"JENO!"
Renjun dengan tergesa menarik tubuh Jeno menjauh.
Pemandangan yang membuat Mark dan Renjun terkejut adalah melihat Jeno sudah tertidur dengan seorang wanita yang merebahkan kepalanya di pangkuan pria bermata bulan sabit itu.
Sementara Jaemin dan Haechan juga sama-sama tidur tapi di sofa yang berbeda.
Mark heran soalnya dia hanya meninggalkan mereka tidak lebih dari lima belas menit tapi kenapa tiga orang itu sudah mabuk berat.
"Perasaan tadi pas gue tinggal keluar mereka gak mabuk-mabuk amat kenapa sekarang malah teler begini? Perempuan itu juga siapa tiba-tiba ada disini?" Tanya Renjun
Mark memperhatikan dengan seksama wajah perempuan yang tadi tidur dipangkuan Jeno.
"Gak kenal gue, cewe random kadang yang diajak minum sama Jeno" ucap Mark
"Bang lo serius ngomong begitu?"
Mark kembali menoleh ke arah Renjun. "Iya sih gak mungkin Jeno, apa mereka berdua pelakunya?" Tanya Mark menunjuk Haechan dan Jaemin
"Ck, yaudah deh kita bawa mereka bertiga dulu keluar" ucap Renjun
"Cewe ini gimana?" Tanya Mark
"Biarin aja, gak kenal juga kita"
Kemudian Renjun membopong Jeno keluar dari bar sementara Mark membawa Jaemin dan Haechan dengan susah payah.
Renjun dan Mark merebahkan tiga sahabatnya yang sedang tidak sadarkan diri dalam mobil Renjun.
"Sekarang gimana?" Tanya Mark
"Bawa ke apart lo aja deh tiga-tiganya"
"Kok----,"
"Lo mau ngantar mereka balik satu-persatu emang?" Potong Renjun
"Mobil Jaemin Haechan?"
"Tinggalin aja disini biar mereka yang ambil sendiri"
"Jeno?"
"Kan tadi gue bilang bawa ke apart lo tiga-tiganya"
"Maksud gue bukannya lebih bagus kalau Jeno kita antar pulang?"
"Dalam keadaan teler begini? Lo mau ngomong apa ke Karina atau ke tante Tiffany?"
Mark menggaruk belakang lehernya, ia sendiri juga bingung harus ngomong apa nanti sama keluarganya Jeno.
Akhirnya sesuai dengan rencana, Renjun mengantar tiga sahabatnya itu ke apartement Mark.
Tidak lama kemudian Renjun sampai lebih dulu di parkiran gedung apartement Mark. Dia melihat tiga orang mabuk di kursi belakang dari kaca mobilnya.
Renjun menghela napas. "Ngapa gue bisa temenan bertahun-tahun sama mereka" batinnya
Setelah itu Mark juga sampai lalu langsung turun dari mobil.
"Lo gak ikut nginap juga?" Tawar Mark
"Yaudah boleh kalau lo maksa" jawab Renjun sambil berlalu masuk
"Gak ada yang maksa perasaan" kata Mark
Renjun sebenarnya juga sudah lelah, kalau harus pulang ke rumahnya dia perlu setidaknya empat puluh menit perjalanan.
"Eh woy keluarin dulu ini kucrut bertiga" teriak Mark
"Ohiya lupa, sorry" ujar Renjun cengengesan
Dengan sisa kekuatan yang ada keduanya membawa tiga orang beban naik ke lantai atas menggunakan lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stranger Husband || Jenrina ✔
RomanceDua orang yang tidak saling mengenal bahkan bertemu saja tidak pernah tiba-tiba terikat dalam sebuah janji yang disebut pernikahan. Lalu, bagaimana keduanya menjalani kehidupan dengan status suami istri ketika sang pria hatinya sudah milik orang lai...