[39] Ada Apa Dengan Reno?

818 16 0
                                    

Setelah aksi baikan keduanya, sekarang tampak tak ada lagi masalah. Mereka terlihat mesra berada berdua di atas ranjang, di mana posisi Laras menyender punggungnya pada sang suami.

Sedangkan Reno sendiri posisinya sekarang, tangan kirinya memeluk pinggang mungil sang istri sedangkan tangan kanannya mengusap-usap sayang kepala Laras.

"Udah napa A'a!" kesal Laras, pasalnya selepas dari pemakaman mantan Reno yang ternyata adalah seekor kucing laki-laki itu selalu saja menertawakan dirinya.

Salahkan seorang istri cemburu? Apa lagi ini mendengarkan cerita bawahsanya Reno sangat menyayangi sang mantan. Ini juga gara-gara sang Mama mertuanya yang tidak bilang kalau mantan Reno itu kucing.

Laras memasang wajah cemberut dibuat-buat, hal itu mampu membuat Reno sangat ingin mencubit pipi sang istrinya saat ini juga.

Reno masih berusaha menahan tawa agar tak keluar yang akan menambah kemarahan Laras. "Ya, kamu sih cemburu kok sama kucing," ejek Reno sambil menyentil hidung pesek sang istri gemes.

Bung!

Laras berbalik, kemudian memukul pelan dada sang suami. Bukanya merasa sakit laki-laki itu malah tertawa sambil menahan tangannya agar tak memukul lagi.

"Hahah ... Sayang, kamu lucu bangat. Jadi pengen bikin anak," katanya sembarangan.

Hal itu membuat mata Laras melotot seperti akan keluar dari tempatnya, memang otak sang suaminya tidak jauh-jauh dari selangkangan. Laras tendang baru tahu rasa tuh perkutut, tiap malam menyiksa Laras saja tuh perkutut Reno.

Tiba-tiba ide jahil muncul begitu saja, dengan gerakan cepat Laras menggelitik perut sang suami bukanya merasa geli Reno malah mendesah keenakan Laras gelitik.

"Ah ... sabaran dong Yang, kamu nggak kasih A'a aba-aba," ujarnya begitu mulus keluar dari bibir bersoda Reno.

"A'a otaknya kenapa selalu mikirin gituan sih?!" keluhnya yang hanya mendapatkan cenggiran polos dari sang suami.

Reno menggaruk kepala yang tak gatal, dia pun suka tidak tahu kenapa kalau bersama Laras Reno selalu ingin itu, bahkan saat istrinya diam saja sudah mampu membuat perkutut Reno bangun apa lagi jika Laras menggodanya.

"Mau gimana lagi, Yang, wong kalau lihat kamu bawaannya pengen terus," alasannya jujur, siapa juga yang tak tergoda pada istri cantiknya ini, dan beruntung lah Reno kerena yang dicintai oleh wanita ini adalah dia.

Brung!

Tiba-tiba Reno mendorong Laras agar berbaring, dengan kecepatan petir dan tidak memberi kesempatan sang istri untuk meloloskan diri Reno sudah menempatkan dirinya di atas Laras, tubuh kecil itu sudah masuk dalam kukunggannya.

"Awas A'a! Laras nggak bisa napas," bilangnya, kerena dada Reno menghimpit tubuhnya.

Bukanya menyingkirkan tubuh dari atas Laras Reno malah semakin menempelkan tubuhnya, dengan senyum mesum Reno siap untuk memulai aksi ronda malamnya.

"Nikmatin aja, Yang, nyenangin suami itu dapat pahala lo," alibinya agar Laras mau melakukan ronda malam bersamanya.

Dan, Laras yang sudah mendengarkan itu hanya bisa menurut. Mau melawan? Siap-siap saja Reno akan ceramah panjang lebar ... uh! Laras tidak ingin mendengarkan.

Dan, benar saja Reno langsung menyerangnya. Menghisap leher, bukan menghisap ini sih lebih tepatnya mengigit lehernya, Reno sudah seperti vampir yang kehausan darah sekarang.

"A'a! Jangan gigit, nanti membekas," peringat Laras disela aksi kenikmatan yang Reno rasakan.

"Nggak papa Yang, itu tandanya kamu udah ada yang punya dan cowok diluaran sana nggak berniat buat dekatin kamu," bilang Reno yang berbicara di leher Laras.

"Iya kalau mereka mikirnya begitu, bagaimana kalau ternyata mereka mikirnya Laras lonte!" kata Laras supaya sang suami mau mendengarkan perkataannya tidak meninggalkan jejak di tubuhnya.

"Ya, nggak papa, asal jadi lonte khusus buat A'a aja," balas Reno yang sekarang sudah mulai membuka buah baju sang istri.

Dasar suami gendeng!

***

Setelah menyiapkan makanan Laras menunggu Reno untuk turun, dan benar tidak menunggu waktu lama sang suami turun dengan pakaian lengkap yaitu pakaian kantornya.

Reno ikut duduk di samping Laras, sambil membenarkan dasinya yang agak berantakan.

"Gimana tadi malam, Yang? Nikmat nggak?" tanya tiba-tiba.

"Uhukk ... uhukk ... uhukkk!"

Laras yang sedang memakan makanannya tersedak atas pertanyaan Reno, matanya menatap sang suami sebagai peringatan dan kode itu Reno paham dia tidak membahas hal semalam lagi dari pada singgah itu semakin marah.

Laras menyendokan nasi pada piring Reno, disusul dengan lauk pauk dan sayurannya. Setelah semuanya Laras sendokan Reno siap mulai menyantap makanannya.

"Terima kasih, cintaku!" bilangnya sebelum menyantap makanannya.

15 menit kemudian!

Setelah keduanya selesai makan, Laras mengantar sang suami ke depan. Sambil membawahkan tas kerja sang suami.

Cup!

"A'a pergi dulu, ya, di rumah jangan nakal-nakal. Ingat kamu udah bersuami!" peringat Reno setelah selesai mencium kening sang istri.

Laras hanya mengangguk saja, setelahnya mobil Reno mulai meninggalkan halaman rumah. Setelah mobil Reno tak terlihat lagi Laras memasuki rumah.

Kerena sekarang hari libur Laras jadi binggung akan melakukan apa, dengan tanpa arah Laras pergi ke belakang. Saat melihat kebun-kebunnya Laras jadi tahu akan melakukan apa, tampaknya berladang di pagi hari bukan hal yang buruk.

Laras memisahkan beberapa anak cabe untuk dia tanam, tidak lupa juga dia masuk kerumah mengambil alat-alat yang akan dia gunakan.

Laras memulai dengan mengalih tanah membentuk beberapa lobang, kemudian disusul dengan penempatan anak cabe ya, setelah beberapa lobang terisi anak cabe Laras menimbun sampai setengah batang cabe.

10 menit akhirnya semua sudah tertanam. Laras mengambil pupuk, memupuk satu persatu, setelah itu disusul dengan pemberian air pada pangkal cabe. Tidak membutuhkan waktu bertahun-tahun akhirnya Laras selesai menanam cabe.

"Selesai juga nih cabe gue tanam," katanya lalu menyimpul semua alat-alat yang tadi dia keluarkan, membasuh kotor kemudian meletakkan kembali pada tempatnya.

Setelah itu Laras duduk di ruang tamu dengan tangan yang membawa jus jeruk, dan cemilan. Menghidupkan televisi untuk menyaksikan film favoritnya, yaitu anime. Maklum Laras ini wibu ya, teman-teman!

Asik dengan acara menontonnya, ponsel yang ada di atas meja kecil di depannya berdering. Dengan malas-malasan Laras mengangkat telpon.

[Hallo!] sapa Laras yang masih sibuk memasuki cemilan ke dalam mulut.

[Maaf Bu, apa ini dengan keluarga Reno Bagaskara?] tanya seseorang di sebrang sana.

[Ya, ada perlu apa ya? Jika mencari Reno, maaf Reno ya sedang tidak ada di rumah,] balas Laras sinis, pasalnya perempuan di sebrang sana tampaknya ingin menggoda sang suami.

[Maaf, Bu! Saya ingin memberitahukan bawah Pak Reno sekarang berada di rumah saki Mc. *** .... ]

[Apa? Suami saya kenapa?! Baik, saya akan segera ke sana!]

Belum selesai orang tersebut berbicara Laras sudah memotong ucapannya dengan teriakan kuat, setelah telepon itu dia matikan sepihak Laras berlari keluar rumah.

Bersambung...

Suamiku Dosen KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang