Keesokan harinya, di kostan Maya, tampak Praja dan yang lainnya mencoba berdiskusi kembali soal rencana menghentikan Kinanti.
"Ini gila, Kinanti benar-benar tak bisa dibiarkan lagi. Dia telah mengacaukan batas antara alam manusia dengan alam gaib!" ujar Bima dengan perasaan kesal.
"Tapi kalo dipikir-pikir, bukannya tidak masalah jika yang dibunuh adalah para kriminal? Mereka kan hanyalah penjahat yang jadi sampah masyarakat doang!?" sahut Nayla.
"Ada aturan tak tertulis, di mana para mahluk gaib, entah itu jin atau arwah dari orang yang sudah mati, tidak boleh mencampuri urusan alam manusia terlalu jauh. Karena adanya perbedaan level kekuatan yang begitu besar, agar kehidupan di dua alam bisa berjalan beriringan dengan seimbang!" jelas Praja.
"Tapi apakah berarti keberadaan Indagis itu ada untuk menjaga keseimbangan dua alam tersebut? Secara mereka itu kan masih manusia, tapi di sisi lain mereka memiliki kekuatan gaib yang sebanding dengan para mahluk gaib!" balas Maya.
"Benar, berdasarkan ajaran dari Kakekku, bukan hanya para Indagis saja. Tapi Indriya dan Indigo juga ada untuk menjadi penghubung antar dua alam. Agar keseimbangan antar dunia dapat tercapai dengan baik!" jawab Praja.
"Itu betul, meskipun menurutku tugas para Indagis dan Indriya itu lebih besar daripada sekedar Indigo biasa. Karena pasti ada alasan tersendiri, mengapa kita punya kelebihan yang terlampau besar dibandingkan mereka!" lanjut Bima.
Saat mereka sedang mengobrol, tiba-tiba berita di tv menampilkan sebuah informasi bahwa malam ini akan ada sebuah kelompok kriminal yang akan melakukan pemindahan lapas.
"Berita itu, mungkin ini akan jadi kesempatan kita!" ujar Praja.
"Benar juga, bisa jadi Kinanti bakalan mengincar kelompok itu untuk diserang," sahut Bima.
"Eh, jadi kita akan ikut mengawasi kejadian itu nanti malam?" tanya Nayla dengan raut wajah bingung.
"Benar Nayla, karena bisa jadi ini akan menjadi kesempatan kita untuk memancing Kinanti!" balas Maya.
***
Malam harinya, beberapa buah mobil polisi melaju di tengah kota sembari membawa para narapidana untuk dipindahkan ke lapas lain.
Sementara Praja dan yang lainnya terbang dalam wujud astral untuk mengikuti mobil-mobil itu menuju ke suatu tempat.
"Kemampuan terbang kita memang tidak begitu tinggi dan cepat, tapi kita masih bisa memberikan dorongan pada tubuh astral kita. Agar ketinggian dan kecepatan terbang kita bisa meningkat!" jelas Praja.
Mobil-mobil itu pun kini telah melaju di sebuah jembatan yang cukup besar. Namun secara tiba-tiba Kinanti muncul dengan menampakkan diri di depan mobil-mobil itu.
Para pengendara mobil itu pun terkejut melihat kemunculannya, hingga secara tanpa sadar, mereka banting setir ke samping.
"Kinanti, dia telah muncul!" ujar Bima.
Kinanti segera menghampiri salah satu mobil di sana, kemudian ia menarik salah satu napi secara paksa dari dalam mobil.
"Hey, aku ingin bertanya suatu hal padamu!" ucap Kinanti, sementara pria yang dalam genggaman Kinanti merasa ketakutan melihat sosok menyeramkan di hadapannya.
"Kinanti, hentikan itu!" seru Praja dengan lantang.
Kinanti terkejut dengan kehadiran Praja dan yang lainnya.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya sosok itu.
"Kami ke sini untuk menghentikanmu, Kinanti!" balas Bima.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indagis
ParanormalIndagis merupakan sekumpulan orang indigo berkekuatan magis. Mereka melakukan kontrak dengan para mahluk halus agar dapat meminjam kekuatan mereka. Membuat orang-orang itu mampu bertransformasi menjadi seorang pahlawan yang membawa kekuatan dari dua...