Kondisi sekarang sangatlah rumit, bayangkan apa lagi dua sejoli ini lakukan membuat kedua orang tua Laras pening di buatnya. Bagiamana tidak pening Reno minggat dari rumah, dan yang lucunya bukan Laras tapi suaminya Reno. Bukanya ini kebalik?
Bukan cuma itu, yang lebih lucunya Reno bukannya minggat kerumah orang tuanya melainkan kerumah orang tua Laras, coba bayangkan seandainya kalian yang di posisi seperti itu.
Sekarang Reno berada di rumah Mama mertuanya, berada di dalam kamar Laras saat ini menatap ke arah Luar jendela, melihat seseorang yang duduk di depan gerbang rumah.
Memang kamar Laras letaknya sangatlah tinggi makanya Reno bisa melihat istrinya sekarang, Reno tersenyum senang melihat keadaan Laras, siapa suruh cari gara-gara tadi.
Setelah kepulangan Dokter Elpan, Laras dan Reno berantam hebat. Dan, berakhir Reno lah yang minggat dari rumah, sambil membawa koper berisi bajunya.Reno duduk menghadap keluar jendela dengan air teh yang berada di tangannya.
"Kanjeng Mama! Tolong balikin A'a suami aku, Kanjeng!" Laras mondar mandir di depan rumahnya sendiri.
Sudah beberapa menit, detik, jam, Laras berdiri didepan rumahnya sendiri. Dirinya sudah seperti anak yang dibuang. Dan kenapa pula Mamanya lebih memilih suaminya dibandingkan dirinya.
Dunia begitu kejam untuk Laras, kalau dia buat cerita judulnya bagus 'Mamaku lupa anaknya' malang sekali nasibnya Laras.
Laras menatap ke arah kamarnya, berharap seseorang di balik sana mau menemui dirinya. Laras kangen Reno, sangat-sangat kangen pada suami menyebalkan itu.
Papanya pun sama, seharusnya laki-laki sebagai tameng kenapa sekarang papanya itu seperti suami takut istri.
Reno benar-benar terbahak-bahak di kamar, bagaimana tidak Laras sudah mirip seperti anak yang ketahuan keluyuran, dan dihukum dengan berdiri di depan gerbang rumah."Kanjeng Mama—"
Byur!
Seluruh tubuhnya Laras basah kuyup, sang pelaku berkecak pinggang menghadapinya. Laras menarik napas melihat orang berada di depannya, siapa untuk kembali mengeluarkan ceramah.
Larasati menatap anaknya bagai api berkobar, tadi dirinya malas untuk menanggapi teriakan Laras. Tapi, teriakan anaknya itu tidak kunjung berhenti.
"Sudah Mama katakan, Kan? Sana pulang saja kamu Laras!" usir Larasati dengan nada berang, di belakang berdiri papanya.
Laras mengeluarkan puppy eyes dimilikinya, berharap laki-laki yang di panggil Papa olehnya mau membantu. Namun sayang papanya malah seolah tidak melihat dirinya.
Pupus sudah harapan terakhir Laras untuk bertemu suami tercinta.'Good bye A'a suami.' Laras mebantin menatap kamarnya, seolah orang yang berada dikamar itu mendengar suara hati Laras.
Lalu Laras menatap mamanya dengan mata bening miliknya, berharap mamanya mengurungkan niat untuk mengusirnya. Tetap saja harapan cuma harapan.
"Yaudah Ma, selamat tinggal!" Laras semakin menderamatiskan keadaan.
Laras melangkah meninggalkan rumahnya, kemudian Laras kembali lagi memutar tubuhnya dengan anggun untuk melihat kembali kebelakang.
Larasati yang melihat tingkah centil anaknya memijit pangkal lehernya leleh.
"Selamat tinggal, Ma, Pa, A'a suami. Much—"
"Udah jangan lebay, sana pergi!" urus Larasati yang sudah merasa lelah dengan drama anak dan menantunya.
Larasati bukanya membelah Reno, dirinya hanya menuruti permintaan menantunya itu agar Laras tidak menemui Reno.
'Kejammm ....' Setelah mengucapkan itu dalam hatinya Laras pergi tanpa niat untuk menolehkan tubuhnya lagi.
Reno yang melihat kepergian istrinya Laras benar-benar merasa puas, tangan Reno memegang perut untuk merendam tawa yang sedari tadi muncul.
Ting!
Ting!
Ting!Asik dengan tawanya membuat Reno tersadar saat 3 buah notif masuk kedalam Henfonnya. Reno mengambil benda pipi itu dari dalam kantung celananya.
1 pesan dari Laras, 2 pesan dari mamanya. Reno membuka pesan dari istrinya terlibat dahulu.From Istrinya Reno.
[A'a, ayok pulang. Laras kangen!]
Aneh, istrinya memang Abah padahal mereka berpisah beberapa menit istrinya itu sudah kangen padanya.Reno mengabaikan pesan alay dari Laras istrinya, beralih ke pesan kedua dan ketiga dari mamanya. Membuka pelan notif pesan itu.
From Mama Reno.[Dasar anak kurang ajar! Kau membuat menantu kesayangan Mama panas-panas diluar menunggu mu, Reno.]
Reno mengabaikan pesan yang berisi makian dari mamanya, toh mamanya cuma bisa mengertak saja kan?
Reno bergulir pesan berikutnya, membukanya dengan perlahan untuk melihat isi pesan tersebut.
From Mama Reno.
[Kamu nggak minta maaf sama mantu Mama, Mama coret kamu dari KK (kartu keluarga) dan penerimaan harta warisan.]Di pesan tersebut ada sebuah file, Reno membukanya. Mata Reno melotot melihat apa isi file tersebut.
Seketika jantung Reno berdetak lebih kencang dibanding saat tadi melihat Dokter Elpan. Jantung Reno hari ini banyak sekali berdetak, itupun tidak normal pula. Apakah dirinya mengidap penyakit jantung? Ya Tuhan, itu jangan sampai terjadi.
Reno masih mudah dan belum menikmati masa mudanya dengan benar, jangan ambil nyawanya sebelum bisa membuat Reno junior banyak-banyak.
Tangan Reno gemetaran saat mengetik sesuatu sebagai balas untuk mamanya.
"Jangan dong Mama cantik," rayu Reno berusaha membuat mamanya tidak mengeluarkan dirinya dari Kk dan hak waris.
Ting!
"Mama nggak mau tahu, RENO!"
Ternyata istri dan Mama sama kejamnya pada laki-laki ganteng ini, apakah mereka tidak tahu sekarang Reno sudah frustasi.
Reno mengadakan tangan berdoa agar Tuhan membuat hidupnya jangan terlalu sulit begini, bisa-bisa Reno mati muda.Umur Reno baru 25 tahunnya mohon dimaklumi jika dirinya benar-benar takut mata sekarang. Apalagi dirinya belum puas enak-enak dengan Laras sang istri.
Reno berjalan keluar kamar.Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dosen Killer
Любовные романыSinopsis Bagiamana dosen di kampusmu sendiri adalah suamimu? Dosen killer yang memegang mata pelajaran matematika itu adalah suamimu. Diusia yang menginjak angka 19 tahun seharusnya Laras harus menikmati masa mudanya. Namun, Lantas harus disibukkan...