"Euunggg...,"
Jeno terbangun dari tidurnya dan mencoba membiasakan matanya dengan silau dari cahaya lampu ruangan.
"Udah bangun lo anjing?"
Pagi-pagi sekali Renjun sudah memaki Jeno, bukan karena dia sedang marah tapi begitulah cara Renjun menyapa sahabat karibnya.
Jeno bangun dari posisinya kemudian mencoba duduk dengan kepala yang masih pusing.
"Kepala gue pusing banget" ucapnya
"Yaiyalah, semalam lo mabuk sampe ketiduran di bar"
Jeno melihat ke sekitarnya mencari sesuatu. "Ponsel gue mana"
"Gak tau" jawab Renjun seadanya
"Lo tinggal di bar?" Tanya Jeno lagi
"Lo masih mabuk ya?" Renjun mulai kesal
"Gue nanya ponsel gue lo tinggalin di bar?"
"Semalam gue gak kemana-mana, gak ke bar juga"
Jeno mengkerutkan keningnya bingung dengan ucapan Renjun.
"Lah terus kenapa gue ada di rumah lo? Bukan lo yang jemput gue di bar?"
Renjun yang lagi masangin dasi ke kerah bajunya berbalik badan menghadap Jeno.
"Lo gak inget?"
"Apaan?"
"Lo dijemput sama Karina terus dia yang bawa lo kesini, katanya dia gak enak sama orangtua lo kalo ngantarin ke rumah" jelas Renjun
Mendengar penjelasan Renjun membuat Jeno mengingat kejadian dimana dia menelpon Karina untuk meminta kartu miliknya dalam keadaan setengah sadar setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
Jeno melompat heboh dari atas kasur. "Anjir, gue gak aneh-aneh kan ya semalam?"
"Ya nggak, Karina ngantar lo kesini sambil gotong badan gede lo yang udah ketiduran"
"Syukur deh"
"Emang ada apa sih?"
"Gak ada apa-apa, gue cuma sedang menjaga image aja di depan dia"
"Bacot, jaga image kok nelpon pas mabuk" cibir Renjun
"Gue nelpon dia karena black card gue ada sama dia, gue gak ada uang cash bayar bill" jelas Jeno
"Romantis amat"
"Romantis apaan?"
"Belum nikah aja keuangan lo udah dipegang Karina, secinta itu emang lo sekarang sama dia?"
"Bukan gitu" bantah Jeno
"Udah gue tebak sih, lo gak bakal bisa menolak pesona Karina, gue akui dia cantik tapi masih cantikan ayang bebeb gue"
"Terserah lo dah mau ngomong apa, jadi btw sekarang ponsel sama kunci mobil gue dimana?"
Renjun sudah selesai dengan tampilannya, dia mengambil tas kerjanya dan berniat pergi ke meja makan.
"Lo tanya noh sama Karina, gue gak tau, jam segini pasti dia masih di panti belum berangkat kerja" ucap Renjun sambil berjalan keluar
Jeno mengikuti langkah Renjun dari belakang, menyapa kedua orangtua Renjun saat bertemu di ruang makan kemudian menolak ajakan sarapan dengan alasan dia harus segera pulang dan berangkat ke kantor.
Saat Jeno keluar dari pekarangan rumah Renjun dia bisa melihat mobilnya terparkir di depan panti asuhan.
Jeno berjalan ke arah mobilnya kemudian tidak sengaja melihat sosok yang ia kenal berdiri di teras panti.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stranger Husband || Jenrina ✔
RomansaDua orang yang tidak saling mengenal bahkan bertemu saja tidak pernah tiba-tiba terikat dalam sebuah janji yang disebut pernikahan. Lalu, bagaimana keduanya menjalani kehidupan dengan status suami istri ketika sang pria hatinya sudah milik orang lai...