[29] Ketahuan Mama

1K 22 0
                                    

Hari ini berjalan dengan lancar, hati yang mendung kemarin kembali berseri-seri, Laras membilas tubuhnya sambil bersenandung kecil di dalam kamar mandi.

Selesai dengan mandinya, Laras keluar hanya memakai handuk yang melilit tubuh. Melihat ke arah ranjang lalu Laras berdecak saat masih mendapati suaminya masih bergelut mesra dengan guling.

Laras melangkah mendekati suaminya, tangan kanannya masih setia mengikat rambut yang basah ke belakang. Terlihat seksi kalau Reno melihat, pasti suaminya itu langsung terbelalak melihat penampilan Laras sekarang.

"A'a, bangun!" ujar Laras setengah mengguncang tubuh Reno.

Tidak ada reaksi sedikitpun dari suaminya, membuat Laras menaikkan tubuhnya ke atas ranjang sedikit.

Menarik napas sebelum mengeluarkan suaranya lagi, butuh esra sabar untuk membangunkan Reno yang kebo.

"A'a bangun! Udah pagi, A'a!" ujar Laras lagi semakin mengguncang tubuh Reno.

"Hum." Reno hanya berdehem, lalu membalikkan tubuhnya ke samping kirinya.

Laras kembali membangunkan Reno, suaminya ini tidur atau mati sih! Susah benar dibangunkan, padahal seorang dosen seharusnya lebih disiplin. Ini malah terbalik, Laras yang lebih disiplin dibandingkan suaminya.

Kalau sedang di kampus jangan harap hal beginian terjadi, tertidur pas jamnya sudah dipastikan tidak akan mendapatkan nilai baik.
Memang Reno seperti memiliki kepribadian ganda, ketika di kampus sebagai dosen killer. Tapi, kalau di rumah kucing yang takut air, Laras lah yang paling berkuasa.

"Is, A'a! Bangun, lihat udah siang bangat lo!" inggat Laras melihat jam yang terpajang indah di dinding kamar mereka.

"Hum ... apa sih, Yang?! Ganggu tahu, A'a masih kantuk!" ujar Reno terusik, tubuhnya bagai terkena bencana gempa setaran sedang.

Bergoyang-goyang ke sana ke mari.

"Ayok lah A'a! Bangun!" Laras sudah putus asa untuk membangunkan suaminya itu.

"Lima menit lagi! Please, Yang!" mohon Reno semakin membenamkan kepalanya pada bantal.

Kalau begini kesabaran Laras benar-benar habis meladeni sang suami. Laras memijit pelipisnya pusing seketika.

Ting!

Ide cemerlang seketika muncul, Laras naik ke atas tubuh Reno yang miring. Membalikan tubuh itu paksa, meski begitu Reno belum juga mau membuka matanya.

Memang suaminya ini bikin kesal, siapa yang tidak kesal kalau harus membangunkan si kebo yang sulit dibangunkan.

Reno merasa terganggu dengan tindakan Laras, namun Laras tetap melancarkan aksinya. Salah sendiri susah bangat dibangunkan, jadilah Laras harus memakai cara ini.

Tanpa aba-aba Laras menyelinap masuk ke dalam selimut, tubuh Reno yang hanya tidak memakai apapun di atas, sedangkan di bawah hanya mengenakan celana pendek.

"Uhu, Yang! Apa yang kamu lakukan?" Reno masih saja belum mau membuka matanya.
Mungkin saja mata Reno serasa dilem, makanya susah untuk dibuka. Memang kalau sudah bergelut dengan guling seseorang akan sulit untuk disadarkan.

"Menurut A'a?!" Laras malah balik bertanya, secara perlahan bibir seksi miliknya mulai turun ke dada bidang sang suami.

Kecupan-kecupan Laras berikan di sana, dari dada sampai ke leher suaminya. Saat bibirnya mengenai leher Reno, Reno terkesiap menikmati dalam tidur.

'Ahh! Kalau di servis begini se–setiap ahh ... hari pasti lah aku senang!' batin Reno senang atas perlakuan nakal sang istri.

Akan tetapi matanya belum juga mau terbuka, membiarkan Laras menarik senyumnya, dan menari diri sedikit dengan tubuhnya. Reno cukup menikmati servis dari sang istri.

Cklek!

"Kalau mau enak-enak itu, boh ya tutup pintu dulu!" ujar seseorang yang masuk tampah permisi.

Laras secepat mungkin turun dari tubuh Reno, berdiri tegap menatap mamanya Dewi bersama Mama mertuanya.

Dirinya berdiri seperti orang bodoh yang tertangkap berbuat mesum pada sang suaminya sendiri. Dan, hal tersebut benar adanya, bukannya tadi Laras yang menggoda Reno?!

Bahkan setelah menaiki tubuh Reno suaminya itu belum juga mau membuka matanya, Laras malu besar atas perbuatannya sendiri.

Bukan hanya dirinya, Reno juga membuat Laras malu. Seandainya suaminya mau bangun dirinya tidak akan melakukan hal itu pada Reno, kutuk lah Laras yang terlalu polis ini ya, Tuhan.

"Oh, para Mama! Ngapain pagi-pagi di sini?!" tanya Reno tapa malu, duduk dengan tangan yang menguap lebar.

Tahan Laras tahan, agar tidak menjambak rambut Reno saat ini juga! Suaminya ini memang urat malunya sudah hilang?! Laras saja malu tidak ketulungan, dan dengan seenaknya Reno hanya bersikap santai. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"A'a!" ujar Laras kesal, tangannya mencubit pinggang sang suami.

"Awk! Sakit, Yang!" kesal Reno, sambil mengelus pinggangnya dramatis.

'Ck, dasar suami sialan!' Laras benar-benar ingin menjambak rambut Reno saat ini juga.

"Mama tunggu kalian di bawah! Segera siap-siap?!" ucap Mama Reno bagaikan perintah.

Lalu kedua wanita itu keluar saling beriringan, membuat Laras dan Reno menatap mereka hampa.

Laras dan Reno saling menatap bergantian, lalu mereka tertawa bersama-sama.
Bahkan mungkin tawa mereka mengelegar, tidak ada yang lucu sedikitpun di sana tapi kenapa mereka tertawa? Memang pasangan gila.

"Mau mandi barang nggak, Yang?" tanya Reno dengan kerlingan me'sum.

Laras melihat suaminya, kalau sudah begini Reno yang pecicilan akan hilang berganti dengan Reno yang me'sum. Hahaha ...
Laras mendekatkan wajahnya pada telinga Reno, tampaknya ingin membisikan sesuatu pada suaminya itu. Reno ikut juga mendekatkan tubuhnya pada Laras.

'Ambil napas, buang. Ambil napas, buang!' batin Laras menarik napas panjang dan mengeluarkan segera, siap-siap untuk berucap.

Semakin mendekat mulutnya di telinga Reno, lalu. "Mandi saja sana sama GULING!" teriak Laras kencang membuat Reno langsung mundur beberapa langkah.

Reno mengusap-gusap telinga yang diteriaki Laras, rasanya suara Laras masuk dalam gendang telinga Reno. Apakah dulu istrinya ini makan toa?!

Bersambung..

Suamiku Dosen KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang