[Happy Ever After]

1K 80 31
                                    

Jeno dan Karina beserta kedua anak mereka sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Kemarin Karina iseng membeli alat tes kehamilan mandiri dan hasilnya positif. Oleh sebab itu, hari ini mereka menemui dokter kandungan untuk memeriksa lebih lanjut.

"Mama, aku maunya adik perempuan ya" ujar Hanna

"Adik laki-laki lebih asik" seru Hajoon

"Aku udah ngerasain gimana gak asiknya punya adik laki-laki"

Hajoon memicingkan matanya mendengar ucapan sang kakak. "Itu kakak aja yang gak tau gimana caranya memperlakukan adik laki-laki"

"Enak aja, kamu itu ngeselin makanya aku gak suka main sama kamu"

"Hanna, Hajoon, jangan bertengar terus sayang, dari berangkat tadi loh kalian ini" tegur Karina

"Hajoon duluan"

"Kakak yang duluan"

"Kamu"

"Kakak"

"Kamu"

"Kakak"

"Anak-anak kalau kalian gak berhenti, papa bakal titipkan kalian ke rumahnya uncle haechan"

"Nooooo.....,"

"Gak mau, please papa don't"

"Makanya berhenti bertengkar"

Hanna dan Hajoon benar-benar berhenti, mereka sama-sama menggeser duduknya ke sisi kursi untuk menatap ke luar jendela. Lebih baik mereka menuruti ucapan sang papa daripada harus dititipkan ke rumah sahabat papanya yang super jahil itu.

Karina terkekeh pelan. "Langsung diem takut diantar ke rumah uncle  Haechan padahal kan uncle Haechan orangnya baik dan asik"

"Hmm..., saking baik dan asiknya aku sampe trauma main kesana" celetuk Hajoon

Karina dan Jeno dibuat tertawa dengan celetukan sang putra.

Hanna dan Hajoon pernah dititipkan di rumah Haechan oleh Karina dan Jeno saat mereka harus pergi ke luar kota untuk menghadiri acara kerabatnya Jeno.

Haechan yang memang dasarnya sangat menyukai anak kecil dengan senang hati menjaga kedua bocah itu. Seharian Haechan mengajak keduanya bermain namun jiwa kompetitif dalam dirinya tidak dapat terbendung, alhasil apapun yang mereka mainkan Haechan selalu berusaha untuk mengalahkan Hanna dan Hajoon bahkan sesekali dengan cara yang curang membuat Hanna dan Hajoon kesal sekaligus kehabisan energi menghadapi Haechan yang lebih kekanak-kanakan dari mereka.

"Bener aku setuju, bisa-bisanya di dunia ini ada orang sengeselin uncle Haechan" timpal Hanna "Memang cuma uncle Jie yang terbaik" tambahnya lagi

Beberapa saat setelahnya mereka sampai di rumah sakit. Setelah memarkirkan mobil, Jeno turun terlebih dahulu untuk membukakan Karina pintu mobil.

"Kok Papa gak bukain pintu untuk aku juga?" Tanya Hanna yang sudah berada di luar mobil

"Kakak kan gak hamil kalau Mama lagi hamil" jawab Hajoon

Hanna mengernyit. "Loh emangnya yang boleh dibukain pintu itu cuma orang hamil aja?"

"Gimana Papa mau bukain pintu untuk Hanna kan Hanna udah turun duluan tadi" jawab Jeno

"Iyaudah aku naik lagi yaa, Papa bukain pintu" pinta Hanna

"Buat apa sih buang-buang waktu" ketus Hajoon

"Apasih kayak nyuruh kamu aja" balas Hanna tidak kalah ketus

Gadis remaja itu kemudian masuk lagi ke dalam mobil dan menutup pintu menunggu Jeno membukakan lagi pintu untuknya.

My Stranger Husband || Jenrina ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang