Dion mengenakan pakaian yang di berikan oleh Wendy. Di dalam kamar mandi, tubuhnya di paksakan bergerak mengenakannya. Kata Wendy, tubuhnya lebih bau dari bangkai tikus. Wajar saja, ia tak mengganti pakaiannya semenjak pergi dari area 1. Rupa pakaiannya saja sudah tidak berbentuk lagi.
Tangannya meremas baju bekas itu. Tiba-tiba saja ia mengingat Joe. Pria brengsek itu harusnya ia bunuh saat itu juga. Mana tau ternyata pria itu memiliki niat busuk di balik tampang berwibawanya. Dion melemparnya ke dalam tempat sampah. Kemudian meludahinya dan keluar dari kamar mandi.
Ia berjalan menuruni tangga. Berkumpul dengan Wendy dan Bruce yang sedang menyiapkan persenjataan untuk misi penyelamatan Dara dan Pietro.
Wendy menoleh ke arah Dion, "Wah, sudah ku duga pakaian itu cocok denganmu."
Yah, kata Wendy sebelumnya, pakaian ini memang sudah tersedia. Dirinya kini mengenakan baju hitam polos dengan celana panjang cokelat.
"Bawa ini, kamu juga harus sigap kalau ada yang menyerang," Bruce melempar sebuah pistol ke arah Dion.
Ahh, sebelumnya ia ingat sekali kalau dirinya membawa shotgun dan XM556. Senjata-senjata itu membuatnya tampak gagah. Dan sekarang ... Ergh, kecil sekali.
"Bukankah kalian sudah membunuh makhluk-makhluk itu?" tanya Dion menatap Bruce dan Wendy bergantian.
Kening Bruce berkerut, lipatan tersebut menambah kesan tua dalam wajahnya. "Membunuh? Makhluk-makhluk itu tidak dapat mati."
Tunggu, apa? Dengung di telinganya bersahut-sahutan tidak percaya. Ia menatap Bruce serius, "tidak dapat mati? Apa maksudmu?"
"Mereka dapat meregenerasi tubuhnya dengan cepat. Jangan samakan makhluk di sini dengan level sebelumnya. Semakin tinggi levelnya maka semakin sulit lawannya," balas Wendy. Sebuah pisau terjepit di antara gigi gadis itu. Sementara kedua tangannya sedang asik mengisi peluru dalam pistolnya.
Wajah Dion terperanjat kaget. Jadi sia-sia saja aksi kedua orang ini? Andai kata ada lebih dari ribuan entitas di tempat ini yang tidak dapat mati, jelas area ini sangat berbahaya untuk di tinggali.
"Tidak hanya itu, mereka sangat mudah berkembang biak di sini. Populasinya meningkat setiap hari," imbuh Bruce.
Wah, ini benar-benar mengerikan.
"Lalu, bagaimana dengan Deathmoth? Ada cara yang bisa di lakukan untuk mengalahkannya?" tanya Dion.
Wendy menggelengkan kepalanya pelan, "tidak ada. Kita hanya bisa melumpuhkannya saja. Yang penting, kita tidak menyalakan cahaya di dekat mereka. Karena itu akan bisa membangunkan dan membuat mereka menjadi agresif."
"Maaf memotong pembicaraan kalian, bisa cepat sedikit? Aku ingin menjadi gangster dadakan."
Kedua remaja itu menoleh ke sumber suara. Terlihat Bruce sudah berdiri di depan rumah memegang sebuah railing gun di tangannya. Dion sedikit kagum melihat kegagahan pria itu. Sangat cocok menjadi seorang sherif, bukan?
"Kita beraksi ..."
∞
Oke, ini sangat membuang-buang waktu. Dion beberapa kali menghela pelan menatap Bruce yang sedang berbincang dengan Charlie. Oke, perlu di ingatkan lagi kalau Charlie adalah motor moge yang terparkir di depan rumah Bruce. Motor hitam dengan stiker api, di tambah knalpot besar dan gagah. Pantas saja Bruce cinta dengan motor itu.
"Ck, ayolah. Kenapa tidak paman hidupkan motornya dan kita pergi ke tempat itu?" tanya Dion kesal.
Mata Bruce menajam, "enak saja. Aku tidak ingin membuat motor ini lecet sedikitpun."
KAMU SEDANG MEMBACA
DOME
Mystery / ThrillerUsai mendapatkan surat misterius yang tergantung di depan rumahnya, Dion terjebak di sebuah dimensi lain yang tidak berujung. Dirinya di paksa untuk menyelesaikan setiap level dengan selamat. Dimana di setiap level ada banyak sekali makhluk kejam ya...