Pagi ini Renjun bertemu dengan Jeno di pantry, hal yang biasa memang tapi bagi Renjun ini gak biasa soalnya dia lihat Jeno senyum-senyum sendiri.
"Senyum-senyum sendiri kesambet lo?" Ucap Renjun sambil meletakkan gelas di mesin kopi
Jeno menoleh ke arah Renjun lalu tersenyum sampai matanya hilang.
"Apasih Jen merinding gue" Renjun mengusap leher belakangnya
"Ini udah jam berapa sih?" Tanya Jeno
"Jam sembilan pagi" jawab Renjun melihat jam yang ia pakai
"Masih sepuluh jam lagi ya, lamaaa"
Kening Renjun berkerut. "Emang ada apa?"
"Sebelum gue berangkat tadi Karina ngajak dinner di luar berdua" jelas Jeno
Renjun tampak berpikir sejenak. "Lo udah baikan sama Karina?"
Jeno mengangguk sambil tersenyum. "Hooh"
"Lo yang minta maaf atau dia yang ngalah?"
"Gue yang minta maaf, gak percaya tanya aja sama Karina"
"Bagus deh, tapi dalam rangka apa dia tiba-tiba ngajak dinner?" Tanya Renjun lagi
"Gak tau, mungkin Karina mau berduaan karena kangen sama gue atau mungkin yang semalam belum puas" jawab Jeno asal
"Maksud lo yang semalam......, si anjing gue tau lo udah nikah tapi gak perlu dibahas juga" kesal Renjun
"Halah sama-sama ngerti aja dah kita"
"Ada keributan apa disini teman-teman?" Tanya Haechan yang datang ikut bergabung
"Temen lo, gue suruh minta maaf malah minta jatah"
Haechan lalu memutar kepalanya dari arah Renjun ke arah Jeno kemudian mengacungkan dua ibu jarinya.
"Bagus boss, emang cara paling cepat untuk baikan adalah bereproduksi"
Renjun menghela napas. "Gue lupa mereka berdua sama aja" ucapnya pelan
"Jadi gimana awalnya? Lo bisa cerita ke gue" ucap Haechan merangkul Jeno
Jeno menghempaskan lengan Haechan dari bahunya. "Mau tau aja lo, daripada ngurusin gue mending lo urus hubungan lo yang diujung tanduk itu"
"Bukan lagi diujung tanduk, emang udah end aja mereka" jawab Renjun sembari berjalan keluar dari pantry
"Tuan Park bangsat" ujar Haechan tersenyum menahan emosi
"Semangat Chan lo sendirian" ujar Jeno yang juga berjalan keluar pantry
Haechan menatap kepergian dua sahabatnya sambil merutuki mereka dalam hati.
.
.
.~{🤵🏻👰🏻}~
.
.
.Mark merasa risih dan kesal pada sikap Jeno yang terus-terusan mengecek jam tangannya. Bukan apa, masalahnya Jeno akan menghela napas kasar setiap kali melihat jam dan hal itu menganggu konsentrasi Mark yang lagi memeriksa berkas yang seharusnya dikerjakan oleh Jeno.
"Sekali lagi lo ngecek jam, itu jam tangan gue buang ke luar gedung" ucap Mark
"Apasi jam tangan gue juga" jawab Jeno sambil menatap Mark sinis
"Ya masalahnya hembusan napas lo ganggu konsentrasi gue"
"Terus lo mau gue tahan napas?"
"Gue tau lo excited banget karena diajak dinner sama bini lo tapi ini masih jam sebelas bahkan jam makan siang aja belum"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stranger Husband || Jenrina ✔
RomanceDua orang yang tidak saling mengenal bahkan bertemu saja tidak pernah tiba-tiba terikat dalam sebuah janji yang disebut pernikahan. Lalu, bagaimana keduanya menjalani kehidupan dengan status suami istri ketika sang pria hatinya sudah milik orang lai...