Sekarang hari ketiga semenjak kejadian Laras pingsan, Reno pun belum kunjung pulang. Namun, Laras tetap setia menunggu di depan pintu seperti biasa, sewaktu-waktu Reno pulang ia sudah ada dan siap untuk membantu membawakan tas kerja sang suami.
Kegiatan Laras selama Reno menghilang cuma melamun, di kampus pun Laras banyak melamun seperti waktu kemarin dia bahkan kena tegur dosen yang sedang mengajar gara-gara melamun.
Kembali pada hari ini, Laras sudah berpakaian rapi siap untuk berangkat ke kampus dengan dijemput Alvin, selama Reno belum pulang Alvin lah yang disuruh oleh sang Papa mengantar dan menjemput Laras, hal itu dilakukan oleh sang Papa takut-takutnya Laras berniat nekat.
Alvin, cowok itu sudah menunggu Laras cukup lama. Mengenai kenapa dia mau melakukan ini kerena ia sudah menganggap Laras itu seperti adiknya sendiri, untuk sang istri tidak pernah mempermasalahkan bahkan sang istri meminta dirinya untuk menghibur Laras. Memang istrinya itu istri idaman.
Clek!
Laras masuk ke dalam mobil setelah membuka pintu, menyadarkan tubuhnya. Hal itu tak luput dari pandangan Alvin, cowok itu mengeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Laras. Bahkan wanita itu tak menyapanya barang sebentar.
"Lemas amat kelihatannya, yang semangat dong cantik ...," goda Alvin yang hanya mendapatkan tatapan datar dari Laras.
'Ck, cinta benar-benar bikin orang lupa diri!' Alvin membatin, detik kemudian menjalankan mobilnya tak ingin menganggu Laras yang sedang bad mood.
Selama perjalanan tak ada percakapan antara mereka, Alvin yang fokus pada jalanan dan sesekali melirik Laras dari kaca spion samping, sedangkan Laras yang sudah memejamkan matanya.
'Tidur nih anak, gue udah kayak supirnya aja. Nasip-nasip.' Alvin kembali membatin.
Perjalanan terasa cepat, lihatlah sekarang mobil Alvin sudah sampai di gerbang kampus Laras, Alvin menepikan mobilnya takut menghambat mobil atau motor yang akan masuk. Setelah mematikan mesin mobilnya dia melirik Laras.
Alvin ingin membangunkan wanita itu, tapi melihat Laras yang menutup mata mungkin tidur Alvin membiarkan sebentar. Tampaknya Laras kurang tidur terlihat dari kantong matanya jadi menurut Alvin memberi wanita ini beberapa menit waktu untuk tidur tidak akan merugikannya.
Sambil menunggu Alvin membuka ponselnya, dia masih tak habis pikir paskah waktu itu kemana menghilangnya Reno, bahkan Alvin sudah membantu mencari tetap saja tak ditemukan. Rasanya ingin sekali menonjok wajah Reno kalau nanti dia pulang.
Tok!
Tok!
Dua kali ketukan tepat di jendela kaca sampingnya, Alvin menurunkan jendela tersebut tampaklah seorang gadis yang cantik sedang menatap ke dalam.
"Ada apa ya?" tanya Alvin.
Namun, gadis itu tak menjawab masih memastikan apa yang dia lihat itu Laras atau bukan, dan setelah benar-benar melihat itu Laras barulah dia angkat bicara.
"Itu Laras?" tunjuk Laras pada wanita yang berada di samping Alvin.
Alvin mengangguk. "Iya, dia Laras," balas Alvin tampak bingung.
"Omg, Laras! Gue cariin lu ke mana-mana ternyata asik berduaan sama cogan, mana nggak ngajak-ngajak lagi," ucap Rani dengan kehebohannya.
Dan, hal itu membuat Laras terbangun kerena suara kencang nan cembreng milik Rani. Laras mengucek-ngucek matanya sebentar agar bisa melihat dengan jelas.
"Astaga! Kenapa suara kamu kencang bangat, lihat bangunkan orangnya," sentak Alvin menatap tajam Rani.
Rani gadis itu hanya menyenggir memperlihatkan barisan giginya yang tersusun rapi, maklum efek lama tak bertemu jadi Rani lupa mengerem mulutnya.
"Udah sampai? Kok Kakak nggak bangunin Laras?" tanyanya penuh dengan nada protes.
Pasalnya ada tugas yang harus dia kerjakan, gara-gara semalam hanya menangis Reno dia lupa membuat tugas hari ini, dan sekarang dia malah ketiduran alamat kena marah Dosen mah ini nanti.
Laras mengambil tasnya, siap-siap untuk turun, setelah turun Laras kembali menutup pintu mobil Alvin.
"Ya udah Kak, Laras masuk kampus dulu ya. Kakak bawa mobilnya hati-hati ... makasih udah ngantar Laras," katanya, setelah mendapatkan balasan dan menunggu mobil Alvin sampai gak terlihat barulah Laras berjalan.
Di sampingnya ada Rani yang terus bertanya ini itu, tapi dicuekin oleh Laras. Malas rasanya menangapi pertanyaan Rani, kalaupun nanti dia jawab pasti akan ada pertanyaan lainnya.
"Ras! Lu kemarin kemana aja?" tanya Rani sambil berjalan memegangi baju Laras yang di samping.
"Lu kalau mau ngilang kabar-kabar dulu, gue kan belum siap lu tinggal pas lagi sayang-sayangnya," tambah Rani sudah mulai melantur.
"Oh ya, Ras! Yang tadi itu siapa lu, ganteng bangat gue ...." Belum sempat Rani menyelesaikan ucapannya Laras telah terlebih dahulu memotongnya.
"Dia udah punya istri, lu jangan macam-macam!" peringat Laras.
"Duh! Gagal dong kenalan sama cogan," bilang Rani pura-pura sedih.
Tanpa sadar mereka sudah berdiri tempat di depan lokal yang akan mereka tempati, mereka melangkah masuk lalu menduduki tubuh pada bangku paling tengah.
Laras mengeluarkan buku dari dalam tas, sambil bergumam kecil.
"Gimana nih bikin pr-nya, cukup nggak ya waktunya," gumam Laras sambil melibat arloji yang melingkar di tangan kirinya.
Hap!
Tiba-tiba saja Rani menegangkan tubuhnya condong ke arah Laras, kerena posisi Rani di belakang ya.
"Tenang aja, Ras, Dosen penganti Pak Reno mah kayak ayam beranak, kadang datang, kadang engak. Datang pun cuma duduk-duduk terus nyuruh nyatat banyak-banyak, nggak bakal nanyain tugas," cetus Rani pada Laras.
Mendengar nama Reno disebut membuat wajah Laras murung, dia sangat merindukan orang itu tapi sekarang Reno entah di mana.
Hari-hari terasa hampar bagi Laras, bahkan sampai jam kuliah selesai dia keluar dengan malas-malasan. Seperti biasa hari ini satu makul jadi pulangnya cepat, 3 jam dalam lokal rasanya bosan.
Waktu terasa lambat, sampai Dosen yang mengajar memberi tugas pertanda jam sudah selesai merek membereskan peralatan belajar masuk ke dalam tas.
Rani dan Laras keluar berbarengan dengan tas yang disandang.
"Lu mau pulang barang gue nggak, Ras?" tawar Rani saat sudah berada di parkiran kampus.
"Nggak usah, gue udah ada yang jemput!" tolaknya lalu melangkah ke gerbang untuk menunggu Alvin menjemputnya.
Beberapa menit menunggu akhirnya Alvin datang, cowok itu turun dengan tergesa-gesa. Berdiri tegak di hadapan Laras.
"Maaf Kakak telat, kamu udah lama nunggunya?" Alvin membantu Laras masuk ke dalam mobil.
"Nggak, cuma beberapa menit kok Kak," jawab Laras jujur.
Setelah keduanya memasuki mobil, mobil mulai meninggalkan kampus. 30 menit perjalanan akhirnya sampai juga di depan rumah Laras.
Laras turun dari dalam mobil, diikuti juga oleh Alvin.
"Kakak mau masuk dulu nggak?" tawarnya basa-basi.
"Nggak usah, deh, Dek, Ka—"
"Hahah ... Yang kamu kelihatan kayak ondel-ondel tahu nggak!"
Deng!
Suara itu? Reno? Reno sudah pulang? Benarkah? Tapi dengan siapa dia berbicara?!
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/324339189-288-k13469.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dosen Killer
RomanceSinopsis Bagiamana dosen di kampusmu sendiri adalah suamimu? Dosen killer yang memegang mata pelajaran matematika itu adalah suamimu. Diusia yang menginjak angka 19 tahun seharusnya Laras harus menikmati masa mudanya. Namun, Lantas harus disibukkan...