Laras berjalan ke arah mereka, melihat Reno yang ditolong sang pelakor kemudian melangkah ke arah Papa sama Papa mertuanya, mereka sudah seperti membuat barisan.
"Udah Pa, jangan dipukul lagi!" tahan Laras pada sang Papa dan Papa mertuanya.
Tampak raut tak terima dari keduanya, bisa-bisanya Laras masih bisa tersenyum sekarang sedangkan suaminya sendiri menikah dengan wanita lain. Terbuat dari apa hati mu Ras, pikir dua pria paruh baya tersebut.
"Tapi, sialan ini udah bikin kamu sakit, Sayang!" Ini suara Papa mertuanya yang tampak geram dengan perangai sang anak.
"Papa nggak rela anak kesayangan Papa di mainin sama laki-laki nggak tahu malu ini!" Papa juga ikut menimpali sambil menunjuk-nunjuk Reno tak kalah geram ya, dengan Papa mertua Laras.
Sedangkan sang istri hanya bisa menangis di belakang sambil berpelukan, mereka tak berpikir akan terjadi begini. Perasaan semuanya baik-baik saja, kenapa sekarang malah jadi kacau saat wanita di samping Reno itu muncul.
"Udah, Pa! Jangan buat tangan kalian kotor hanya kerena laki-laki kayak Reno." Alih-alih memangil dengan panggilan sayang, sekarang Laras hanya menyebut nama Reno.
"Sini kamu!" Papa mertua Laras melangkah sambil, kemudian menyeret telingah anaknya memasuki rumah.
Di belakang Natalia mengikuti sambil memangil-mangil nama Reno, sedangkan Reno meringis untuk dilepaskan tapi tak dilepaskan oleh sang Papa. Setelah membawa masuk sang anak Papa Reno menghempaskan tubuh Reno sampai kembali jatuh.
Laras beserta yang lain juga ikut masuk, dan sekarang sudah bertambah Alvin yang datang entah sejak kapan. Laki-laki itu tampan disuruh duduk sendiri di sofa melihat sambil menyemili kripik singkong yang dia ambil dalam kulkas rumah Laras.
Natalia yang berusaha membantu Reno berdiri ikutan jatuh gara-gara dorongan dari dua wanita super yang sedari tadi menahan diri agar tak mencabik-cabik wanita tersebut.
"Papa tahu ini bukan kemauan kamu kan Reno? Kamu dipaksa kan? Dipaksa sama jalang ini kan?!" Anton, pria baru baya itu memegang pundak sang anak. Sambil menunjuk-nunjuk Natalia berjongkok bersamanya.
Sedangkan Laras membantu kedua Mamanya, lebih tepatnya menenangkan dengan menuntun duduk dekat Alvin. Dia juga ikut duduk menyaksikan anak dan Bapak itu sedang bertengkar.
"Cukup, Papa bikin dia ketakutan!" teriak Reno tak kalah kencang.
Dan ....
Plak!
Tamparan kuat mendarat di pipi kanan Reno, membuat Reno meringis. Hal itu membuat Laras yang melihat ikutan meringis tiba-tiba.
"Sudah pandai melawan kamu ya! Pasti diajarin sama jalang itu!" marah Anton sang Papa.
"Ini nggak ada hubungannya sama dia, Pa ... alasan Reno nikah lagi, kerena Reno capek! Capek harus pura-pura mencintai wanita yang tak Reno cintai, bukanya ini dulu kemauan kalian?" Napas Reno sudah mengebu-gebu.
Laras mendengar itu, terdiam seribu bahasa, matanya mulai tak bisa diajak kompromi. Namun, sekuat tenaga Laras tahan, dia tak ingin terlihat lemah dihadapan semuanya.
"Reno mohon, Pa, biarin Reno bahagia sama wanita yang Reno cintai," katanya memohon pada Anton.
Brung!
Papa Laras yang hanya menyaksikan sedari tadi tak tahan lagi, dengan gerakan cepat berjalan ke arah Reno dan memukul wajah laki-laki itu. Kemarahan Papa Laras tak bisa dibendung, laki-laki itu terus saja memukul Reno. Sedangkan Anton membiarkan saja Reno dipukul, ini memang kesalahan anaknya sendiri.
"Kalau itu yang kamu mau, maka ceraikan anak saya saat ini juga!" Akhirnya keluar juga kata-kata yang tak ingin dia keluarkan.
"Tidak, saya tak akan menceraikan Laras sampai kapan pun! Dulu mungkin saya tak mencintainya, tapi sekarang saya mencintainya, saya juga tak bisa melepas Natalia. Saya mencintai keduanya," tolak Reno mentah-mentah di depan wajah Papa mertuanya.
"Saya pastikan besok kamu sudah akan mendapatkan surat cerai dari saya!" bilang Papa Laras bersungguh-sungguh.
Tiba-tiba saja Reno tertawa dengan begitu kencang, bahkan tawanya membuat Natalia di sampingnya ikutan mengedik ngeri melihat Reno.
"Sampai matipun, saya tak akan menceraikannya!" bilang Reno lalu berdiri, melangkah ke arah Laras menyeret gadis itu untuk berdiri.
"Apa kamu mau bercerai denganku?" tanya Reno tepat dikedua mata Laras.
"Tidak!" Tanpa pikir panjang Laras menjawab pertanyaan Reno.
Hal tersebut membuat senyum kemenangan terbit di sudut bibirnya. Dia tahu Laras terlalu mencintai dirinya, dan mana mungkin wanita itu menyetujui perkataan sang Papanya.
"Papa dengar sendiri, kan?" tawa Reno sambil berjalan ke arah Papa mertuanya. "Laras terlalu mencintai saya, Pa, jadi tak mungkin dia mau bercerai," katanya melanjutkan ucapannya.
Papa Laras mengepalkan kuat tangannya, dia juga tak menyangka Laras akan berbicara begitu. Bahkan kedua wanita yang sedang duduk juga menatap tak percaya pada Laras, padahal sudah diselingkuhi kenapa Laras masih mau bertahan.
Bodoh!
"Say—"
"Benar aku tak akan menyetujui perceraian itu, tapi tak ada yang bisa melarang ku berbuat seiingi ku. Sama sepertimu A'a, kamu bisa beristri lagi, akupun juga bisa, jadi jangan larang-larang aku untuk memiliki suami selain kamu!" ucap Laras memotong ucapan sang Papa.
Reno bahkan membalikan tubuhnya, dia hanya ingin Laras jadi miliknya begitupun dengan Natalia. Dia tak ingin berbagi dengan yang lain. Maka dari itu dia tidak setuju dengan ucapan Laras.
"Tidak bisa, kamu tidak boleh menikah lagi!" cetusnya menatap Laras penuh intimidasi.
"Aku tak butuh izin darimu!" sangga Laras tidak takut dengan tatapan Reno.
"Tanpa izinku kau tak akan bisa menikah lagi, dan juga siapa yang akan menikahi mu?!" ucap Reno setengah mengejek.
Laras tersenyum, sambil menggeleng-gelengkan kepala, tidak habis pikir dengan laki-laki di hadapannya ini.
"Kita lihat saja nanti, kau tak perlu menguatirkan mengenai pasanganku!" katanya dengan nada dingin.
"Tenang Sayang, kamu cantik pasti banyak yang suka. Mama ada kenalan laki-laki baik, dan nggak suka selingkuh!" ucap sang Mama mertua sambil menyindir sang anak.
"Tenang, Dek, gue ada teman dokter tampan kayak cogan watpad! Barang kali lu mau kenalan sama dia," sahut Alvin yang juga ingin mempromosikan temanya
Membuat Reno pias sendiri, kenapa semuanya malah mendukung Laras. Apakah perbuatannya terlalu salah? Apakah dia gak berhak bahagia barang sedikitpun?!
Dengan tiba-tiba dia meninggal kerumunan itu, bahkan dia lupa kalau Natalia masih di bawah. Terlampau emosi dia lupa tidak membawa Natalia naik ke atas.
Dari bawah terdengar bantingan kuat dari atas membuat mereka semua saling padang, Natalia yang tak ingin jadi bahan amukan dengan segera menyusul Reno di atas.
"Ma, Pa, Kak ... Laras ke kamar ya," pamitnya menatap semuanya, lalu beranjak pergi dari sana.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dosen Killer
RomanceSinopsis Bagiamana dosen di kampusmu sendiri adalah suamimu? Dosen killer yang memegang mata pelajaran matematika itu adalah suamimu. Diusia yang menginjak angka 19 tahun seharusnya Laras harus menikmati masa mudanya. Namun, Lantas harus disibukkan...