Dara menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Selagi menunggu Dion mandi, ia menghabiskan waktu melihat setiap benda-benda yang ada di sini. Wah, apakah ini salah satu koleksi telur lama yang langka? Mereka semua teronggok di atas meja berwadah keranjang. Pinggirannya di hias dengan permata dan berkalung emas murni. Kalau di jual, pasti akan di bandrol dengan harga yang sangat mahal. Dara memasukkannya ke dalam tasnya. Yah, setidaknya kalau ia berhasil keluar nanti, ia bisa langsung menjualnya. Sedikit trik marketing darinya.
Dion keluar dari kamar mandi. Rambutnya yang sedikit basah di usapkannya ke belakang. Terlihat dahinya yang putih bersih. Karena terlalu sering mengenakan poni, dahinya menjadi tidak terlihat. Ia melirik ke arah Dara. Gadis itu sibuk sekali memasukkan benda-benda kamar ini ke dalam tasnya.
"Hayo, mencuri," kelakar Dion duduk di sebelahnya.
Dara menatap Dion, "Mana ada polisi di tempat ini. Selagi kesempatan, untuk apa di sia-siakan?" tanya Dara remeh. "Dulu aku sempat ingin menjadi pencuri, karena sudah tidak ada lagi uang untuk membayar apartemenku."
Dion sedikit terkejut mendengarnya. Padahal awalnya ia ingin bercanda saja.
"Ini harganya mahal tau, bayangin aja kalau ada kolektor benda kuno yang ingin membayar ini, pasti akan laku keras!" seru Dara.
"Siapa yang bakal beli di tempat ini?" tanya Dion.
Dara mendengus, "jualnya nggak di sini lah, Dion. Kalau berhasil keluar nanti, aku mau lelang. Hasilnya kita bagi dua!"
Dion hanya menatap datar ke arah Dara. Gadis itu tertawa pelan, "nggak bisa keluar, ya? Hehe, lupa."
Dion terkekeh pelan. Ia sedikit kasihan melihat Dara yang benar-benar memiliki harapan untuk keluar dari sini.
"Nah, kamu. Aku belum mendengar cerita mengenai dirimu. Di sekolah kamu sangat pendiam, jadi sekarang saatnya aku mengenalmu lebih jauh lagi," ucap Dara menatap Dion.
Laki-laki itu tak menggubris. Ia merebahkan tubuhnya ke atas ranjang dan pura-pura tidur.
"Ayo dong, Dion. Aku sudah menjadikanmu tempat untuk curhat. Sekarang kamu juga harus bisa percaya padaku. Aku nggak gigit kok kalau kamu cerita," desak gadis itu. Ia memposisikan tubuhnya di sebelah Dion. Tangannya menggoyang-goyangkan tubuh jangkung laki-laki itu.
"Apa imbalanku?" tanya Dion tetap menutup matanya.
"Hish, cerita saja ingin minta imbalan," dengus Dara. Ia semakin keras mengguncangkan tubuh Dion, "Ayo dong, Dion."
"Baiklah, apa yang ingin kamu dengar?" Dion menoleh ke arah Dara. Lebih baik ia mengalah saja ketimbang gadis ini merengek dan mengganggu nantinya.
Gadis itu tertawa kecil, ia akhirnya dapat melihat Dion dari jarak dekat. Wah, ternyata ia jauh lebih tampan kalau di lihat dari dekat. Hidungnya yang mancung, mulutnya yang tipis berwarna merah natural, jawline yang sangat simetris, bahkan mata yang agak besar dengan alis yang tebal. Ia tidak begitu memperhatikan Dion semasa di sekolah. Laki-laki itu lebih sering mengenakan kupluk hoodienya ketimbang memperlihatkan wajahnya. Malah terbilang Dion adalah murid ghaib. Tidak pernah aktif atau sekedar bergurau senda dengan semua teman sekelasnya.
Padahal di sekolah sebelumnya, Dion hanyalah orang aneh yang ada di kelasnya. Begitu ucapan teman-temannya, tapi baginya tidak. Ada sesuatu yang menarik dalam diri Dion. Entah itu apa, tapi ia baru merasakannya sekarang. Dion itu gagah, bahkan ia sangat cekatan. Melihat bagaimana ia berhasil melawan monster-monster itu, bahkan memegang semua ucapannya. Dimana lagi ada laki-laki seperti ini?
"Kenapa kamu nggak pernah bergaul di sekolah?" tanya Dara memulai.
Dion tertegun, ia memikirkan jawaban yang pasti untuk Dara. Oke, sebenarnya ini lucu untuk di bahas. Dirinya ingin menjadi orang yang dingin dan misterius seperti karakter-karakter anime yang di tontonnya. Di sisi lain ia ingin menjadi pusat perhatian, tak hanya itu, ia juga ingin menjadi orang yang terlihat keren. Tapi, semakin lama ia malah larut dengan sifat ini. Membuatnya terbiasa dan menjadi orang yang tertutup. Baiklah, terbuka dengan Dara saja, apa salahnya?

KAMU SEDANG MEMBACA
DOME
Misteri / ThrillerUsai mendapatkan surat misterius yang tergantung di depan rumahnya, Dion terjebak di sebuah dimensi lain yang tidak berujung. Dirinya di paksa untuk menyelesaikan setiap level dengan selamat. Dimana di setiap level ada banyak sekali makhluk kejam ya...