[64] Mual Lagi?

783 6 0
                                    

Reno pikir dengan istirahat di UKS makan rasa pentingnya bakal hilang, ternyata itu salah, Reno malah semakin merasakan pening teramat kuat sampai-sampai ia harus memegangi kepalanya dan memijit.

Huek ....

Reno yang terasa mual cepat-cepat berlari ke kamar mandi yang ada di UKS, untung saja di dalam ada kamar mandi, Reno segera memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya, namun sayang tak ada apa-apa yang keluar, hanya air saja.

'Ada apa denganku?' batinnya kembali duduk pada tempatnya.

Tampaknya Reno tak akan mengajar hari ini, melihat kondisinya yang sangat memperhatikan begini bagaimana dia bisa mengajar, Reno mengambil kunci mobilnya, lalu pergi keluar dari UKS.

Sesampainya di mobil Reno segara memasuki mobil, mobil Reno perlahan meninggalkan parkiran kampus, disepanjang perjalanan Reno terus-terusan memegangi kepalanya.

Reno mengambil ponsel, menghubungi Laras untuk memberi tahu kalau dia sudah pulang, dan meminta izin juga. Setelahnya Reno kembali memasuki ponsel tersebut ke dalam sakunya.

35 menit akhirnya Laras sampai juga di rumah, dirinya langsung menuju kamar, kerena itulah tempat yang menenangkan menurut Reno. Setelah melepas tas dan kemejanya Reno merebahkan tubuh, beberapa menit sudah masuk ke alam tidur.

Sedangkan Laras masih melihat ponselnya, sekarang sudah bukan jam pelajaran Reno, berhubungan dia duduk di tengah-tengah jadi dia bisa melihat ponselnya sebentar kerena terasa getaran di dalam tas.

Bingung kenapa getaran? Ya, begitulah, Laras merubah nada dering ponselnya menjadi getar, bahkan nada telpon pun begitu.

"Ras! Kenapa?" tanya Rani yang tampak kepo dengan reaksi sahabatnya setelah melihat ponsel itu.

Laras mengeleng, lalu kembali fokus pada pelajaran berlangsung. Selama 1 jam lebih akhirnya jam pelajaran membosankan itu akhirnya selesai. Banyak dari mereka yang mengumandangkan puji syukur, sedangkan Laras langsung keluar setelah Dosen yang mengajar keluar.

"Ras! Rasssssss ...!" Rani berteriak-teriak memanggil namanya.

Laras yang mendengar berbalik badan, lalu ikutan berteriak juga.

"Gue pulang duluan! Ada urusan mendadak!" teriaknya lalu kembali berlari kencang.

Laras langsung menuju jalan raya, menunggu taksi atau angkot, yang penting kendaraan tercepat dan ada saja sekarang. 15 menit menunggu akhirnya angkot berhenti saat Laras melambaikan tangannya.

Laras masuk, dan ada beberapa penumpang di dalam, Laras terpaksa menahan sumpek beberapa menit. 55 menit akhirnya Laras sampai juga, angkot itu menurunkan Laras di tepat jalan yang dekat arah rumahnya.

Laras mengeluarkan uang 25 ribu, menyerahkan pada sang supir, setelahnya Laras menyerahkan uang tersebut Laras segera berlari agar sampai di rumahnya.

Tak butuh waktu lama akhirnya Laras sampai juga, Laras mencari Reno di bawah barang kali suaminya itu sedang bersantai di bawah, tak menemukan Laras berlari ke atas menuju kamarnya.

"A'a!" panggil Laras sudah seperti cicitan saking kecilnya.

Reno tak menjawab, tampaknya laki-laki itu benar-benar tertidur lelap, Laras mendekati tubuh sang suami, memeriksa tubuh Reno.

"Dingin, berarti nggak demam," ucapnya meletakan tangan di kening Reno.

Reno merasa ada tangan yang menyentuh-yentuh jadi jidatnya seketika terbangun, Reno dengan sedikit menggeliat membuka selimut yang teryata hampir menutupi seluruh tubuhnya.

"A'a sakit?" tanya Laras.

"Hem," dehem ya, sambil menggelengkan kepala.

Reno melekatkan kepalanya di atas pangkuan Laras, mendusel-dusel di sana, kedua tangannya memeluk erat pinggang Laras, aroma istrinya mampu menenangkan Reno.

"Bayi besar ku." Laras mengacak-acak rambut Reno, gemas dengan tingkah laku sang suami.

Laras membiarkan Reno tertidur di atas pangkuannya, Laras sudah menyandarkan tubuh ke pada sandaran ranjang, melihat dengan seksama sang suami yang sudah kembali tertidur nyenyak.

"Manja bangat sih, A'a!"

Cup!

Setelah mengucapkan itu Laras mencium gemas pipi sang suami, posisi Reno sedangkan sedang tengkurap dan kepalanya ada di pangkuan Laras.

Menunggu Reno benar-benar terlelap, barulah Laras secara perlahan mengangkat kepala sang suami memindahkannya ke atas bantal.

Laras langsung pergi menukar pakainya ke pakaian yang lebih santai lagi, dia juga meletakan tas di atas meja belajarnya. Setelah itu dia turun, sepertinya ingin membuat makan untuk Reno.

Sesampai di dapur Laras jadi bingung mau masak apa, sampai pada saat melihat sosis kerena Reno sangat suka sosis panggang jadilah Laras hanya menanggap sosis saja untuk sang suami, tak lupa dia juga menggoreng telur setengah masak juga.

Tak butuh waktu lama Laras sudah selesai dengan masakannya, Laras mengambil piring lalu menata masakannya di atas piring, setelah semua tampak sempurna, Laras berjalan menuju kamarnya kembali.

Tampak Reno yang masih tertidur nyenyak, Laras yang tak tega meletakan makanannya di tas meja kecil samping tempat tidur mereka.

Laras turun kembali, sembari menunggu Reno bangun Laras akan menghabiskan waktunya dengan menonton film kesukaannya.

Baru juga menghidupkan televisi sudah terdengar suara dari atas yang cukup keras. Laras berlari, sesampai di depan pintu kamar tampak Reno yang sedang muntah-muntah.

"Astaga, A'a!"

Bersambung...

Suamiku Dosen KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang