Laras harus menahan dada Reno dengan tangannya.
"Isss, A'a. Tur—"
Cup!
Reno menempelkan bib'irnya membuat ucapan Laras terpotong. Laras menatap kesal suaminya itu.
"Jangan poto—"
Cup!
Reno sebagai pelaku menampilkan senyum setan saat melihat wajah memerah marah.
"Iss, A'a. Jangan cium-ciu—"
Cup!
Reno tidak langsung menarik bibi'rnya, bi'bir Reno menc'ium lembut bi'bir istrinya. Rasanya seperti cerry manis, itulah yang dirasakan Reno sekarang. Beberapa menit mencium bibir istrinya Reno menarik wajahnya dari Laras.
Laras memerah atas perilaku Reno yang memang kelewatan mesum. Tapi, Laras benar-benar suka saat Reno mencium lembut bibirnya.
"Menolak permintaan suami itu dosa," jelas Reno lembur.
Laras mati kutu dirinya terdiam dengan seribu bahasa, suaminya benar-benar bisa meluluhkan ya.
Reno kembali mendekatkan kepalanya ke wajah Laras, mata mereka sama-sama saling mengunci satu sama lain.
Dan ....
Cup!
Kecupan lembut mendarat tepat dibibir mungil sang istri. Memang rasanya tetap sama, sama saat pertama kali dirinya menyicil bibir mungil itu.
Laras sudah seperti orang yang terkena setrum listrik tegangan tinggi, saking tingginya tubuh Laras mata membeku di bawah tubuh besar sang suami.
"Napas, Yang!" suruh Reno melihat sang istri menahan napas terlaluh lama sekali.
Biarkan cinta mereka melebur seperti panas bara yang sedang terbakar dengan hebat.
Semoga dua sejoli ini akan selalu bersama sampai maut memisahkan mereka.
Laras semakin menahan napas, berada dalam posisi ini masih membuat Laras deg-degan, meskipun ia tiap hari melihat wajah Reno tetap saja wajah Reno tak baik buat kesehatan jantung Laras, matanya terkunci oleh tatapan tajam sang suami, semakin membuat dirinya deg-degan. Bulu halus di kuduk Laras tiba-tiba berdiri, melihat tatapan tajam bergelora itu.
"Atau kamu butuh napas buatan, Yang?" Senyum mesum telah terbit di sudut bibir Reno, senyum bercampur tawa yang ia tahan melihat tingkah Laras yang lucu menurutnya.
Reno mendekatkan wajahnya pada wajah Laras, sesenti, dua senti, tiga senti, bibir Reno semakin mendekat bibit Laras, tiga pada saat bibir Reno sudah ada di depan bibir Laras, Laras mendorong tubuh Reno di atasnya, membuat Reno menyingkir, Laras dengan segera bangkit dari ranjang.
'Huhu! Panas, panas ...." Laras mengibas-gibas tangan di depan wajah. Wajahnya sudah merah seperti tomat busuk, ini kerena Reno.
Sedangkan sang pelaku sudah tergelak kencang melihat kelakukan sang istri, nah lihat Laras sudah berjalan tak tentu arah, ah! Padahal hanya ciuam kenapa reaksi istrinya sangatlah berlebihan, padahal tadi juga ia mencium sang istri. Jangan bilang Laras overdosis kerena ciumannya?
Laras tersadar saat mendengar tawa kencang dari arah ranjang, ia menatap sang suami datar, yang malah membuat Reno semakin tertawa seperti orang tak waras saja.
"Dasar mesum," cibirnya lalu melangkah meningalkan Reno yang masih tertawa di tempatnya.
Ingin sekali ia memaki sang suami, namun saat tahu itu dosa ia hanya bisa menyimpan keinginannya itu dalam hati saja.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dosen Killer
RomanceSinopsis Bagiamana dosen di kampusmu sendiri adalah suamimu? Dosen killer yang memegang mata pelajaran matematika itu adalah suamimu. Diusia yang menginjak angka 19 tahun seharusnya Laras harus menikmati masa mudanya. Namun, Lantas harus disibukkan...