Suasana Seoul International School setelah apel pagi berubah heboh karena kedatangan sosok yang cukup mencolok.
Sosok itu memakai setelan jas lengkap berwarna biru navy, pantofel hitam mengkilap dan kacamata hitam yang bertengger di hidung bangirnya turun dari mobil bugatti chiron super sport.
Sosok itu tak lain adalah Lee Jeno. CEO Lee Group perusahaan multinasional terbesar di Korea tanpa diundang datang ke sekolah bertaraf internasional itu.
Seorang guru laki-laki datang menghampiri Jeno yang terlihat berjalan petantang-petenteng di koridor sekolah.
"Maaf bapak, kalau saya boleh tau bapak ini siapa dan ada keperluan apa datang ke sekolah kami?" Tanya guru tersebut
Jeno melepas kacamata hitamnya lalu tersenyum pada sang guru. "Nama saya Jeno dan saya ada sedikit keperluan dengan guru-guru di sekolah ini"
"Keperluan apa ya pak?"
"Ini soal adik saya"
Sekitar sepuluh menit berlalu Jeno sekarang berada di ruang kepala sekolah bersama dengan beberapa orang guru. Sebelumnya Jeno juga sudah mengenalkan dirinya secara resmi.
"Bagaimana keadaan Jisung?" Tanya kepala sekolah
"Sedikit lebih baik dari kemarin" jawab Jeno
Berhubung Jisung masih dalam masa pemulihan dia diizinkan untuk belajar secara mandiri di rumah. Guru yang mengajar akan memberikan materi secara daring pada Jisung.
"Syukurlah, semoga Jisung cepat sembuh agar bisa cepat kembali ke sekolah karena ujian kelulusan sudah di depan mata"
Jeno mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ada yang lebih urgent dari ujian kelulusan"
"Apa maksud anda?"
"Kecelakaan yang menimpa adik saya bukan sekedar kecelakaan biasa, Jisung bukan jatuh dari tangga karena kelalaiannya tapi dia sengaja dibuat jatuh" ucap Jeno
"Maksud anda ada seseorang yang sengaja mendorong Jisung dari tangga?" Tanya kepala sekolah
"Bukan mendorong tapi menjegal kakinya Jisung, saya tau pelakunya dan saya punya bukti"
Guru-guru yang ada di ruangan itu saling menatap satu sama lain.
"Adik saya dirisak oleh beberapa teman sekelasnya, mereka melakukan kekerasan secara verbal maupun fisik, kejadian tempo hari juga ulah mereka"
"Maaf tapi anda tidak boleh bicara seperti itu jika tidak punya bukti, anda sedang membicarakan anak-anak sekolah" sahut guru perempuan yang merupakan wali kelas Jisung
"Sudah saya bilang saya punya bukti" ucap Jeno penuh penekanan
"Kalau begitu dimana buktinya?" Tagih wali kelas
"Sebelum itu, saya mau bertemu dengan para perisak adik saya" tuntut Jeno
"Bapak Lee anda harus berhati-hati dalam berbicara, anda bisa saja merusak masa depan mereka" tegur kepala sekolah
Para guru tidak percaya adanya perisakan di area sekolah mereka. Selama ini mereka tidak mendapat pengaduan apapun bahkan dari Jisung sekalipun.
"Apa perlu saya sendiri yang pergi memanggil mereka?" Tanya Jeno
Para guru mengalah, wali kelas Jisung menanyakan siapa anak-anak yang dimaksud oleh Jeno.
Wali kelas kemudian pergi ke kelas 12-2 setelah Jeno menyebutkan nama-nama dari perisak adiknya.
Tidak berselang lama wali kelas kembali ke ruang kepala sekolah bersama lima orang siswa laki-laki seusia Jisung.
Jeno menatap salah seorang dari kelimanya yang tampak sangat familiar di matanya. Jeno kemudian tersenyum saat pandangan mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stranger Husband || Jenrina ✔
RomanceDua orang yang tidak saling mengenal bahkan bertemu saja tidak pernah tiba-tiba terikat dalam sebuah janji yang disebut pernikahan. Lalu, bagaimana keduanya menjalani kehidupan dengan status suami istri ketika sang pria hatinya sudah milik orang lai...