Minggu pagi ini Jeno mengajak Karina pergi bersepeda.
Setelah menyiapkan dua sepeda di garasi, Jeno kembali naik ke atas untuk melihat Karina apa istrinya sudah selesai.
"Na..." panggil Jeno
"Udah ya?" Tanya Karina yang lagi menyisir rambut
Jeno mengangguk. "Kamu masih lama?"
"Nggak, sebentar tinggal ikat rambut doang"
"Sini aku bantuin"
Jeno mendekati Karina lalu mengambil alih sisir dari tangan Karina.
"Emang kamu bisa?" Tanya Karina
"Kamu mau aku buat model yang kayak gimana? Aku bisa semua" jawab Jeno percaya diri
Karina tertawa geli. "Kuncir kuda aja"
"Ahh gampang"
Jeno mulai menyisir rambut panjang nan tebal milik Karina. "Rambut kamu bagus" pujinya
"Ini keturunan" jawab Karina
"Almarhum mama aku juga rambutnya sama" sambungnya
Jeno kemudian teringat pada sesuatu, dia pergi ke nakas yang ada di samping kasur.
Karina yang bingung menoleh ke arah Jeno. "Ada apa?"
"Ini gelang kamu" ucap Jeno kembali menghampiri Karina
"Aku tau dari Giselle kalo ini gelang punya mama kamu" tambah Jeno lagi
Karina menerima gelang tersebut, sebenarnya dia lupa gelang itu pernah diambil Jeno, ia pikir selama ini gelangnya hilang.
"Maaf karena waktu itu aku ngambil gelang ini dari kamu, pasti gelang ini berharga banget kan buat kamu"
"Makasih Jeno udah jagain gelang ini, aku pikir gelang ini udah hilang" ujar Karina
"Sini aku pakein gelangnya"
Setelah memakaikan gelang itu, Jeno lanjut mengikat rambut Karina.
Karina melihat hasil kerja Jeno di depan cermin. "Not bad" komentarnya
"Bukan not bad tapi very nice" protes Jeno
"Hasil ikatan aku masih lebih bagus" ucap Karina sambil menjulurkan lidah
Jeno menyunggingkan senyuman melihat tingkah Karina yang membuatnya gemas.
"Yaudah ayok kita berangkat" ajak Jeno
"Lets goooo" seru Karina
Dua puluh menit berlalu setelah Jeno dan Karina pergi bersepeda, di tengah jalan Karina memberhentikan sepedanya.
"Gaaakk kuaaaattttt" seru Karina
Karina gak tau kalau sepedaan bareng Jeno akan seratus kali lebih melelahkan daripada pergi ke gym.
"Na, baru juga tiga kilometer masa udah capek" kata Jeno yang ikut berhenti di depan Karina
"Kamu ngayuh sepedanya cepat banget kayak lagi dikejar hantu, yang santai aja dong" protes Karina
Jeno terkekeh pelan. "Aku kan ngajak kamu olahraga bukan jalan-jalan"
"Iya tapi kan bisa lebih pelan, kaki aku rasanya mau copot karena ngejar kamu"
"Yaudah iyaa, sekali putaran lagi deh"
"Udah gak mau, aku udah gak kuat" Karina menyerah dan memilih duduk di jalanan
"Setengah putaran?" Tawar Jeno
Karina mengangkat kedua tangannya sebagai tanda dia benar-benar tidak mau lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stranger Husband || Jenrina ✔
RomanceDua orang yang tidak saling mengenal bahkan bertemu saja tidak pernah tiba-tiba terikat dalam sebuah janji yang disebut pernikahan. Lalu, bagaimana keduanya menjalani kehidupan dengan status suami istri ketika sang pria hatinya sudah milik orang lai...