The E.C.O

59 15 4
                                    

Sebagai orang awam, ia masih tidak mengerti dengan beberapa istilah yang di sebutkan oleh Joe. Dara menggaruk kepalanya yang tak gatal, beberapa kali ia berpaling melihat Dion. Laki-laki itu mengangguk beberapa kali seakan paham dengan apa yang di ucapkan oleh Joe.

"Oke, ulang dari awal tapi aku butuh penjelasan dengan cara yang lebih sederhana." Dara mulai muak. Gadis itu mengulum bibirnya.

Joe tertawa paksa, "baiklah, kita mulai dari awal lagi."

Laki-laki itu menarik napas panjang, "Tempat yang kalian tinggali saat ini adalah salah satu bagian dari level the Backrooms. The backrooms adalah sebuah dimensi lain yang tidak memiliki ujung untuk keluar. Ketika kita masuk ke dalamnya, maka kita akan berputar-putar untuk menyelesaikan level yang tidak akan pernah ada habisnya. Sampai sini paham?"

Dara mengangguk cepat. Ia mengulum tawanya setelah melihat wajah Joe yang terlihat sudah lelah. Wajar sudah tiga kali ia menjelaskan namun gadis itu tidak mengerti. Salah siapa? Ia kan hanya ingin tau.

"Apa benar kita nggak bisa keluar dari sini?" tanya Dara yang kesekian kalinya. Harapannya kalau jawaban Joe berubah. Siapa tau ia salah dengar.

Joe menghela pelan, "tidak, cantik ..."

Dara terkekeh kemudian menghela pelan. Ternyata jawabannya sama saja.

Pria itu kembali tersenyum, "Kami adalah orang-orang yang terjebak di level satu. Sebelumnya ada banyak orang yang ikut terjebak. Namun kita masih belum tau bagaimana untuk mengalahkan para monster itu. Box-box yang berserakan sebelumnya kita pikir puluhan monster yang di kurung. Tidak ada satupun yang berani membukanya. Jadi kita hanya bertahan hidup dengan bersembunyi, ataupun melawan dengan tangan kosong,

"Banyak orang yang berguguran. Karena kelaparan, di bunuh oleh monster, atau berpindah ke level berikutnya. Akhirnya kami memberanikan diri untuk membuka salah satu box. Dan walla, kami menemukan barang-barang yang berguna seperti senjata, makanan, air, dan pakaian. Tak hanya itu, kami juga menemukan beberapa peralatan rumah tangga, beberapa pipa dan alat-alat lainnya. Setiap box memiliki isi yang tidak sama. Jadi ada kalanya kita mendapat makanan, dan ada kalanya kita mendapat barang-barang. Kami mulai bekerja sama untuk membangun tempat persembunyian dan memiliki misi untuk membunuh monster yang ada dan menyelamatkan semua pengembara yang selamat. Dan lahirlah, Entity Controlling Organization. Atau di singkat The E.C.O!"

Sunyi, tidak ada tanggapan yang muncul. Padahal Joe sudah tersenyum bangga sampai menaikkan nadanya agar terlihat lebih heroik. Berharap ada pujian yang keluar dari kedua remaja ini. Tapi, ia rasa tidak. Wajahnya berubah masam seketika.

"Bagaimana caramu bertahan hidup, padahal kamu bilang kalau mereka semua mati kelaparan?" tanya Dion. Tatapan Dion seperti ingin tau sekali.

Joe menggaruk tengkuknya, ia kembali mengulum senyum sampai matanya sipit, "Ahh, aku memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Jadi aku mampu bertahan cukup lama."

Dion menelisik lebih dalam, ada sebuah kebohongan yang di sembunyikan Joe. Laki-laki itu gugup dan terus menggaruk tengkuknya.

"Kita ganti saja pertanyaannya, ya? Apa lagi yang ingin kalian ketahui?" tanya Dev tertawa renyah.

"Bagaimana caramu memimpin mereka?" tanya Dara menyela. Padahal Dion baru saja ingin membuka mulutnya.

Joe mengingat-ingat, "hmmm ... Ah, itu semua butuh proses yang sangat panjang. Sebelum ada peraturan, kami hanya mementingkan ego sendiri. Mengambil makanan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan orang lain. Mereka berperang satu sama lain. Dan terjadi pembunuhan di mana-mana."

Wajah Joe terlihat sedih. Ia menatap kosong ke sembarang arah. Mungkin ingatannya tentang hari pembunuhan itu kembali terputar di kepalanya. Ya, Dara juga bergidik membayangkan bagaimana manusia dan manusia saling membunuh satu sama lain ketika mereka di rasuki ketamakan dan egois.

DOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang