[Lima Sekawan]

1.1K 116 12
                                    

Setelah beberapa hari kondisi Karina berangsur-angsur kembali normal meski belum sepenuhnya. Wanita muda itu mulai melakukan aktivitasnya lagi seperti dulu.

Seperti menyapa semua orang di rumah setiap pagi, membantu menyiapkan sarapan, merawat taman di halaman belakang, dan dia juga sudah tidak melarang siapapun untuk menyentuh Hanna.

Bahkan Jeno sudah bisa berangkat kerja tanpa merasa khawatir serta Jisung tidak perlu sembunyi-sembunyi ketika berangkat sekolah.

"Ma, hari ini Jisung pulang agak sorean ya" kata Jisung sebelum meminum susu

"Memangnya lagi ada kegiatan apa di sekolah?" Tanya Tiffany

"Basket ma hehe..."

"Loh sekarang kamu main basket?" Tanya Karina

Karina agak kaget mendengar jawaban Jisung pasalnya yang ia tau Jisung adalah manusia yang paling menghindari olahraga jika bersangkutan dengan bola.

"Nggak" jawab Jisung menggelengkan kepala

"Lah terus?" Sambar Jeno

"Nonton Chenle tanding"

Jeno melemparkan tatapan introgasi ke arah Jisung. "Gue perhatiin lo lengket banget sama Chenle kayak gorengan sayur"

"Gorengan sayur apaan?" Tanya Jisung bingung

"Halah Jen kamu sama temen-temenmu juga sama, perangko di surat kalah lengket kalau dibandingkan sama kalian" celetuk Donghae

Jeno mengkerutkan keningnya. "Emang iya?"

"Iyaaa" jawab Tiffany dan Karina kompak

"Wah serentak" seru Jisung tepuk tangan

"Permisi, tuan muda mobil sudah siap" ucap supir yang masuk

"Ohiya sebentar" kata Jeno berdiri dari kursi

"Bapak sudah sarapan?" Tanya Jeno lagi

"Sudah tuan muda"

"Jisung juga berangkat deh" kata Jisung ikut berdiri

"Mau sekalian sama Jeno aja?" Tanya Donghae

"Nggak pa gapapa, lebih enak naik sepeda"

"Jisung lebih suka naik sepeda supaya bisa barengan sama gebetannya" goda Karina

"Gebetan? Kamu punya gebetan nak?" Tanya Tiffany antusias

"Eehh----, anu....., ituu...." Jisung gelagapan

Jisung menatap Karina yang tersenyum sangat lebar sampai deretan giginya kelihatan.

"A-aku.... berangkat..."

Jisung dengan cepat mengambil tasnya di kaki meja kemudian berlari ke luar rumah.

"Kakak tau darimana ya?" Batin Jisung bertanya-tanya

Karina menggendong Hanna untuk mengantar Jeno sampai ke depan pintu utama.

"Na, kamu ada yang mau dititip gak biar nanti waktu pulang aku beliin?" Tanya Jeno

"Hmm... sekarang sih gak ada tapi kalau nanti kepikiran aku bakal chat kamu deh" jawab Karina

"Yaudah kalau gitu aku berangkat dulu ya"

Jeno mencium kening Karina dan tidak lupa mencium pipi gembul sang anak.

"Papa kerja dulu ya sayang, kamu jangan bikin mama pusing yaa"

"Hati-hati dijalan"

"Dadahh"

"Dadaahh papa"





My Stranger Husband || Jenrina ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang