Sore itu, aku sedang berada di sebuah taman bunga untuk melatih hubungan kebersamaanku dengan Maung Bodas.
Sejujurnya dari kemarin hubungan kebersamaanku dengannya sama sekali tak ada peningkatan. Aku benar-benar bingung apa yang harus kulakukan dengannya.
Dari tadi aku hanya duduk diam sembari menatap Maung Bodas yang juga sama-sama diam tanpa melakukan apapun. Hingga kedatangan Maya memecah kesunyian di tempat itu.
"Hey Praja, bagaimana perkembanganmu sekarang?" tanyanya.
Aku pun menjelaskan, bahwa dari kemarin aku tak melakukan apapun dengan Maung Bodas. Aku merasa energiku sudah cukup tersinkronisasi, hanya saja Master mengatakan bahwa hubungan kebersamaanku dengannya masih belum maksimal.
Mendengar hal itu, Maya pun menatap Maung Bodas dengan pandangan penuh arti. Ia seperti sedang memikirkan sesuatu, sebelum akhirnya ia mulai tersenyum.
Perlahan, ia mulai membelai lembut kepala Maung Bodas. Aku menyadari bahwa harimau itu seperti merasa nyaman dengan elusan Maya.
"Maung Bodas, sekarang coba kamu berubah menjadi seekor harimau kecil!" pintanya.
Maung Bodas seperti mengerti perintah Maya, perlahan ia mengubah ukuran tubuhnya menjadi kecil layaknya anak harimau yang masih seukuran kucing.
Aku tentu terkejut dengan hal itu, bagaimana bisa seekor Maung Bodas yang merupakan khodamku justru malah menurut dengan Maya?
"Kok bisa, kenapa dia nurut sama kamu?" tanyaku.
Maya pun tersenyum dan duduk sembari menggendong Maung Bodas di pangkuannya. Ia lalu menjelaskan bahwa Maung Bodas sudah mengenalinya sejak aku tinggal di kostannya, itu sebabnya Maung Bodas menurunkan kewaspadaannya pada Maya karena menganggapnya bukan sebagai ancaman.
"Kau tahu, Praja. Aku merasa Maung Bodas itu memiliki hati yang lembut dan kesetiaan yang tinggi. Dia tetap patuh padamu meskipun saat ini kamu membencinya, ia juga tetap berusaha keras agar kekuatan aslimu tak terlepas. Itu semua dia lakukan demi menjagamu selaku Tuannya!" jelas Maya, membuat aku hanya diam terperanjat mendengarnya.
"Jadi, selama ini Maung Bodas berusaha keras untuk menjagaku agar tak terbelenggu oleh kekuatanku sendiri?" batinku dengan setengah tak percaya.
"Praja, setelah ini kamu cobalah ajak Maung Bodas bermain, mungkin dengan begitu kebersamaan kalian akan semakin dekat. Lalu kalian akan saling memahami satu sama lain!" pinta Maya, dibalas dengan anggukanku sembari tersenyum.
***
Sementara itu, di sebuah Padang rumput.
Tampak Angga sedang bertarung langsung melawan Barong. Sementara Wulan hanya memperhatikannya dari jauh.
Sejujurnya dalam hati gadis itu ia merasa khawatir pada Angga. Ia merasa Angga terlalu terburu-buru untuk berkembang jadi kuat. Ia juga merasa ada yang salah dengan cara Angga berkembang, seolah-olah ada suatu hal yang salah, namun ia tak tahu dengan pasti hal apa itu yang menyebabkan kekuatan Angga dan Barong jadi tersendat.
"Barong, kamu harus berkembang jadi lebih kuat lagi. Aku yang sekarang jauh lebih lemah ketimbang pendahuluku, aku tidak tahu permasalahannya ada di aku atau kamu, jadi kita harus manfaatkan latihan ini untuk meningkatkan kebersamaan kita!" ujar Angga dengan lantang.
Mendengar kata-kata Angga, Wulan jadi mengerti. Penjelasan yang waktu itu dijelaskan oleh Master Cindaku seperti membuka mata anak itu. Mungkin saja alasan mengapa kekuatan Indagis Barong begitu melemah karena energi mereka tidak bisa bersinkronisasi dengan benar, makanya kekuatan mereka terus melemah selama beberapa generasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indagis
ParanormalIndagis merupakan sekumpulan orang indigo berkekuatan magis. Mereka melakukan kontrak dengan para mahluk halus agar dapat meminjam kekuatan mereka. Membuat orang-orang itu mampu bertransformasi menjadi seorang pahlawan yang membawa kekuatan dari dua...