[Bulan Madu]

3.6K 252 22
                                    

Jeno dan Karina duduk saling berhadapan di sofa kamar mereka. Keduanya menatap beberapa carik kertas yang terletak di atas meja.

Jeno menghela napas panjang lalu merebahkan kepalanya di sandaran sofa.

Detik berikutnya Jeno kembali membenarkan posisi duduknya dan menatap Karina yang termenung.

"Kok mama tiba-tiba ngasih tiket bulan madu gini?" Tanya Jeno

Karina hanya menggeleng sebab dia juga tidak tau.

"Lo lupa ya sama kesepakatan kita?"

"Nggak Jen, aku beneran gak tau, mama gak ngomong apa-apa sama aku soal tiket bulan madu ini"

"Sekarang kita harus gimana? Masa iya harus pergi bulan madu?! Gue gak mau, mana ini tiga negara lagi"

Karina cuma diam aja soalnya dia sendiri juga bingung dan gak tau harus jawab apa.

Tadi siang sebelum Tiffany pergi arisan bersama teman-temannya, wanita itu memanggil Jeno dan Karina.

Tiffany menyerahkan tiket bulan madu ke tiga negara pada anak dan menantunya itu dengan tersenyum lebar.

"Mama udah nyiapin ini semua untuk kalian berdua, gak perlu ngurus ini itu lagi cuma tinggal berangkat aja besok lusa"

Itu yang diucapkan Tiffany sebelum berangkat arisan.

"Kalo gue debat sama mama pasti ujung-ujungnya tetap gue yang ngalah, gue yakin banget mama udah ngerencanain ini jadi mau gak mau tetap harus pergi" ucap Jeno pasrah

Karina menatap Jeno bingung, bukannya beberapa detik yang lalu laki-laki itu baru saja bilang gak mau pergi.

"Kenapa lo ngeliatin gue? Ini bukan berarti kita bulan madu beneran ya, gue cuma gak mau ribut sama mama gak usah kege-eran lo" sambar Jeno

"Padahal aku biasa aja" ucap Karina dalam hati

Karena suasana berubah hening seketika, Jeno memutuskan keluar dari kamar sembari mengambil jaketnya di gantungan baju.

"Jeno, kamu mau kemana?" Tanya Karina melihat Jeno mengambil jaket

Jeno menoleh sebentar. "Mau tau aja lo" ucapnya kemudian berlalu begitu saja

Setelah berada sendirian di kamar yang luas itu Karina baru sadar kenapa barusan dia bertanya seperti itu pada Jeno padahal mereka sudah sepakat untuk tidak mencampuri urusan masing-masing.

Di tempat lain, Jeno tiba di apartementnya Mark. Setelah memarkirkan mobil di basement Jeno tidak sengaja melihat gadis yang dia kenal keluar dari gedung apartement.

Karena gadis itu sudah berjalan menjauh, Jeno tidak jadi menyapa dan memutuskan masuk ke dalam gedung.

Jeno keluar dari lift setelah berada di lantai tujuh, lantai unit apartnya Mark berada.

Ting...ting...ting...ting...ting...

Jeno menekan sandi pintu apartement Mark, dia terlalu malas untuk menunggu dibukakan pintu oleh si empunya.

Mark yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat siapa yang datang bertamu tanpa sopan santun.

"Kayaknya gue harus ganti kata sandi dah"

"Waah..., habis ngapain lo?" Jeno menunjuk Mark sambil menyipitkan matanya

"Habis dari kamar mandi" jawab Mark datar

"Ngapain lo di kamar mandi?" Tanya Jeno lagi penuh kecurigaan

"Buang air kecil bangsat, aneh lo"

"Halah bohong, lo pasti habis melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan tapi tetap lo lakukan padahal tidak boleh dilakukan, iya kan iya kan? Ngaku lo Mark Lee"

My Stranger Husband || Jenrina ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang