Flashback Off
Azka yang mendengar ucapan dari Larasati tiba-tiba mundur dengan teratur, dia benar-benar terlihat seperti orang bodoh, apalagi Alvin yang sudah tertawa kencang tak menghiraukan teguran darinya.
Sedangkan Natalia masih mendekati Azka, meski laki-laki itu terus menghindar. Natalia, nama aslinya Nathaniel laki-laki yang menyimpang gara-gara ditinggal nikah oleh kekasihnya, apalagi mengetahui kalau yang merebut sang kekasih adalah Abang kandungannya sendiri membuat hidup Nathaniel benar dalam keterpurukan.
Sampai akhirnya Nathaniel memilih jalan ini, padahal dia dulu merupakan laki-laki yang cukup tampan. Namun, kerena cinta dia jadi begini, banyak yang mengejarnya akan tetapi pilihannya malah jatuh pada wanita iblis berwajah malaikat.
Kini dia masih dendam, dan akan selalu dendam pada wanita sekaligus Abangnya itu. Nathaniel Xaeder Caesar pindah ke sini sebulan yang lalu, bukan saja dikagumi sebagai laki-laki, Nathaniel juga dikagumi sebagai wanita jadi-jadian. Memang wajahnya bukan saja tampan, namun ada campur-campur cantiknya juga.
Nathaniel sebenarnya menolak tawaran dari Laras, akan tetapi wanita itu terus membujuk dan menganggu dirinya tanpa lelah membuat Nathanliel tak ada pilihan lain selain menerima saja. Bukan uang yang dia inginkan, dia juga tak ingin mengenal wanita lagi ... kerena kasihan akhirnya Nathanliel menyetujui tawaran Laras.
"Kenapa Mas, kok mundur?" tanya Nathaniel.
"Maaf ya, saya masih suka lobang," jawab Azka mundur takut-takut.
Nathaniel malah mengaum genit ke Azka, yang mampu membuat bulu kuduk laki-laki itu meremang. Sumpah mimpi apa dia semalam harus bertemu be•cong begini, niat ingin mengapeli Laras malah dapat wanita jadi-jadian.
"Saya juga punya lobang kok, Mas ... tapi lobang berak." Perkataan Nathaniel membuat semuanya tertawa kencang.
Yang lain tertawa, sedangkan Azka terlihat tertekan. Dia malah meminta tolong agar dijauhkan dari wanita jadi-jadian itu, malah reaksi Alvin terlihat gak pedulu dengan penderitaannya.
"Awk ... Yang, yang benar dong obatin-nya," protes Laras yang mengenai kapas ke luka Reno dengan kuat membuat dirinya meringis.
Laras yang terlalu fokus melihat Azka dan Natalia jadi lupa sedang mengobati luka Reno, Laras hanya menyegir kuda saja. Sampai tiba-tiba Papa Reno Anton datang duduk dekat dengan mereka.
Anton melihat wajah sang anak, "Lebay bangat sih kamu Reno jadi cowok, dulu Papa digebukin sama Mama nggak sakit tuh," bilang sang Papa dengan sombongnya.
"Kalau Reno yang gebukin gimana, Pa?" balas Reno tanpa pikir.
"Kamu yang Papa gebukin balik," balas sang Papa tak mau kalah.
Laras hanya tertawa melihat perdebatan Ayah dan anak itu, memang Reno ini bisa dibilang orang yang tak mau kalahan, sama Papanya saja Reno tetap ingin menang. Untung saja kalau sama Laras jinak.
"Haduh Pa, jangan tambah beban hidup Reno deh! Tanpa Papa kasih beban, Reno pun udah punya beban yang berat," bilang Reno sambil menatap Laras di depannya.
Dan, detik itu juga Laras menekan luka Reno kuat. Bisa-bisa suaminya ini bilang kalau dia beban, malah Reno lah yang jadi beban bagi Laras, ya beban tiap malam.
4 jam sudah terlewatkan, semuanya sudah pada pulang. Sekarang tinggal Laras dan Reno, Laras melihat tumpukan piring dan berbagai bungkus snek yang berserakan di rumahnya, dengan napas berat Laras mulai mengangkut satu-satu piring kotor ke dapur. Dibantu oleh Reno yang membawa alat-alat yang berat.
Mereka bergotong royong membersihkan ruang tengah, agak setengah jam akhirnya semua kembali kinclong. Laras merebahkan tubuhnya pada sofa, diikuti juga oleh Reno yang menidurkan tubuh berbantalan paha mulus Laras.
"Haduh! Capek bangat A'a, kayak kita lagi ngadain jamuan besar-besaran," keluh Laras memegang pinggang.
Tiba-tiba saja Reno bangun dari tidurnya, lalu menyamping menghadap Laras. Laras menaikkan satu alisnya pertanda bertanya.
"Mana ponselmu?" tanya Reno sambil mengeledah saku sang istri.
"Mau apaan sih A'a?!" tanya Laras balik, tingkah Reno sungguh mencurigakan.
Dan setelah menemukan ponsel Laras, Reno membuka aplikasi WhatsApp. Lalu mencari nomor seseorang dari daftar WhatsApp sang istri, setelah menemukannya Reno langsung menekan blog.
"Kenapa diblokir sih?!" protes Laras saat mendapati Reno membelok nomor Azka di kontak WhatsApp-nya.
"Kenapa? Suka digodain sama laki-laki lain?!" tanya Reno dengan nada yang tak bersahabat.
"Ya, nggak gitu, kan cuma berteman aja A'a!" Laras tak mau kalah, nada suaranya juga tak terdengar mengenakan.
"Cukup aku aja temanmu, yang lain jangan!" Larang Reno.
Namun, Laras yang tak terima mencoba mengambil ponsel dari dari tangan Reno. Tentu saja Reno tak akan memberikan, bisa-bisa Laras membuka blokir Azka. Reno benar-benar kesal dengan laki-laki, kenapa juga Alvin harus mengirimnya
memang sahabat yang tak berguna.Dari kemarin Renon menahan-nahan agar tak memaki-maki laki-laki itu, dan sekarang tidak lagi. Reno tak sudih melihat laki-laki itu berdekatan dengan Laras.
"Ish! A'a balikin," pekik Laras megapai-gapai tangan Reno.
"Sekali nggak, ya, nggak!"
Plak!
Tanpa sadar tangan Laras malah menampar wajah Reno, membuat mata laki-laki refleks langsung terpejam. Laras jadi takut sendiri, akan tetapi sekarang ponsel tersebut sudah berpindah tangan padanya.
"Maaf, A'a! Laras gak sengaja," cicitnya sambil memegang tangan Reno yang berada di depan.
Tanpa kata-kata Reno langsung meninggalkan Laras, berjalan menuju kamar. Bukanya mengejar Laras malah melihat saja Reno sampai laki-laki itu hilang di tangah paling atas. Laras melihat tangan kanannya.
"A'a?" panggil Laras yang diabaikan oleh Reno
Padahal Reno selalu mengikuti kemauannya. Kerena keinginannya untuk mengerjai sang Papa Reno terpaksa libur mengajar, bahkan saat Laras menyuruh Reno membuat buku nikah palsu itu Reno mau-mau saja menuruti keinginan bodohnya, sampai-sampai dia harus menerima ciuman dari Natalia. Itu semua demi dirinya semata.
Laras memang istri yang tak tahu terima kasih, melakukan perintah kecil begitu saja dia menolak. Perlahan air mata mulai turun dari pelupuk matanya.
"Aku keterlaluan ya?" menoloknya pada diri sendiri.
Dengan langkah pelan, dirinya berjalan ke arah kamar atas, kamar biasanya yang mereka tempati. Sebenarnya Natalia tak menempati kamar tersebut, laki-laki setengah wanita itu akan pergi setelah menyelesaikan perannya, pergi diam-diam. Dia takut ketahuan tetangga Laras.
Tok! Tok!
Tak ada jawaban, Laras mencoba membuka pintu, dan ternyata tak dikunci. Tampak Reno yang sedang tidur dengan posisi menyamping.
"A'a, Maaf," cicit Laras sambil menguncang-guncang tubuh sang suami, tapi tak ada jawaban.
"A'a kecewa sama Laras? Laras nggak bakal buka blokir Azka kok," ucapnya, tetap tak ada jawaban dari Reno.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dosen Killer
RomanceSinopsis Bagiamana dosen di kampusmu sendiri adalah suamimu? Dosen killer yang memegang mata pelajaran matematika itu adalah suamimu. Diusia yang menginjak angka 19 tahun seharusnya Laras harus menikmati masa mudanya. Namun, Lantas harus disibukkan...