'Akhh!' teriak Laras dalam batin, bibirnya hanya bisa menatap sambil terbuka sedikit.
Reno merentangkan tangan tidak memberikan kesempatan untuk Laras kabur, malam ini akan terjadi pergulatan panjang lagi antara mereka.
Apakah Reno yang keluar jadi pemenang atau Laras, hanya tuhan yang tahu. Dan, yang pasti Reno akan membuat Laras terkapar tidak berdaya di atas kasur.Memikirkan itu membuat sudut bibirnya sedikit terangkat. Reno akan melancarkan aksinya.
Reno berlari mengitari Laras, mengambil guling dengan gerakan cepat sehingga Laras dibuat terkecoh oleh taktiknya.Bug!
Reno mengambil guling dengan satu gerakan, menjadikan guling tersebut sebagai tameng. Reno menggunakaan kesempatan saat Laras kurang fokus.
Dengan satu ayunan guling tepat mengenai tangan Laras yang memegang gunting, membuat gunting tersebut jatuh ke lantai.
Laras bergerak cepat mengambil gunting, namun kalah cepat dengan gerakan Reno sang suami.Syer!
Reno menendang gunting dengan kaki kanannya, membuat gunting tersebut menggelinding entah kemana.
"Oh, A'a mau ngajak perang?" tanya Laras was pada melihat guling yang di pegang suaminya.
Reno tersenyum smart, menampilkan giginya yang putih."Yap," jawab Reno dengan senyum semakin melebar.
Bug!
"Akhh ... sialan! Jangan curang A'a!" peringat Laras.
Laras berlari dengan kecepatan yang ada menubruk tubuh besar Reno, lalu mengapai bantal yang ada di tangan suaminya.
Reno yang tidak membiarkan menaikkan batal di atas tangannya ke atas, jadilah istrinya loncat-loncat meraih bantal tersebut.'Sial! Terlalu tinggi,' batin Laras menggerutu.
'Ok, pakai cara kedua.'
Laras tiba-tiba menaikan celana kartunya, bersiap-siap untuk memberikan adekan dewasa.
Brug!
'Ahhk!' Ringgis Reno dalam hati, sialan! Ternyata istrinya punya seribu cara untuk mengambil bantal di tangannya.
Laras yang melihat Reno terjatuh akibat pukulan kakinya tepat mengenai pundak laki-laki itu, membuat Reno tumbang sedikit.
Laras yang memiliki kesempatan merebut cepat bantal di tangan Reno.Srettt!
Laras telah mendapatkan batal tersebut, Reno yang melihat Laras inggat menjauhkan diri darinya menarik baju Laras sehingga membuat Laras menimpa tubuh Reno.
'Shit! Ternyata dadanya A'a suami keras, enak bangat ni dipeluk,' batin Laras saat merasakan tubuh Reno.
Dan...
Brug!
Reno mengambil bantal dengan cepat, lalu mendorong tubuh istrinya sampai menguling fi sampingnya.
Reno kembali berdiri diikuti Laras yang kembali hendak mencapai bantal yang kembali di angkat ke atas oleh Reno. Laras yang kesal kembali melakukan taktik yang sama, namun sayang taktiknya tidak mempan lagu buat Reno.
Reno menertawakan kebodohan Laras dalam hatinya.
'Kamu pikir aku akan termakan taktik gampangan mu lagi, Yang?' batin Reno tersenyum geli.
Laras kembali mencari ide agar bisa kembali merebut bantal dari tangan Reno suaminya. Berpikir sebentar.
"A'a! Capek, istirahat bentarnya!" minta Laras sambil mendudukan tubuh di tepian ranjang kamar.
Reno menatap curiga, dan akhirnya memilih duduk juga di samping Laras. Mereka menarik napas sebanyak mungkin untuk kembali melakukan adu kekuatan.
"A'a, coba lihat sana," ucap Laras sambil menunjuk samping kepala Reno.
Reno menatap curiga, tidak mau mengikuti kemauan Laras. Jangan sampai dia kecolongan lagi.
"Ck! Bentar A'a!" minta Laras memelas.
"Kamu nggak bisa bohongi suami kamu, Laras!" ucap Reno sambil menekan nama Laras diakhir kata.
"Ck, benar! Nggak bohong! Sumpah de," ujar Laras dengan yakin.
Reno pasrah, menurut kemauan Laras. Mengarahkan wajahnya ke samping seperti arahan Laras tadi.
Tidak ada apa-apa di sana, nah kan benar Laras menipunya. Dasar istrinya ini.
"Mana? Nggak ada kok," ucap Reno hendak membalikan wajannya menghadapi Laras istrinya.
Cup!
Tepat! Bibir Laras mendarat tepat di pipinya. Reno menatap istrinya dengan mata melotot, yang di tatap hanya tersenyum tanpa dosa setelah menarik bibirnya dari pipi Reno.
'Dasar Laras si biang modus!'
"Suamiku ganteng ya!" ujar Laras pada dirinya sendiri.
Reno yang dipuji tentu saja merasa bangga dengan wajah tampannya, iya! Siapapun pasti akan menganggap begitu.
"Lagi?" tanya Reno.
Laras yang ditanya begitu kebingungan untuk menjawab pertanyaan suaminya. Kepalanya berusaha untuk berpikir jawaban yang tepat, tetap saja tidak dia temukan.
"Untuk kedua kalinya kamu bilang aku ganteng?" ujar Reno menggoda.
Laras semakin kebingungan, dirinya memang sering memuji ke tampannya Reno. Tapi, itu sembunyi-sembunyi. Inggat itu secara sembunyi-sembunyi! Lalu bagaimana suaminya ini bisa tahu? Apakah Reno sekarang sudah berganti profesi menjadi canayana atau dukun? Kalau betul aduh bisa gawat.
"Apa yang sedang kamu pikirkan? Hayo!"
"Kyak ...!"
Laras dibuat kaget oleh Reno, lihatlah sekarang Reno sudah berada di depan wajahnya dengan wajah yang hampir bersentuhan. Bahkan Laras bisa merasakan hembusan napas Reno di wajahnya sekin dekatnya.
Jantung berdebar apnormal, apakah dia akan mati cepat hanya gara-gara beberapa hari ini terus aja di ajak senam jantung.
Husy!
Napas segar Reno menerpa wajah cantik istrinya, Reno sengaja bernapas cepat di depan wajah Laras. Pasti istrinya ini sedang deg dekan sekarang.
"Apakah kalau melihat dengan jarak begini akan terlihat semakin tampan?" tanya Reno senggajah berbicara di depan wajah sang istri.
Laras menarik napas kuat-kuat, dan tidak mengeluarkannya. Reno yang melihat itu sangat-sangat gemas dengan tingkah lucu Laras.
"Bernapas lah!" suruh Reno sentengah memerintah, lalu beranjak dari hadapan Laras setelah mencubit gemas pipinya.
Reno meninggalkan Laras yang masih asik dengan acara mematungnya.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dosen Killer
RomanceSinopsis Bagiamana dosen di kampusmu sendiri adalah suamimu? Dosen killer yang memegang mata pelajaran matematika itu adalah suamimu. Diusia yang menginjak angka 19 tahun seharusnya Laras harus menikmati masa mudanya. Namun, Lantas harus disibukkan...