Baru juga langkah kaki Laras melewati pintu, sudah terhenti oleh seseorang yang memeluknya dari belakang. Laras merinding merasakan hembusan napas Reno tepat mengenai lehernya.
"A'a nggak tahan lagi, Yang," ujar Reno setengah berbisik dengan suara serak tepat di lekukan leher Laras.
Iya, pelakunya Reno suaminya sendiri. Reno semakin mendekati wajahnya pada leher jenjang sang istri. Mencium bau stroberi yang menguar dari tubuhnya, wangi Laras mampu membuat pikirnya segar kembali.
Mengigit kecil leher Laras membuat wanitanya menahan napas, mendapatkan perlakukan seperti itu membuat tubuh Laras mati rasa.
"Napas, Yang!" peringat Reno tepat di lehernya, sampai-sampai hembusan napas Reno semakin menusuk kalbu.
Laras mengepalkan tangannya untuk menahan sesuatu yang muncul akibat Reno, ingin rasanya Laras untuk memaki suaminya itu saat ini juga.
Cup!
Tepat sasaran! Bibir tebal Reno mendarat sudah di leher sang istrinya. Laras semakin dibuat mati kutu di tempatnya berdiri, Reno memang tidak kenal tempat. Bagaimana kalau seseorang melihat aktifitas mereka? Suaminya ini memang otak selangkangan.
Bibir yang ada di leher perlahan turun, semakin turun sampai ke bahu seksi Laras. Bisa Laras rasakan basa di sepanjang leher dan bahunya, mungkin air liurnya Reno.
Hap!
"Akhh!" Laras memekik saat tubuhnya sudah berpindah dalam gendongan Reno, rasanya Laras berada di tebing dan siap untuk jatuh kalau tidak berpegangan dengan erat.
"Pindah tempat yuk, Yang. Nggak nyaman enak-enak sambil berdiri," ucap Reno sedikit tidak waras, mungkin memang sudah tidak waras. Apakah Laras perlu membawa suaminya ke rumah sakit jiwa?
Laras hanya pasrah, dan sampai pada saat Reno menendang pintu cukup kuat mungkin ingin merobohkan pintu tersebut.
Reno meletakan Laras di tengah-tengah tempat tidur, kemudian Reno menaiki kasur.Memposisikan tubuhnya di atas Laras, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Laras.
"A'a!" pangil Laras sambil menahan tubuh Reno yang semakin menghimpit tubuh kecilnya.
Membuat tubuh Reno kembali keatas. "Matiin lampunya, please!" mohon Laras dengan pelan, dirinya benar-benar malu walau sudah pernah melakukannya.
Reno bangkit dari tubuh Laras mematikan lampu, lalu kembali menaiki kasur kembali dengan posisi sembula, tidak lupa pula Reno menghidupkan lampu yang ada dekat ranjang mereka. Sehingga suasana kamar menjadi terang malam.
Reno kembali mendekatkan wajahnya peda wajah Laras, mengecup singkat bibir pink kesukaan Reno.
Reno berpindah ingin berpindah ke leher jenjang sang istri. Namun ....
"A'a!" panggil Laras lagi dengan wajah yang masih dapat dilihat oleh Reno di tengah-tengah gelapnya kamar.
"Sekarang apa lagi?" tanya Reno bangkit dari tubuh Laras, mengacak rambutnya prustasi dengan tingkah Laras.
Bisa Laras lihat kekesalan di wajah tampan sang suaminya.
"It--itu, pintu kamar mandi belum di tutup," tunjuk Laras mengarah ke kamar mandi.
Reno bangkit berjalan kearah kamar mandi, menutup pintu kamar mandi kesal, tadi saat dirinya mematikan lampu hanya sedikit sekarang benar-benar kesal.
Reno kembali berjalan kearah Laras, memposisikan tubuhnya kembali di atas tubuh kecil Laras.
"Ada lagi?" tanya Reno berusaha sabar, dia tidak Inggin di tengah permainan istrinya kembali memintanya hal aneh-aneh.
Laras mengeleng tanda tidak ada, Reno tanpa pikir panjang kembali pada aksinya sampai suara kecil Laras kembali menghentikan aktivitas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dosen Killer
RomanceSinopsis Bagiamana dosen di kampusmu sendiri adalah suamimu? Dosen killer yang memegang mata pelajaran matematika itu adalah suamimu. Diusia yang menginjak angka 19 tahun seharusnya Laras harus menikmati masa mudanya. Namun, Lantas harus disibukkan...