Rencananya kemarin Reno Inggin mengakali para Mama, malah dia sendiri yang kerepotan sekarang. Laras berseluncur di kakinya sambil mengumandangkan kata.
"Ayok, A'a! Katanya mau pergi bulan madu," rengek Laras sambil memegang kaki Reno, Reno berada di atas kasur. Sedangkan Laras di bawa sambil memegang kakinya.
Reno memegang kepalanya sakit, ide gila-gilaan muncul di otaknya yang cermerlang. Senyum seringai terbit di bibirnya.
"Cium dulu," ujar Reno sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Laras. Laras menarik napas dalam-dalam. Oke! Kali ini dia mengalah agar bisa bulan madu berdua dengan Reno suaminya.
Cup!
Satu kecupan meluncur di pipi kanan Reno, Reno berdecak.
"Ck, bukan di pipi. Di sini ni, di sini!" tunjuk Reno tepat di bibirnya.
Laras berdecak sebel mengikuti Reno suaminya, tetapi tetap melakukan perintahnya.
Cup!
Secepat kilat Laras menarik bibirnya di bibir Reno, takut terjadi hal di luar sekenario. Reno menatapnya sambil tersenyum.
Laras merinding."Sekarang buat anak, ya?" ajak Reno membuat alisnya terangkat ke atas.
Laras mundur alon-alon, menatap Reno tajam. Suaminya ini di kasih jantung mintak ginjal.
"Nggak ada buat, buat anak!" tolak Laras semakin mundur.
Laras semakin mundur ketika Reno menegakkan tubuh besarnya. Aura kelam menyelimuti laki-laki itu, merinding! Itulah yang dirasakan Laras.
"Ayokkk lah, Yang!" goda Reno semakin mendekati Laras.
Laras waspada, tampaknya singa jantan akan menerkam dirinya, menyilang tangan di depan tubuhnya sebagai tameng untuknya.
Hap!
"Akhhh!"
Laras teriak kencang pas tangannya ditangkap Reno, memberontak sebisa mungkin dari suaminya.
"Lepas! Jangan macam-macam ya, A'a!" ancam Laras berusaha melepaskan tangan Reno dari tangannya.
Bug!
Bug!Entah bagaimana Laras mengambil bantal sekarang bantal itu sedang menghakimi perbuatan bejat suaminya.
"Jauh-jauh sana. Hus, hus ...," usir Laras mengibaskan tangannya ke arah Reno.
"Ayok lah Sayang. Jangan nolak!" Tangan Laras yang sudah terlepas dari genggaman Reno.
Laras berlari secepat kilat menaiki kasur, diikuti Reno. Laras yang ingin menghindar Reno, Reno yang ingin mengapi Laras menyebalkan terjadinya aksi kejar mengejar di atas tempat tidur.
Laras mengambil satu bantal lagi untuk melindungi dirinya dari Reno, Reno menjulurkan tangan hendak mencapai tangan Laras namun gagal.
Laras begitu gesitnya menghindar dari serangan Reno, Reno tidak pantang menyerahnya meskipun Laras licin seperti belut.
"Mundur A'a, MUNDUR!" teriak Laras menjadikan bantal sebagai tameng.
"Nggak bakal, Yang!"
Reno berlari ke arah Laras yang sudah turun dari tempat tidur membawa bantal guling di tangannya.
Reno berlari mengikuti larian Laras, Laras kembali memukuli Reno dengan bantal di pegang olehnya.
Bug!
Bug!Reno yang tidak mau di pukul mengambil bantal di tempatnya berdiri, memukul bantal itu pelan ke istri nakalnya. Takut istri tercinta tersakitin mungkin?
"A'a kok mukulin?" ucap Laras kesal, berjalan melewati Reno suaminya.
Reno yang melihat akibat perbuatannya, menatap punggung Laras kasihan. Dirinya khilaf Babang.
Bug!
Tepat melewati Reno bantal yang di pegang Laras melayang ke arah Reno, tepat mengenai kepala laki-laki itu. Reno jatuh ke tempat tidurnya.
"Hahaha, rasain itu A'a." Laras tertawa kemenangan.
"Haha, haha--haha, hahah."
Tawa Laras memecah kamar, beberapa menit kemudian panik melihat Reno suaminya tidak sadar-sadar juga.
Laras mendekati Reno, mengguncang tubuh besar laki-laki itu. Tetap sama Reno tidak bergerak sedikitpun.
"A'a!" panggil Laras.
Tidak ada jawaban, Laras semakin kencang mengoyang tubuh suaminya. Rasa takut seketika menyerang dirinya.
"A'a, bangun!" ucap Laras mulai hendak menangis.
"A'a, hiks-hiks ... bangun, hiks , hiks." Tangisan Laras menjadi-jadi.
"A'a, jangan tinggalkan Laras. Laras belum siap jadi janda hiks ...," ucap Laras diakhir dengan tangis pilu.
Dan ....
"Bhuaaaa ...."
Reno tertawa dengan keras, bangun dari tidurnya. Kemudian duduk menghadap Laras yang menangis.
"A'a ngeselin!"
Bug!
Laras kembali memukul Reno dengan bantal lebih kuat, kemudian melangkah meninggalkan suaminya ngeselin itu.
"Yang! Nggak jadi buat Reno junior?" tanya Reno dengan tawa mengelegar. Lalu tersenyum manis.
Laras berbalik, memberikan senyuman termanis untuk suaminya. Reno yang di berikan senyuman seperti itu semakin melebarkan senyumnya sampai ....
"Ni, sama bantal."
Bug!
Laras melempar bantal yang langsung di tangkap Reno. Belum juga tubuhnya keluar dari pintu kamar, seseorang telah terlebih dahulu membekapnya dari belakang.
Pelukan itu terasa begitu hangat, pelukan dari pasangan hala'nya, mereka menyelami perasaan masing-masing. Membiarkan jantung saling berpacu keduanya.
Reno mendekatkan wajahnya ke telinga istrinya, menciumi pelan lebar jenjang sang isteri. Kemudian membisikkan sesuatu yang mampu membuat Laras membeku.
"Yang, benaran nggak mau?" tanya Reno setengah berbisik di telinga Laras.
Laras merinding, bagaimana tidak bibir suaminya sudah mendarat tepat pada lehernya. Laras tidak mampu menjawab, dan semakin menegang saat bibir tebal suaminya mendarat tepat di lehernya.
Reno mengecup singkat leher milik istrinya itu, bisa dirasakan oleh Reno bahwa Laras terkesiap dengan perlakuan nakalnya.
Tanpa aba-aba Reno mengendong istrinya, melemparkannya ke atas tempat tidur. Kemudian menindih tubuh kecil sang istri.Bersambung ..
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dosen Killer
RomanceSinopsis Bagiamana dosen di kampusmu sendiri adalah suamimu? Dosen killer yang memegang mata pelajaran matematika itu adalah suamimu. Diusia yang menginjak angka 19 tahun seharusnya Laras harus menikmati masa mudanya. Namun, Lantas harus disibukkan...