[60] Memasak Untuk, Laras

622 12 0
                                    

Reno berjalan mendekat, setelah tahu siapa yang bersama Laras, Reno tampak biasa-biasa saja. Bahkan saat laki-laki itu terus melangkah, tidak ada kemarahan berada di raut wajah sang suami waktu melangkah.

Laras tahu itu Reno, dia hanya pura-pura tak melihat saja, Laras pikir Reno akan marah padanya dan akan menyeret atau adu tinju dengan Azka, namun pikirannya salah. Reno terus saja melangkah tanpa ingin menghiraukan mereka.

"A'a! Udah pulang?" sapa Laras berbasa-basi pada sang suami.

Reno berbalik pada Laras. "Hem ...." Cuma begitu saja jawaban dari Reno.

"Lihat istri lu, Ren, habis kepala sama muka gue nih." Azka ikut menimpali.

Reno berali pada Azka, kemudian menatap Laras sekilas dan kembali menatap pada Azka, laki-laki itu terlihat kacau, dengan make up yang cemong-cemong di wajahnya, dan rambut yang berdiri-berdiri, tentu Reno tahu apa yang Laras lakukan pada laki-laki tersebut.

"Hem .... lanjut saja, saya tidak ingin menganggu kalian," balas Reno menatap Azka dan Laras berganti.

Setelah mengatakan itu Reno kembali memutar tubuh dan melangkah menuju tangga, dia terus melangkah tanpa menghiraukan atau berbalik lagi ke belakang.

Reaksi Reno membuat Laras kecewa, Laras memasang wajah cemberut, dia jadi tidak mood. Tiba-tiba bantal yang berada di pangkuannya melayang ke wajah Azka, membuat laki-laki itu terhuyung ke belakang, hampir saja Azka jatuh. Memang gi'la wanita di hadapannya ini.

Laras bangun, langsung menyeret Azka keluar dari rumah. Sesampai di depan pintu, lalu Laras menghempas tangan Azka yang dia seret. Mood-nya benar-benar menjadi rusak sekarang, jadilah Azka yang menjadi korbannya.

"Kenapa, Ras? Kita pindah mainnya?" Azka sudah seperti orang bodoh saja.

"Nggak! Sekarang kamu pulang aja, tiba-tiba aku nggak mau main lagi sama kamu," sewotnya dengan wajah garang, Azka jadi takut.

"Ini kan rumah aku, Ras ...." Laras langsung menatap Azka bak api membakar daun kering. "Maksud aku rumah kamu sama suami kamu," alasan Azka tak ingin kena amukan.

"Benaran nih aku pulang? Nanti kamu kangen lo." Azka masih saja bisa menggombal dia saat nyawanya akan hilang di tangan Laras.

Tanpa kata Laras masuk, Azka yang melihat itu hanya tersenyum-senyum, detik berikutnya Laras datang lagi sambil membawa sapu lidi di tangan kanannya, entah di mana wanita itu menemukan, Azka tidak tahu pasti! Sekarang yang jelas bagiannya, dia harus menyelamatkan dirinya dari Laras sebelum habis di tangan Laras.

Azka dengan kecepatan kilat masuk ke dalam mobil miliknya, sebelum menjalankan mobil dirinya berteriak pada Laras.

"Kangen? Telpon aja ya, Babe!"

Sebelum Laras sampai pada pintu, laki-laki itu, alias Azka telah terlebih dahulu menyalakan mobil, kemudian baru menjalankan mobilnya, jadilah aksi memukul Azka gagal.

"Sore-sore bikin orang darting aja," gerutu Laras sebel.

Brak!

Laras menutup pintu dengan sekali banting, tidak lupa mengunci takut ada orang menyebalkan bertamu lagi. Barulah Laras berjalan pelan menuju kamar, sesampainya di kamar Laras menemukan Reno yang sudah tertidur dengan tubuh telungkup.

Laras menaiki ranjang, ingin bertanya pada suaminya apakah Reno marah padanya kerena tak mendengarkan perkataan sang suami? Mau gimana lagi, Laras tak tahan ingin mengelus rambut Azka. Tangan Laras terangkat, kemudian kembali turun, dia tak jadi menganggu Reno sedang tidur.

'Apa A'a Reno marah ya?' batin Laras menatap punggung lebar sang suami.

Laras malah menimpa tubuh Reno dengan tubuhnya, tertidur di atas tubuh sang suami. Dan, untungnya Reno tidak terganggu atau merasa keberatan kerena Laras.

Mereka tertidur dengan posisi Reni telungkup dan Laras menjadikan tubuh Reno sebagai bantalan. Sampai jam 8 barulah salah satu dari mereka terbangun, Reno terbangun terlebih dahulu, laki-laki tersebut berusaha mengerakkan tubuhnya.

Merasa ada beban di tubuhnya, Reno pelan-pelan membalik ke pala dan menemukan Laras yang sedang memeluk tubuhnya begitu eratnya. Reno mengunakan tangannya sebagai penyangga, setelah berhasil untuk memindahkan tubuhnya kesamping, Reno meletakan bantal di bawah kepala sang istri.

Sebelum turun, Reno menyempatkan menyelimuti tubuh Laras. Setelah itu barulah dia benar-benar bangun, menunju kamar mandi untuk membasuh wajah. Setelah selesai Reno keluar, dengan kepala yang juga basa oleh air.

Reno turun, niat ingin membuat sesuatu untuk dimakan oleh mereka.

Di dalam kamar Laras mulai terbangun, saat mukanya terbuka sempurna dan tak menemukan sang suami Laras langsung saja menangis tak tahu mengapa. Tangisannya yang kencang itu membuat Reno yang sedang memangang sosis di bawah dengan langkah terburu-buru masuk.

"Kenapa?" tanya Reno panik, sambil mendekatkan sang istri.

"Huaaaaaaaa ...." Laras langsung  menghambur memeluk tubuh Reno.

Laras masih saja menangis walaupun Reno sudah ada di depan matanya, bahkan dia sudah berada di dalam pelukan Reno, tangisan Laras semakin menjadi-jadi.

"A'a ada di sini, Yang, cup-cup jangan nangis bayiku," ucap Reno ngelantur.

"Ish! Bukan bayi, aku istrimu A'a, huaaaaa ... Laras nggak mau jadi bayi, hiks," protes Laras dengan tangisan.

Reno jadi kalang kabut sendiri, niat ingin menggoda malah membuat sang istri semakin menangis jadi. Akhirnya Reno mengendong Laras, dengan posisi induk kangguru sedang membawa anaknya, Reno berdiri.

"Iya-iya, bukan bayi! Tapi wife ku," bujuk Reno sambil mengayunkan tubuh Laras dalam gendongannya.

Laras yang memendamkan kepalanya di ceruk leher Reno, mengangkat wajahnya untuk melihat sang suami. Dengan gemas tangannya mengelap ingus yang keluar dari hidung.

"A'a pergi ke mana tadi? Nggak niatan buat ningalin Laras, 'kan?" tanyanya dengan wajah memerah.

Reno yang melihat tingkah Laras begitu malah ingin menguyel-guyel pipi sang istri, namun dia tahan, dia tahu ini bukan waktu yang past itu melakukan itu, bisa-bisa Laras nangis kencang lagi. Reno menyelipkan anak rambut Laras yang berantakan.

"Nggak ke mana-mana kok, A'a di dapur lagi bikin so ... astaga! A'a lupa lagi pangang sosis di dapur," ucap Reno kepanikan, dengan langkah agak cepat keluar dari kamar.

Laras masih dalam gendongannya, sesampainya di dapur Reno langsung membalik sosis tersebut satu tangan, sedangkan satu tangan menahan tubuh Laras agar tidak jatuh ke lantai.

"Gosong, A'a," bilang Laras dengan tawa tiba-tiba.

"Iya, gosong!" Reno menjadi lesu.

Namun, walaupun sosisnya gosong tapi dia bisa melihat sang istri kembali tertawa, sungguh perubahan mood Laras sangat cepat. Reno menduduki Laras pada meja yang ada di dapur, dia kembali memanggang sosis baru untuk mereka.

Beberapa menit akhirnya sosis siap Reno panggang, Reno meletakan dalam piring tak lupa dia mengambil kecap buat sang istri.

'Suami idaman bangat sih, A'a!'

Bersambung...

Suamiku Dosen KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang