Suara tawa di dalam sana membuat keduanya penasaran, Alvin dan Laras tampak saling pandang. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun sudah bisa menjelaskan isi pikiran masing-masing lewat tatapan mata tersebut.
"Lihat yuk!" ajak Alvin yang langsung diaguki oleh Laras.
Keduanya masuk dengan langkah yang sama, saat pintu dibuka Alvin tampan Reno dan seorang wanita yang tidak mereka kenali sedang asik bercanda gurau, Laras dan Alvin mendekat. Tidak disadari oleh Reno.
Tawa pecah Reno membuat Laras merasa cemburu, walaupun sering tertawa dengannya tapi kenapa tawa yang sekarang Reno keluarkan tiba-tiba saja membuat hatinya sakit, apalagi dengan seorang wanita yang cukup cantik.
Cup!
"A'a!" Laras kaget ketika Reno mengecup pelan bibir wanita di depannya.
Posisi Reno dan wanita itu saling hadap di atas sofa, kedua manusia sompak berbalik untuk melihat siapa yang berbicara. Ketika netra biru milik Laras bertemu dengan Reno seakan menyampaikan rasa rindunya pada sang suami.
Detik kemudian Reno memutuskan tatapan mereka, berdiri dari duduknya yang diikuti oleh wanita yang berada di sampingnya juga. Aksi bisu begitu saja hadir, semuanya diam dengan pikiran masing-masing.
Brung!
Laras berlari memutar kemudian menubruk tubuh besar Reno, memeluk tubuh yang selama seminggu lebih ini tak dia lihat. Menghirup aroma kayu jati bercampur mawar yang menguar dari tubuh Reno.
Wanita yang berada di samping tubuh Reno menatap tak suka, dengan berani melepas pelukan itu. Namun, kerena pelukan Laras yang terlampau kuat membuat wanita itu gagal melepaskan pelukan Laras.
"Lepas!" kata Reno berusaha melepas tangan yang melingkar pinggangnya.
Tetap saja, Laras sudah melekat bagaikan perangko. Membuat Reno merasa risi sekaligus kesal, dengan kuat dan kasar tangan besar Reno melepaskan tangan Laras, hal itu hampir saja membuat Laras terhuyung kebelakang dan untung saja langsung ditangkap Alvin.
"Lu apa-apa sih, Ren!" maki Alvin membatu Laras untuk tegap berdiri.
Reno tak menjawab, dirinya hanya memandang tak suka Laras dan Alvin. Dengan sekali tarik, wanita yang ada di sampingnya masuk ke dalam pelukan Reno. Membuat wanita itu sedikit kaget.
"Siapa dia, A'a?" tanya Laras akhirnya, kerena penasaran siapa sebenarnya wanita yang tampaknya sangat disayangi oleh suaminya.
Tentu saja Laras cemburu, istri mana yang tidak akan cemburu melihat suaminya sendiri memeluk dan mencium wanita lain di depan mata kepalanya sendiri.
Namun, Laras tidak ingin berburuk sangka, seperti yang dulu-dulu. Dia akan menanyakan secara baik-baik pada sang suami, barang kali hanya kerabat jauh. Dan, mungkin juga kemarin Reno hilang itu berada di rumah wanita tersebut. Anehnya kenapa Reno tak memberi tahunya kalau benar begitu.
Bukanya menjawab Reno mengambil map yang ada di atas meja, lalu memberikannya pada Laras yang langsung Laras ambil tanpa pikir panjang. Membuka map itu sedikit tergesa-gesa.
Deng!
Matanya melotot saat melihat foto Reno berserta wanita itu berada di dalam map, Laras membaca judul besar dari map tersebut.
Surat pernikahan!
"Ini maksudnya apa, A'a?" Dengan sedikit gemetaran Laras menatap Reno, yang ditatap hanya menampilkan wajah biasa-biasa saja.
"Saya sudah menikah dengan dia seminggu yang lalu, jadi sekarang dia madu mu ... saya harap kamu bisa bersikap baik dengannya," kata Reno dengan begitu gampang.
Brak!
Map yang Laras pegang jatuh begitu saja, bahkan orangnya pun ikut jatuh dan untung ada Alvin lagi yang menangkap tubuh Laras. Mendengar itu tiba-tiba saja Alvin merasa marah, Laras yang sudah dianggap adik olehnya disakitin di depan matanya sendiri.
"Jangan bercanda, Ren! Gue tahu lu orangnya suka bercanda, tapi kali ini bercanda lu benar-benar sudah melampaui batas!" peringat Alvin sambil menyangga tubuh Laras.
"Saya tak bercanda, kamu bisa lihat sendiri di map itu sudah ada buktinya," bilang Reno yang masih merangkul wanita tersebut.
"Ayuk ke kamar kita, aku akan menunjukan kamar kita!" ajak Reno yang langsung dianguki oleh sang wanita tersebut.
Tanpa memikirkan Laras, Reno berjalan dengan santai menaiki tangan bersama istri barunya. Meningalkan Alvin dan Laras yang pingsan. Bahkan Alvin sudah berteriak-teriak memangil nama Reno, namun laki-laki itu terus saja melangkah.
"Kau pasti akan menyesal, Ren!" teriak Alvin sebelum beranjak membawa Laras, rasanya tidak mungkin meningalkan Laras di rumah yang ada komanya. Alvin pun juga tidak tega.
Di dalam mobil Alvin, Laras terbangun dari pingsannya. Kepalanya masih terasa berat, Alvin yang melihat itu segera mengambil air mineral yang untungnya selalu ada di dalam mobilnya.
Alvin memberi botol mineral itu pada Laras, yang langsung diterima oleh wanita itu. Laras meneguk air di dalamnya sampai setengah, setelah selesai meletakan di tengah mereka.
"Kak, tadi Laras mimpi kalau A'a Reno punya istri lagi," bilangnya setelah merasa baikan.
Deng!
Alvin membisu, matanya menatap sana sini. Dia tidak tahu harus menjelaskan bagaimana pada Laras, sebaiknya dia tak cerita dulu sampai Laras benar-benar dalam keadaan baik.
"Makanya jangan kelamaan tidur, tuh kan mimpi," cibir Alvin yang hanya dicemberuti oleh Laras.
"Iya deh, nanti-nanti Laras nggak tidur lama."
Laras membalikan tubuh menghadap luar kaca dengan tubuh menyampiang. Tidak, dia tidak mimpi! Laras bahkan masih bisa mengigat dengan jelas apa yang tadi terjadi hanya saja dia tutupi dengan kebohongan.
Laras akan menanyakan nanti pada sang suami, Laras tidak percaya begitu saja. Bisa aja itu bukti palsu hanya untuk mengerjai dirinya, tapi untuk sekarang Laras butuh waktu untuk menenangkan pikiran dan hatinya sampai dia siap kembali bertemu Reno.
"Kakak mau bawah aku ke mana?" tanya Laras, yang masih menatap luar jendela.
"Kamu maunya ke mana? Jangan pulang ke rumahmu dulu, di sana kamu sendirian kan? Kakak takut nanti sesuatu yang buruk terjadi padamu ... kamu mau Kakak antar pulang kerumah orang tuamu?" tanya Alvin sambil masih menyetir.
Laras mengeleng, dia tidak ingin pulang. Dia takut Mama sama Papanya tahu permasalahan Laras sekarang, Laras tidak akan cerita sampai dia benar-benar sudah siap untuk cerita.
"Jangan ke sana, Kak ...," larang Laras pada Avin.
"Ya sudah, kamu sementara di rumah Kakak aja, di sana ada istri Kak yang akan nemenin kamu." Laras hanya mengangguk saja.
Ya, memang mau ke mana lagi? Selain mengikuti perkataan Alvin. Mungkin di sana nanti bisa membuatnya kembali ceria seperti dulu, walaupun dia tidak yakin.
2 jam perjalanan akhirnya sampai juga di depan rumah Alvin, Alvin dan Laras keluar dari mobil. Mereka masuk berbarengan, sesampai di dalam mereka langsung disambut oleh istri Alvin yang tampak senang melihat Laras.
Bersambung..

KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dosen Killer
RomanceSinopsis Bagiamana dosen di kampusmu sendiri adalah suamimu? Dosen killer yang memegang mata pelajaran matematika itu adalah suamimu. Diusia yang menginjak angka 19 tahun seharusnya Laras harus menikmati masa mudanya. Namun, Lantas harus disibukkan...