[53] Kemarahan Seorang Papa

1K 29 3
                                    


Malam nanti Larasati dan sang suami akan menghampiri kediaman Laras, dia ingin memastikan kalau kondisi sang anak dalam keadaan baik-baik. Larasati takut Reno berbuat kasar pada Laras, bahkan nanti dia akan mencoba membujuk Laras agar ikut dengannya.

Membahas tentang Laras, gadis itu dengan sibuk mengerjakan suatu. Dia bahkan memaksakan untuk menyambut sang Mama dan Papa. Mamanya tadi menelpon dan bilang akan mampir agak-agak jam setengah 10 malaman.

Mumpung sekarang masih jam 7 masih ada beberapa jam lagi, Laras sibuk di dapur dan tak ada yang membantu dirinya. Maklum dia harus sang suami sibuk dengan pelakor ya. Oh, ya ... di rumah sekarang Laras sendirian, Reno sudah pulang dari kampus dan pergi lagi entah ke mana. Sedangkan Natalia pelakor berada di kamar dan tak keluar-keluar.

"Duh, harum bangat sih!" bilang Laras mencium aroma masakannya.

Sambil memasak Laras menghidupkan musik kencang, tak peduli si Natalia-Natalian itu terganggu, salah sendiri kenapa numpang di rumah orang. Macam nggak punya rumah aja, tangan lincahnya membola-balikkan masakan yang sedang dia masak dengan lincah.

"Papa sama Mama pasti suka nih," menoloknya pada diri sendiri.

"Oh, sampe lupa kasih garem hehe ...." Laras mengambil garam yang berada di laci atas, menaburkan beberapa butir garam tersebut ke dalam masakannya.

Tidak begitu lama akhirnya Laras selesai dengan masakannya, dia menuangkan masakan tersebut ke dalam mangkok besar. Bukan satu jenis saja Laras juga masak sup kesukaan sang Papa yaitu sup daging.

Setelah semua selesai Laras membawa satu persatu masakan itu ke meja makan, menatanya semenarik mungkin. Dia juga menyiapkan minuman dingin yang masih dia letakan di dalam kulkas, nanti akan dia keluarkan kalau sudah waktunya. Sembari menunggu Laras mau membersihkan tubuhnya, berhubungan jam masih menunjukkan angka setengah 9.

Cukup lama dia memasak, tapi tak apa itu semua demi sang Mama dan Papa Laras rela harus berpanas-panas di dapur beberapa jam tadi. Laras masuk ke dalam kamar kemudian mengambil handuk, dan menghilang di ambang pintu kamar mandi.

30 menit akhirnya Laras keluar dengan handuk yang melilit tubuh mungilnya. Laras segera berganti pakaian, malam ini dia ingin tampak ceria dia takut nanti Mama dan papanya berpikir kalau Laras tertekan batin berada di sini.

Mungkin warna kuning cukup menarik, lama memilih akhirnya pilihan Laras jatuh pada gaun berwarna kuning, tapi tenang semua gaunnya tidak berwarna kuning. Ada warna biru, coklat di bagian rendah-rendahnya.

Dia juga mengerai rambutnya ke bawah, terlihat cantik. Tak lupa dengan make up simple yang dia poles kan ke wajahnya. Setelah merasa sempurna Laras menduduki tubuhnya di ranjang, kemudian mengambil ponsel di samping bantal.

[Hallo, Pa!] sapa Laras pada sang Papa yang sekarang entah sedang apa.

[Iya, Sayang, sebentar lagi Papa sama mamamu sampai. Tunggu ya!] balas sang Papa yang tahu apa yang Laras akan katakan.

[Iya, Pa ... hati-hati bawah mobilnya, jangan kencang-kencang,] nasehat Laras sedikit meninggikan suaranya.

[Baik, Sayang. Papa matiin dulu, Papa lagi nyetir nih, atau kamu mau gomong sama Mama?] tawar sang Papa sambil melihat sang istri sekilas.

[Nggak usah deh, Pa, nanti aja gobrolnya kalau udah sampai, Papa fokus aja nyetirnya,] tolak Laras tidak bermaksud apa-apa.

Setelah itu telpon Laras matikan, dirinya malah membuka aplikasi WhatsApp. Dan, menemukan pesan masuk dari Azka, Laras meletakan tangan kirinya di dagu, dan mengetuk-ngetuk dagunya beberapa kali. Perasaan laki-laki ini kenapa jadi sering menghubunginya.

Suamiku Dosen KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang