[42] Reno Hilang?

648 15 0
                                    

Sesuai janji Alvin membawa Laras berkeliling dengan mobilnya, entah ke mana tujuan mobil ini akan melabuh Laras tidak tahu.

Terlihat Alvin yang sedang memutar otak untuk mengelabuhi Laras, mobil tersebut terus melaju tidak tentu arah. Bahkan Laras sudah memicing menatapnya sekarang.

"Sebentar lagi kita sampai ya, yang sabar ya cantik," katanya berusaha membuat Laras tidak bosan.

"Ini udah yang ke 50 kali Kak bilang kalimat yang sama, tapi tetap saja nih mobil nggak berhenti-henti!" katanya dengan nada jengah.

Alvin hanya tersenyum masam. "Yakin sama Kakak kita pasti sampai kok," bilang Alvin menyakinkan Laras.

Laras memutar mata malas, dirinya malah mengeluarkan ponsel dari dalam saku bajunya, kemudian mencari kontak Rani di sana.

Sedangkan Alvin sudah memaki-maki Reno dalam hati, ini sudah hampir tiga jam mereka mengitari jalan. Bukan, bukan minyak mobil yang Alvin cemaskan, melainkan wanita di sampingnya ini. Alvin takut penyakit gila wanita ini kumat dan dia lah yang jadi samsak ya.

Alvin harus menguatkan hati, punya sahabat seperti Reno benar-benar menguji kesabarannya.

"Tadi di kampus gimana? Seru nggak?" tanya Alvin basa basi, Laras mengangkat padangan dari ponselnya.

"Ya begini-begini aja, nggak ada yang istimewa," ucapnya santai.

Laras menatap curiga Alvin, "Makanya cari pacar Kak, biar ada yang diurus," katanya begitu mudah.

"Ck ... Kakak kan udah punya istri!" balas Alvin tidak habis pikir.

Setelah pembicaraan singkat antara keduanya tidak ada lagi yang ingin membuka atau yang ingin bertanya.

Sudah hampir tiga jam lebih mobil ini masih saja belum menemukan tempat melabuhnya. Sampai akhirnya Laras teringat sesuatu.

"Janji Kakak mana buat beliin Laras es krim!" tagih Laras sambil memiringkan tubuhnya.

'Ingat aja nih anak,' batin Alvin hanya bisa mengikuti kemauan Laras.

Akhirnya mobil yang Alvin kendarai berputar arah, beberapa menit sampailah mereka di pinggir jalan tempat di mana mereka akan membeli es krim tersebut.

"Mau rasa apa?" Alvin mengalihkan tatapannya setelah merapikan pakaiannya yang kusut.

"Rasa yang pernah ada aja, ada nggak Kak?" tanya Laras sembarangan.

"Ada, coba minta sama Reno," suruh Alvin.

"Ish, itu mah jelas ada," ucapannya setelah itu meninggalkan Alvin di belakang.

Laras memesan 2 buah satu untuknya dan satu untuk Alvin. Kerena ada bangku terdekat, mereka merebahkan pantat di sana.

"Nih!"

"Thanks," bilang Alvin.

Alvin yang melihat Laras yang sibuk menjilati es krim miliknya hanya acuh, tangan Alvin merogoh ponsel dalam saku. Kemudian mengirimkan beberapa bait pesan untuk Reno.

"Sebentar lagi gue sama Laras bakal ke sana, gue harap semua persiapan lu udah selesai," kirimnya, setelah itu memasuki ponsel ke dalam sakunya lagi.

"Yuk!" ajak Alvin menyeret tangan Laras.

"Ke mana? Es krim punya Laras belum habis," bilangnya engan mengikuti.

Alvin tetap saja menarik Laras. "Nanti kamu bakal tahu kok, sekarang ikut Kakak aja dulu!" katanya tidak menerima penolakan.

Mereka kembali memasuki mobil, mobil melaju sesuai arah yang akan mereka tujuh.

Butuh waktu 30 menit akhirnya sampai juga. Alvin membawa Laras ke belakang rumah sakit yang ada tamanya.

"Kita tunggu sebentar ya." Alvin menduduki Laras di kursi panjang yang ada di sana.

10 menit

15 menit

25 menit

1 jam, belum juga Reno datang, Alvin jadi cemas sendiri melihat Laras yang sudah tampak bosan es krim yang tadi dimakannya sudah habis tidak tersisa.

"Tunggu bentar ya, Dek! Kak mau nelpon istri Kakak dulu, takut dia lama nungguin Kak," izin Alvin yang langsung diangguki oleh Laras.

Alvin menjauh sedikit dari Laras untuk menelpon Reno.

Panggilan pertama, tidak ada jawaban, panggilan kedua juga sama. Sampai tiba-tiba ponsel Reno tak bisa dihubungi.

"Di mana sih lo, Ren! Jangan bikin orang panik ajak, sialan!" makinya sudah mulai merasa tidak enak.

Alvin terus mencoba untuk menelpon Reno tetap saja sama, ponsel Reno sudah tidak bisa dihubungi. Kerena tak diangkat-angkat Alvin kembali lagi ke tempat Laras.

'Awas aja nanti, bakal gue ngibeng lu!' rekatnya dalam hati.

Alvin kembali menduduki dirinya dekat Laras, menunggu beberapa menit lagi kalau benar Reno tak datang juga dia akan menyampari ke kamar di mana Reno berada, jangan sampai sialan itu ke tiduran.

Dan, benar saja Reno tak kunjung datang.

"Kak, Laras capek! Kita gapain sih sebenarnya ...?" tanya binggung.

"Udah, kamu ikut Kakak aja!" Bukanya menjawab Alvin malah menarik Laras ke arah di mana kamar Reno.

Brak!

Dengan emosi Alvin membuka pintu tersebut, dan ...

Reno tidak ada di sana, keduanya tampak kebingungan. Bahkan Laras sudah mendekati ranjang kemarin Reno tempati.

"A'a Reno ke mana, Kak?"

Bersambung..

Suamiku Dosen KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang