[Sebuah Janji]

2.5K 256 6
                                    

Hari ini adalah hari minggu hari dimana Tiffany meminta Karina untuk datang ke alamat yang ditinggalkannya waktu itu.

Karina masih belum memutuskan pergi atau tidak, dia masih bimbang.

"Kira-kira hal penting apa yang mau disampaikan sama tante Tiffany ya?" Tanya Karina pada dirinya sendiri

"Apa soal papa dan mama?"

Kalau itu soal mendiang orangtuanya rasanya Karina belum siap.

Dia takut akan sedih lagi jika mengingat papa dan mamanya yang sudah tenang di surga.

Karina menatap pantulan dirinya pada cermin selama beberapa detik kemudian menghela napasnya.

"Daripada bertanya-tanya mending aku pergi untuk memastikan" putus Karina

Karina mengambil tasnya di gantungan kemudian berpamitan pada Wendy.

"Bun, Karina berangkat dulu ya"

"Mau kemana? Tumben hari minggu pergi keluar biasanya gak kemana-mana"

"Mau pergi nemuin seseorang bun"

Wendy tersenyum. "Pacar kamu ya?"

"Bukan bunda, Karina gak punya pacar"

"Yaudah hati-hati yaa"

"Iya bunda, dadah...,"

Karina berangkat dengan bus sebab kalau naik sepeda seperti biasa nanti kakinya bisa copot karena alamatnya lumayan jauh dari panti asuhan.

Saat Karina sedang menunggu bus di halte seseorang datang menghampirinya.

"Karina, lagi ngapain disini?"

"Oh kak Dejun, aku lagi nunggu bus"

"Kamu mau kemana?"

"Pergi kak, ada keperluan sedikit"

"Yaudah biar aku yang antar yuk"

"Eh gak usah kak gapapa"

"Udah gak usah nolak, buruan naik"

"Gapapa kak Dejun, aku naik bus aja, btw kak Dejun habis dari mana?"

"Dari toko buku, ada yang mau dibeli sekalian titipan alat lukis Jaeri sama Jaein" jawab Dejun memperlihatkan barang belanjaannya

"Si kembar akhir-akhir ini lagi seneng melukis ya?"

"Iya, gara-gara lihat lukisan-lukisannya Renjun"

Karina mengangguk. "Oohh gitu"

Jaeri dan Jaein adalah keponakan kembar dari bunda Wendy. Mereka sering dititipkan orangtuanya pada Wendy ketika sedang bekerja.

Sama Wendy anak kembar itu di bawa ke panti asuhan supaya gak kesepian dan ada temen main sama anak-anak disana.

"Itu busnya udah datang, aku duluan ya kak" kata Karina menunjuk bus

"Iya, pulangnya jangan kemalaman Rin"

"Siaapp Kak, bye"

"Bye Rin"

Dua puluh menit berlalu akhirnya Karina tiba di alamat yang diberi oleh Tiffany.

Ternyata alamat itu adalah alamat komplek perumahan mewah yang ditempati oleh orang-orang kaya.

Karina terlihat celingukan di luar pagar yang menjulang tinggi.

Kemudian seorang satpam dari dalam rumah menghampiri Karina yang terlihat kebingungan.

"Maaf non ada yang bisa dibantu?" Tanya satpam

My Stranger Husband || Jenrina ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang