"A'a bangun!" Laras mengguncang-guncang tubuh besar Reno, berusaha membangunkan si tukang kebo. Reno kalau tidur susah untuk di bangunkan butuh tenaga ekstra agar suaminya bisa terbangun.
Reno menyampingkan tubuhnya membelakangi Laras yang terus mengguncang tubuh Reno dengan kuat. Mata Reno rasanya tidak mau terbuka, apalagi di luar sedang hujan menambah kehangatan.
Laras menarik napas dalam, mengeluarkan dengan kasar. Berdiri menghadap Reno yang membelakangi dirinya, tangan Laras berkecak pinggang mirip ibu-ibu yang sedang memarahi anaknya.
Tampaknya Reno memang butuh di hajar supaya bangun, Laras berbalik ke sebelah agar menghadap wajah Reno yang tertutup selimut tebal. Dengan paksa Laras menarik-narik selimut yang digunakan Reno, membuat suaminya terganggu.
Reno juga ikut menarik selimut yang di tarik paksa oleh Laras, dirinya sedang tidak ingin di ganggu saat ini juga.
"Bangun A'a!" pekik Laras kesal sambil menghentakkan selimut itu sembarangan.
"Jangan ganggu, ah!" Reno juga ikut kesal akibat tidur nyenyaknya terganggu.
Reno malah semakin menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya, bahkan hanya selimut tebal itu yang sekarang terlihat oleh Laras sang istri.
Kalau terus begini akan susah untuk membangunkan Reno, tampaknya butuh kekerasan agar suami kebonya ini mau bangun.
Laras berjalan kearah kamar mandi, mengambil ember berisi air untuk membangunkan Reno. Tampaknya memang cara begini yang bisa membangunkan Reno, Laras kembali berjalan kearah Reno dengan senyum menawan.
Tangannya sudah gatal untuk menyiram sang pujaan hati yang masih saja susah untuk di bangunkan. Matanya menatap tajam kearah Reno sedangkan hatinya tertawa dengan senangnya.
"A'a benaran nggak mau bangun?!" tanya Laras mencoba untuk bersabar, padahal tangannya sudah tidak sabar untuk menguyur seluruh air yang ada dalam ember.
"Hem ... apasih, Yang?!" kesal Reno pada Laras yang terus mengusik tidurnya.
Baiklah mungkin batas kesabaran di milikinya sudah di ambang batas, tangan Laras terangkat berserta air yang ada dalam ember siap tumpah ke tubuh Reno.
Satu!
Dua!Ember yang berada di tangan Laras semakin tertekuk ke bawah siap untuk tumpah detik ini juga ke tubuhnya.
Tiga!
Dan ....
Byur!
"Akhh ..! Apa-apaan sih, Yang!" ujar Reno kesal sembari turun dari tempat tidurnya.
Reno mengibar-ngibarkan pakainya agar kering, walau itu percuma untuk dilakukannya Reno tetap mengibas pakaian yang dikenakan oleh pemuda itu.
Dirinya teramat kesal pada Laras yang sudah keterlaluan padanya, lihatlah sekarang tubuhnya benar-benar basah keseluruhan entah berapa ember yang Laras siram kenapa banyak sekali mengenainnya padahal tubuhnya tadi juga tertutup selimut.
Laras tertawa di tempatnya berdiri, wajah Reno benar-benar lucu sekarang. Mulut yang berkomat-kamit dan tangan yang sibuk mengibaskan bajunya membuat Reno terlihat lucu di matanya.
"Makanya kalau di suruh bangun itu bangun, A'a!" jelas Laras kemudian berlalu dari hadapan suaminya.
"CK, sudah membuat kekacauan malah pergi! Dasar wanita!" keluh Reno masih setia dengan kegiatannya.
Reno berjalan ke kamar mandi, mengambil handuk yang tergelantung dekat kamar mandi mereka. Menyalakan shower lalu berdiri di bawanya yang seketika membuat tubuh Reno basah oleh air.
"Dingin!" gumam Reno kedinginan setiap tubuhnya terkena air shower.
Tidak beberapa Reno keluar dengan handuk yang melilit pinggangnya, tangannya mengusap kepala membuat rambutnya berantakan.
Shiot! Shiot! Shoit!
Reno bersiul sembari mengambil baju dalam lemari, hari ini pakaian santai kerenan kampus sedang libur. Tapi, entah kenapa Laras memintanya untuk bangun pagi-pagi sekali.
Setelah memperlihatkan seluruh tubuhnya yang rapi Reno berjalan keluar dengan langkah yang santai. Di bawah sudah ada Laras yang menunggu di meja makan.
Reno duduk di samping Laras, Laras membalikan piring menyendokan nasi serta memberikan beberapa lauk pauk untuk suaminya.
"A'a!" panggil Laras yang kembali ketempat duduknya.
"Hem," balas Reno yang sibuk dengan makanannya.
"Nanti kita mau jalan ke mana?" tanya Laras berminat.
Jalan-jalan saat liburan bersama sang suami itulah yang di tunggu-tunggu Laras sejak sedari lama, berdua memadu kasih. Berlari-lari di pantai sungguh romantis.
"Terserah kamu saja," jawab Reno.
"Benarkah?!" Laras memastikan ucapan Reno.
"Hem ... iya!""Yes."
Laras loncat-loncat gembira, dirinya bahkan lupa sekarang sedang makan. Bahkan dirinya sempat mengenai piring yang membuat piring tersebut berbunyi.
"Duduk, Yang!" peringat Reno.
Laras tersenyum-senyum kemudian duduk kembali ke tempatnya.
"Oh, yah A'a! Nanti aku boleh ngajak teman aku, yah?" rayu Laras semanis mungkin.
Reno menautkan alisnya, teman?! Memang siapa yang akan Laras aja, cowok kah?! Atau cewek?! Kenapa juga istrinya ini mengajak temannya saat dirinya hanya ingin berdua dengan Laras.
Memang Laras itu tidak peka sekali, haruskah Reno berterus terang begitu? Oh, tidak. Itu sangat memalukan dirinya sebagai lelaki bukan?
"Terserah!" ujar Reno dingin, kemudian meletakan sendoknya ke piring. Mengelap mulutnya dengan sapu tangan, lalu beranjak dari sana tanpa berbicara.
"A'a kenapa?!" tanya Laras setengah berteriak pada Reno.
Reno diam tetap berjalan dengan langkah yang cukup cepat, membuat Laras binggung dengan sikap sang suami.
Laras menatap punggung suaminya yang semakin menjauhi ruang makan. Laras menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Aneh," gumam Laras yang juga mengikuti Reno yang mungkin kembali ke dalam kamar. Dan benar! Reno berada di dalam kamar mereka sekarang.
"Dasar!" cibir Laras melihat kelakuan Reno.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dosen Killer
RomanceSinopsis Bagiamana dosen di kampusmu sendiri adalah suamimu? Dosen killer yang memegang mata pelajaran matematika itu adalah suamimu. Diusia yang menginjak angka 19 tahun seharusnya Laras harus menikmati masa mudanya. Namun, Lantas harus disibukkan...