Kemarin pagi Karina terus mengeluh perutnya sakit jadi siangnya Jeno membawa Karina ke rumah sakit.
Tiba di rumah sakit dokter mengatakan Karina mengalami kontraksi awal melahirkan tapi belum ada tanda-tanda pembukaan pada rahimnya.
Tiffany menyarankan Karina untuk menginap di rumah sakit agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat apabila sudah tiba waktunya melahirkan.
Sebab itulah Jeno tidak datang ke kantor dua hari ini. Dia tidak ingin melewati persalinan sang istri sedetik pun.
"Kakak butuh sesuatu gak?" Tanya Jisung
"Kakak pengen jalan-jalan di taman" jawab Karina
"Gak boleh, kakak cuma boleh di kamar aja"
"Sumpek di kamar terus"
"Iya tapi tetap gak boleh"
Klek
Jeno kembali ke ruang inap setelah dari toserba, ia membeli beberapa makanan untuk mereka bertiga.
"Bang Jeno ada beli cola gak?" Tanya Jisung menerima kantung belanjaan dari Jeno
"Gak ada tapi ada susu coklat buat lo" kata Jeno
"Kok susu sih, Jisung kan maunya cola" protes Jisung
"Gak cocok lo minum cola makanya gue beliin susu"
"Kakaaaaakk....," Jisung cemberut merengek pada Karina
"Loohh kakak ngompol?" Tanya Jisung yang melihat celana yang dipakai Karina basah
Jeno dan Karina refleks melihat ke arah bawah. "Kayaknya ketuban aku pecah" ujar Karina
"Sung panggil dokter, Karina mau lahiran" perintah Jeno
Jisung dengan cepat berlari keluar untuk memanggil dokter. Padahal di ruang tersebut ada tombol yang bisa digunakan untuk memberikan sinyal pada tenaga medis yang berjaga tapi saking paniknya tidak ada yang kepikiran sama sekali.
Jeno memegangi tubuh Karina untuk membantunya kembali naik ke atas tempat tidur.
Setelah dokter tiba di ruang Karina, dengan cepat para suster langsung membawa Karina ke ruang bersalin serta menyiapkan semua perlengkapan.
"Jeno, kamu ikut masuk ke ruang bersalin kan?" Tanya Karina
"Aku bakal nyusul kamu setelah ngabarin papa sama mama"
Sepuluh menit kemudian dengan menggunakan APD lengkap Jeno masuk ke ruang bersalin. Di ruang bersalin Karina sudah pada tahapan pembukaan delapan.
Jeno berdiri di samping Karina menggenggam erat kedua tangannya.
"Aku ada disini Na, aku ada disamping kamu" ucap Jeno
"Aaakkkhhhh.... sakitt Jen...., aaakkhhh.."
"Tampaknya ibu Karina sudah siap untuk melahirkan, kepala bayinya sudah mulai kelihatan" ucap dokter
"Ikutin perintah saya ya bu, tarik napas dan buang perlahan tarik napas dan buang perlahan, ya benar begitu tetap lakukan hal yang sama, tarik napas buang perlahan"
"Huuuuuu... haaaaaa.... huuuuu.....haaaa...."
"Huuuu... aaakkhhhh.... huuu.... aaakkhhhh"
"Dorong bayinya ibu, dorong keluar, tarik napas buang perlahan tarik napas lalu buang perlahan"
"Ayo Na kamu bisa"
Keringat sudah membasahi seluruh tubuh karina menunjukkan kerasnya perjuangan ia untuk melahirkan bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stranger Husband || Jenrina ✔
RomanceDua orang yang tidak saling mengenal bahkan bertemu saja tidak pernah tiba-tiba terikat dalam sebuah janji yang disebut pernikahan. Lalu, bagaimana keduanya menjalani kehidupan dengan status suami istri ketika sang pria hatinya sudah milik orang lai...