Run For Your Life

37 2 7
                                    

Dion menarik napas panjang. Tatapannya tidak lepas dari kumpulan makhluk yang kini beringas mengejarnya. Ia tersenyum lega. Beban di kepalanya satu persatu mulai menghilang. Memang satu-satunya jalan untuk menebus kesalahannya, adalah ikut menyusul teman-temannya.

Baru saja hendak memejamkan matanya, seseorang menarik kerah leher bajunya. Tubuhnya terseret menjauh dari makhluk-makhluk itu. Dion terkejut, dan lebih terkejut lagi melihat orang yang menyelamatkannya.

"Bodoh! Apakah dengan cara itu kamu bisa di maafkan oleh teman-temanmu? Justru mereka akan lebih marah setelah mengetahui tindakan bodohmu ini!"

Mulut Dion terbuka, "Paman Bruce?! Bukannya–"

Bruce melempar tubuh Dion ke depan. Membuat laki-laki itu beberapa meter lebih jauh mendahuluinya. Untung saja Dion mampu menyeimbangkan tubuhnya dan kembali berlari.

"Tidak ada waktu untuk membahas itu! Lari lebih dulu selama aku menghalangi mereka!"

Bruce menarik ranjang-ranjang itu dan menyusunnya di tengah-tengah koridor. Setidaknya, ini bisa memperlambat gerak makhluk-makhluk itu untuk sementara.

"DION! TEMUKAN SEBUAH KOTAK DAN AMBIL AIR YANG ADA DI DALAMNYA!" teriak Bruce seraya mendorong kasur-kasur itu.

Dion mengangguk mengiyakan. Pikirannya kini tidak sejalan. Ribuan pertanyaan menyerang, membuat konsentrasinya buyar sampai melewatkan beberapa kotak yang teronggok di sampingnya.

"Bodoh! Aku sudah menyuruhmu mengambil air, kenapa malah tetap berlari? Tangkap!" Bruce melempar botol minuman sedang ke arah Dion.

Pria itu kini sudah menyusul di sebelah Dion. Langkah mereka beriringan. Dengan cepat ia membuka dan menegak air itu. Arghh, lega sekali. Airnya habis dalam sekali minum. Ia melempar sisa sampah itu ke belakang.

Dion ikut membukanya. Ia sedikit terkejut, reaksi tubuhnya terasa berbeda setelah meminum air ini. Ia merasa lebih segar dan bertenaga. Rasa sakit di tubuhnya juga berangsur-angsur pulih. Menambah kecepatan dirinya untuk berlari.

"Aku tau kamu akan bertanya itu air apa. Itu adalah air almond. Tenagamu akan langsung pulih ketika meminum air itu," ucap Bruce tiba-tiba. Padahal Dion tidak ada menanyakan hal itu. Bahkan keinginan untuk bertanya tidak ada.

"Bagaimana paman bisa–"

"Itu namanya trik penyamaran. Aku menggunakan salah satu orang-orangan sawah itu sebagi replika tubuhku."

Dion mengernyit, ia mengingat-ingat bentuk tubuh yang teronggok saat di ladang gandum. Rasanya ia tidak melihat kemiripan Bruce dengan orang-orang padi itu.

"Bukankah mereka–"

"Monster? Benar. Justru itu aku mudah mengelabui gagak-gagak itu."

Dion berdecak, ucapannya terus di potong oleh pria itu.

"Kenapa paman tidak menyelamatkan kita saat itu? Padahal sebelumnya kita bersama," tanya Dion curiga.

"Bodoh! Kamu pikir aku tidak kaget juga setelah mengetahui kita berpisah? Untung saja aku berhasil selamat setelahnya," omel Bruce.

Dion tersenyum kecil. Ia merasa sangat senang mengetahui Bruce hidup kembali. Namun, pandangannya kemudian sayu. Bagaimana respon Wendy mengetahui Bruce masih hidup? Dan Dara, apakah gadis itu akan berteriak kegirangan melihat orang kikir dan menjengkelkan ini ada bersamanya? Dion kembali menumpahkan air matanya. Apakah masih ada harapan mereka semua kembali lagi?

"Dimana teman-temanmu yang lain?" tanya Bruce. Suaranya sedikit di kencangkan agar bisa di dengar oleh Dion. Di tambah suaranya seperti seekor babi karena beradu dengan napasnya.

DOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang