118. Rangda (14)

73 4 0
                                    

Sosok itu, memperkenalkan dirinya sebagai Ifrit. Ia menjelaskan soal tujuannya untuk membentuk suatu kerajaan gaib Nusantara dari ujung Sumatra hingga ke Papua. Itu adalah hal yang juga menjadi tujuan Rangda selama ini.

"Jadi kau ingin agar aku menjadi bawahanmu dan memimpin daerah Pulau Jawa?" tanya Rangda dengan pandangan tajam.

"Ya, bukan hanya itu, karena kau juga sudah menaklukkan seluruh Kepulauan Nusa Tenggara, maka daerah itu juga akan menjadi bagian dari kekuasaanmu!" jawab Ifrit.

Rangda pun tertawa terbahak-bahak mendengar tawaran dari Ifrit.

"Aku tidak hanya akan menguasai daerah Jawa dan Nusa Tenggara, tapi seluruh Nusantara akan tunduk padaku!" tegas Rangda sembari berdiri.

"Iya kah? Tapi kau sendiri bahkan tak mampu mengalahkan Nyi Roro Kidul, bagaimana mungkin orang sepertimu bisa menjadi Penguasa seluruh Nusantara?" balas Ifrit sembari menyeringai kecil.

"Aku akan menjadi lebih kuat, dan akan kuhabisi dia, termasuk juga kau, Ifrit!" ujar Rangda, sembari menunjuk Ifrit.

Ifrit pun menghela napas melihat penolakan dari Rangda. "Baiklah jika kau menolak, tapi aku juga harus menunjukkan sedikit kekuatanku padamu," ucapnya.

Ifrit pun menjulurkan tangannya, membuat tubuh Rangda kini diselimuti energi gelap yang secara perlahan menyembuhkan luka-lukanya.

"Kau menyembuhkanku? Dasar bodoh, kalo begini aku bisa membunuhmu dengan mudah!" ucap Rangda dengan seringaian yang terukir di wajahnya.

"Jangan senang dulu, yang akan melawanmu bukanlah aku, melainkan salah satu bawahanku. Atau lebih tepatnya, salah satu dari Penguasa Alam Gaib yang menguasai Pulau Kalimantan!" balas Ifrit.

"Keluarlah, Mariaban!" seru Ifrit.

Kemudian dari balik gelapnya pepohonan, keluarlah sesosok mahluk gaib berbentuk layaknya primata raksasa. Dengan warna bulu coklat dan sorot mata merah yang menatap tajam pada Rangda.

Gigi taring mahluk itu tampak besar dan tajam, hingga mencuat keluar seperti taring milik Rangda. Kuku-kuku di jarinya juga tak kalah menakutkan, dengan ukurannya yang besar dan runcing, siap untuk mencabik-cabik lawannya.

Saat itulah, Rangda menyadari bahwa mahluk gaib di depannya bukanlah lawan biasa. Kekuatannya mungkin tak sekuat Nyi Roro Kidul, tapi bisa dipastikan bahwa levelnya berada di atas lawan-lawannya yang lain.

"Groaarrgh!" mahluk itu meraung-raung dengan keras pada Rangda, memberikan tekanan energi yang cukup kuat hingga membuat hutan itu bergetar, dan burung-burung pergi berterbangan.

"Jadi ini mahluk yang menguasai seluruh Kalimantan? Baguslah kalo begitu, biar sekalian Kalimantan akan ku kuasai hari ini juga!" tegas Rangda, sang Penguasa Alam Gaib Pulau Jawa.

Sementara Mariaban hanya balas meraung, menunjukkan dominasinya sebagai Penguasa Alam Gaib Pulau Kalimantan.

"Baiklah, mari kita mulai pertarungan antara para Penguasa Alam Gaib!" ujar Ifrit, sembari tersenyum licik.

***

Pertempuran antara dua Penguasa Alam Gaib pun terus berlangsung sengit. Seluruh Pulau Jawa bergetar akibat benturan energi astral tingkat tinggi yang dimiliki oleh dua mahluk itu.

Banyak diantara manusia, jin, bahkan hewan yang menjauh dari lokasi pertempuran. Mereka menyadari bahwa ada bahaya besar jika mereka terus berada di tempat itu.

Pertempuran sengit itu berlangsung selama berhari-hari, mengakibatkan banyak bencana alam yang terjadi bersamaan di Pulau Jawa. Tak ada satu mahluk pun yang berani menghentikan pertarungan dahsyat itu.

Hingga pada suatu waktu, pertempuran dahsyat itu pun terhenti setelah Mariaban dan Rangda sama-sama terluka parah dan tak mampu melanjutkan pertempuran.

Saat ini, tubuh Mariaban tampak rusak parah. Dengan luka membusuk akibat serangan sihir gelap dari Rangda. Bahkan tubuhnya sekarang juga sedang dalam kondisi tertusuk oleh berbagai macam jenis senjata sihir yang mengandung energi gelap yang sangat pekat.

Sementara Rangda, mahluk itu sedang dalam kondisi terkapar di tanah. Tubuhnya dalam kondisi tercabik-cabik, bahkan salah satu tangannya telah putus akibat dicabut oleh Mariaban.

"Sial, tubuhku sekarang sulit digerakkan, padahal sedikit lagi aku bisa menang!" batin Rangda dengan kesal.

Kemudian Ifrit pun kembali muncul sembari bertepuk tangan, senyuman liciknya masih terukir jelas di wajahnya.

"Wah-wah, ini luar biasa! Kekuatan kalian seimbang, kalian memang pantas mendapat gelar Penguasa Alam Gaib. Tak ada satupun mahluk gaib yang berani menghentikan pertempuran kalian, kalian adalah yang terkuat di wilayah kalian masing-masing!" ucapnya.

"Diam! Di Nusantara ini, akulah yang akan menjadi yang terkuat. Tak ada siapapun yang layak disandingkan denganku!" balas Rangda dengan penuh arogansi.

"Hahahaha, terserah kau saja, tapi faktanya kau lebih lemah dariku!" ejek Ifrit, sembari memandang Rangda dengan pandangan merendahkan.

"Aku akan memberimu suatu penawaran, terimalah tawaranku untuk menjadi seorang Penguasa Alam Gaib di Pulau Jawa ini. Patuhlah pada perintahku, dan kalau kau menolak, maka kau akan mati saat ini juga!" ancam Ifrit.

"Kau ingin membunuhku? Itu mustahil! Aku adalah manifestasi dari kejahatan, selama kejahatan hadir di dunia ini, maka aku tak akan pernah mati!" balas Rangda sembari menyeringai.

"Rangda, aku ini jauh lebih tua darimu. Aku tahu cara membunuh mahluk sepertimu, kamu yang mempelajari dan mengembangkan ilmu dari suatu perpustakaan misterius di Pulau Bali kan? Ilmu yang kau pelajari itu berakar dari ilmu Aji Pangleakan yang tercatat di dalam salah satu buku di sana. Dan kamu juga mempelajari soal pengendalian konsep kejahatan dan memanfaatkannya untuk keuntunganmu sendiri?" jelas Ifrit, membuat Rangda terbelalak kaget.

"Darimana kau tahu?" tanya Rangda dengan penuh rasa terkejut.

"Soal aku tahu darimana itu tak penting, yang penting sekarang apa kau mau menerima tawaranku atau tidak?" tanya Ifrit lagi.

Rangda terdiam sejenak, mencoba memikirkan jawaban. Hingga akhirnya, ia pun memutuskan untuk menyetujui penawaran Ifrit itu.

"Jawaban yang bagus Rangda, untuk tugas-tugasmu akan kuhubungi lagi nanti. Sampai jumpa lagi, Penguasa Alam Gaib dari Pulau Jawa!" ucap Ifrit, sembari berlalu pergi dengan diikuti oleh Mariaban yang telah ia sembuhkan.

***

Tahun-tahun pun kembali berlangsung damai, atau itulah yang terlihat secara kasat mata. Padahal kenyataannya, sekarang era Penguasa Alam Gaib telah dimulai.

Ifrit memerintahkan Rangda untuk meminta tumbal nyawa pada seluruh bawahannya. Dari Jawa hingga ke Nusa Tenggara.

Tentu semua kerajaan gaib yang telah ditaklukkan hanya bisa patuh dan tak berani memberontak, karena sekarang mereka telah mengetahui seberapa kuat Rangda itu.

Rangda juga sempat menanyakan apa tujuan dari ini semua, dan kenapa Ifrit memilihnya, bukan Nyi Roro Kidul.

Namun Ifrit hanya menjawab bahwa Nyi Roro Kidul menolak tawarannya. Dan untuk tujuan dari ini semua tak pernah dijelaskan oleh Ifrit.

Hari-hari itu berlangsung selama bertahun-tahun, hingga suatu hari, Rangda dan pasukannya dikejutkan dengan kemunculan sesosok Indagis berambut merah.

Indagis itu muncul disertai dengan banyak pasukan di belakangnya. Rangda pun menyadari, bahwa Indagis itu adalah putranya, Airlangga yang telah berkembang jadi sangat kuat.

"Lama tak jumpa, Ibu! Bagaimana kabarmu sekarang? Kuharap kamu baik-baik saja, karena aku ingin berperang melawanmu beserta pasukanmu!" ucap Airlangga dengan penuh percaya diri.

IndagisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang