Dewi Lanjar menyatakan bahwa Gandra dan Raja Jerangkong tak layak untuk disandingkan dengannya. Hal itu tentu membuat Reng Tua Malem terkejut mendengarnya.
"Percaya diri sekali, padahal kenyataannya hasil tidak akan berbeda dengan yang tadi, jika kau melawanku sendirian!" balas Reng Tua Malem dengan nada meremehkan.
"Akan kubuat kau menarik kembali kata-katamu!" balas Dewi Lanjar.
Reng Tua Malem pun kembali melakukan ancang-ancang, siap untuk menyerang.
Dalam sekejap, ia segera melesat ke hadapan Dewi Lanjar untuk melancarkan pukulannya.
Namun, gerakan Dewi Lanjar sangat cepat, tak bisa diikuti oleh mata Reng Tua Malem. Karena dengan mudah, sang Dewi berhasil mengelak dari serangan itu dalam jarak yang sangat dekat.
Bahkan, dalam sesaat, Dewi Lanjar telah berada di belakang Reng Tua Malem, membuat mahluk itu terperanjat kaget.
"Apa? Kenapa gerakannya begitu cepat? Aku tak dapat mengikuti pergerakannya?" batin Reng Tua Malem dengan penuh tanda tanya.
Saat Reng Tua Malem berbalik ke belakang, secara tiba-tiba Dewi Lanjar melancarkan pukulannya tepat ke arah jantung sang pria tua, membuat mahluk itu terpelanting ke langit.
Dari pukulan itu, keluarlah seekor naga air yang bergerak ke langit, menembus tubuh sang pria tua. Tak lama kemudian, naga itu kembali berbalik arah dan menerkam Reng Tua Malem, menciptakan sebuah ledakan dahsyat di udara.
Reng Tua Malem pun menjerit kesakitan, ia jatuh terbanting ke tanah dalam kondisi terluka parah.
Dewi Lanjar pun tersenyum sinis melihat tubuh Reng Tua Malem yang terkapar tak berdaya. "Dasar, beraninya meremehkanku. Sekarang kau sudah merasakan akibatnya, kekuatanku jauh lebih hebat dibandingkan milikmu!" ucap wanita itu.
Secara perlahan, tubuh Reng Tua Malem pun kembali terpecah menjadi gumpalan energi berwarna ungu, yang jumlahnya sesuai dengan jumlah kaumnya yang tersisa.
"Sekarang, kamu akan menjadi bawahanku, Reng Tua Malem!" ujar Dewi Lanjar sembari tersenyum penuh kemenangan.
***
Sementara itu, Kinanti saat ini sedang bertarung sengit melawan Calon Arang, sementara Wulan hanya melihatnya dari kejauhan.
Kinanti terus melemparkan banyak bola kegelapan ke arah Calon Arang. Sementara Calon Arang balas menyerang menggunakan tembakan sihir dari lingkaran sihir yang ia ciptakan di udara.
Pertarungan sengit tersebut terjadi di udara, menciptakan ledakan astral yang cukup dahsyat, hingga membuat banyak mahluk gaib lain tak berani mendekati mereka.
Aliran energi astral mereka menyeruak di udara, menciptakan kombinasi energi hitam dan merah yang berputar-putar, mengikuti arah dan ritme gerakan dua sosok gaib itu.
Pertarungan terus berjalan sengit, hingga akhirnya pada satu titik Kinanti berhasil terkena serangan Calon Arang dengan telak, hingga membuat Kuntilanak itu jatuh terjerembab ke tanah.
Wulan segera berlari menghampiri Kinanti, sementara Calon Arang turun dari langit sembari tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha, kau akan segera mati, kuntilanak jelek!" ejek Calon Arang.
"Heh, aku memang sudah lama mati!" balas Kinanti, sembari menyeka luka di bibirnya.
"Diam! Kali ini akan kuhancurkan jiwamu hingga benar-benar musnah, kau tak akan bisa bergentayangan lagi di dunia ini!" ujar Calon Arang, sembari menciptakan beberapa lingkaran sihir di sekitarnya.
Namun, saat ia menembakkan serangan sihir ke arah Kinanti dan Wulan, secara tiba-tiba Raja Jerangkong muncul dan langsung menangkis setiap serangan sihir itu menggunakan pedang besarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indagis
ParanormalIndagis merupakan sekumpulan orang indigo berkekuatan magis. Mereka melakukan kontrak dengan para mahluk halus agar dapat meminjam kekuatan mereka. Membuat orang-orang itu mampu bertransformasi menjadi seorang pahlawan yang membawa kekuatan dari dua...