[37] Pagi Yang Mesum

2.1K 16 0
                                    

Selepas pulang dari kampus, Laras dan Reno tidak saling sapa, mereka bak musuh lama yang bertemu kembali hanya ada tatapan sinis ketika tanpa sengaja saling pandang. Bahkan saat keluar dari mobil Laras langsung menuju kamar tanpa menunggu seperti biasa dahulu.

Reno juga begitu, tingkat gengsinya yang terlalu tinggi membuat dirinya merasa rendah kalau terlebih dahulu mengajak wanita mengobrol. Bukankah sedari dahulu dialah yang mengalah? Sekali ini biar wanita itu sendiri yang datang padanya, Reno bisa pastikan itu akan terjadi.

Tag!

Tag!

Tag!

Dengan kaki yang di hentak kuat Laras melewati Reno yang keluar dari kamar mandi, laki-laki itu tampak sangat segar berbeda dengannya. Setelah menghilangkan tubuhnya di balik pintu kamar mandi, Laras menatap dirinya di depan cermin.

"Wajah cukup cantik and menarik, badan nggak kurus atau gemuk bangat, rambut lurus panjang kayak kuntilanak ... akkhh! Aku kurang opo sih, A'a?!" Menolok Laras mengomentari dirinya sendiri di depan cermin.

Laras menjambak rambut panjangnya, dia penasaran bak apa sih bentuk dari mantan Reno tersebut, sampai-sampai sepertinya Reno sayang bangat menurut cerita dari Mama mertuanya.

"Ish! Ini sungguh-sungguh menggangguku," katanya berjalan ke arah bathub untuk merendam kepalanya yang terasa akan pecah.

Sedangkan di luar Reno terlihat menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, teriakan Laras di dalam kamar mandi itu cukup kencang, istrinya lupa atau pura-pura lupa kalau kamar mandi itu tembus suara.

Sibuk dengan pikirannya tanpa sengaja tangan Reno menggapai celana dalam Laras, saat akan memasangkan pada kakinya barulah Reno sadar dan menepuk jidatnya. Rasanya dia ingin menghilang saja, untung saja Laras tidak melihat kebodohannya bisa-bisa dia akan menjadi bahan tertawaan wanita itu semalam berabad-abad.

Memalukan!

Setelah memasang pakainya keseluruhan, Reno membaringkan tubuhnya di atas kasur size-nya, mengambil ponsel dan membuka aplikasi WhatsApp. Seketika Reno disuguhkan beberapa pesan misterius sama seperti sebelumnya, pengagum Pak Reno. Begitu lah sekiranya.

Beberapa menit Laras keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, entah kapan wanita itu membawa pakaian ganti autor pun tidak tahu. Laras mencuri pandang pada Reno, seketika alisnya mengkerut saat melihat sang suami yang tersenyum-senyum sambil memandangi ponsel.

"Cih! Lihat dia senyum-senyum sendiri, pasti lagi lihatin foto mantanya yang cantik itu," ucap Laras namun tidak bisa cowok itu untuk mendengarkan perkataannya yang teramat kecil.

Laras ikut berbaring di samping Reno, Laras menyampaikan tubuhnya tidak ingin melihat wajah menyebalkan suaminya itu. Setelah menyampaikan tubuh Laras menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, hal itu tidak lupa dari pandangan Reno mulai dari Laras keluar dari kamar mandi sampai berbaring memungungin dirinya, Reno pura-pura tidak peduli padahal sedari tadi matanya tidak lepas dari istrinya.

Sampai-sampai Reno scroll google untuk menanyakan kenapa seorang wanita marah tanpa sebab, dan yang keluar berbagai alasan. Salah satunya 'Kurang aktifitas ranjang!' memang gooogle itu tahu saja pikiran Reno.

'Sayang kita puasa dulu ya, kalau nanti Mama udah baikan baru kita boleh masuk lagi,' batin Reno sambil mengelus sih perkutut kebanggaan.

Setelahnya Reno meletakan ponsel dan ikut membaringkan tubuh menyamping juga, merasa ada pergerakan di sampingnya Laras mencoba mengintip sedikit dan mendapatkan punggung lebar sang suami tercinta.

"Peluk aja nggak!" bilang Laras menatap sedih punggung lebar itu sebelum kembali membalikan tubuhnya memunggungi Reno.

***

Kedua insan itu masih terlelap, di mana tangan kiri Reno memeluk pinggang sang istri sedangkan tangan kanan Reno sebagai bantalan wanita itu, posisi Laras sudah berbalik menghadap pada dirinya dan menyembunyikan wajah cantik itu di dada Reno, bahkan kaki Laras sudah masuk di sela-sela kaki sang suami. Pemandangan yang sangat romantis.

Houm!

Reno menguap, mencoba membalik badannya, masih dengan mata tertutup. Namun, pergerakannya terhenti saat merasa ada beban di sepanjang tangan kanannya.

Saat membuka mata Reno langsung disuguhi pemandangan paling indah di dunia yaitu wajah terlelap sang istri. Lama Reno mengamati wajah itu, sampai tanpa sadar wajahnya turun mendekati wajah Laras.

"Tidur kelihatan kalem, beda cerita kalau udah bangun singgah saja kalah serem sama kamu, Sayang," kata Reno fokus pada pemandangan indah yang sedang tersuguh kan.

Cup!

Tiba-tiba saja Reno mencuri kecup pada bibir Laras yang sedikit terbuka.

"Jangan pura-pura tidur, A'a tahu kamu dari tadi udah bangun," katanya lagi, dan hanya mendapat reaksi diam dari sang istri.

Senyum licik terbit begitu saja di sudut bibir Reno. "Benaran nggak mau bangun?" bilangnya dan masih mendapatkan jawaban yang sama.

Otak me'sum Reno seketika bekerja cepat di pagi hari ini. Secara tiba-tiba Reno menarik kuat tangannya yang berada di pinggang Laras, membuat tubuh sang istri menempel terlalu intim pada tubuhnya. Reno kita dengan begitu sang istri akan bangun dan marah-marah padanya, dan perkiraan Reno salah Laras masih memegang prinsipnya yaitu masih menutup mata.

"Jangan menantang ku ya, Yang! Kamu tahu sendiri akibatnya," bisik Reno tepat di telinga Laras.

Tidak ada jawaban, Reno menengelamkan wajahnya pada ceruk leher Laras, menghirup aroma permen yang keluar dari sana dengan sepuasnya. Pelan tapi pasti bibir Reno sudah bekerja dengan semestinya, terlihat dari Laras yang tampak tersiap dan remasan kuat pada kaos yang Reno pakai. Taktiknya berjalan sempurna.

Bung!

"Akkhh!" Laras

"Aduh!" Reno

Bersambung..

Suamiku Dosen KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang