72. Wewe Gombel (7)

138 9 0
                                    

Hari telah menjelang pagi, Praja dan yang lainnya kini telah kembali ke rumah pak Rudi.

Saat mereka kembali ke raga fisik mereka, rasanya mereka sangat lelah sekali. Bukan lelah dari segi fisik, melainkan rasa lelah dari jiwa mereka yang mereka pakai bertarung semalaman.

"Rasanya capek banget deh, dari semalam kan jiwa kita belum beristirahat!" Ucap Praja.

"Kau mah mending, lah aku harus balik dari kota lain ke sini dalam waktu beberapa jam doang. Untung ada Nagagini yang siap menjadi tungganganku!" Balas Bima.

Belum selesai mereka mengobrol, tiba-tiba terdengar suara keributan dari luar. Yang sepertinya berasal dari pertengkaran pak Rudi dan istrinya.

***

"Kamu ini emang gak tau diri, anak hilang masih aja mikirin kerjaan!" Bentak Pak Rudi.

"Kalo aku gak kerja, aku mau makan darimana? Gak sudi aku makan dari duit hasil kerjaan kamu yang gak jelas itu!" Balas sang istri dengan nada yang tak kalah tinggi.

Sementara baik Praja, Bima, Maya, dan Nayla hanya mampu melihat pertengkaran itu dari kejauhan.

"Ah sudahlah, capek aku ngomong sama kamu!" Ujar sang istri sembari berlalu pergi.

"Dasar wanita gak bertanggung jawab, pergi saja kamu dari sini. Untuk urusan Eli biar aku yang urus!" Ujar pak Rudi dengan lantang.

Melihat kejadian itu, Praja pun meminta Maya dan Nayla untuk berbicara dengan istri Pak Rudi. Sementara ia dan Bima akan bicara langsung dengan Pak Rudi.

***

Setelah Maya dan Nayla sudah pergi ke luar untuk menyusul istri Pak Rudi, Praja dan Bima pun segera meminta Pak Rudi untuk berbicara.

"Bagaimana dengan pencarian Eli, apa kalian sudah menemukan petunjuk?" Tanya Pak Rudi.

"Ya, Wewe Gombel memberikan syarat pada kami agar ia mau mengembalikan Eli!" Jawab Praja.

"Syaratnya, yaitu Anda harus berdamai dengan istri Anda, setelah itu maka Wewe Gombel akan langsung mengembalikan Eli ke pangkuan kalian!" Lanjut Bima.

Pak Rudi pun terbelalak mendengarnya, "apa? Syarat macam apa itu? Jangan mengada-ada! Kalian mau nipu saya?" Balas pria itu dengan nada tinggi.

"Tapi memang itu syaratnya. Alasan mengapa Wewe Gombel menculik Eli karena ia tidak suka dengan perilaku kalian yang selalu mengabaikan putri kalian!" Jelas Praja.

"Lagian apa susahnya sih berdamai dengan istri Anda? Toh ini demi Eli juga kan?" Sahut Bima dengan heran.

"Kalian tidak mengerti, wanita itu selalu saja merendahkanku. Aku memang hanya seorang security, berbeda jauh dengannya yang merupakan seorang manager perusahaan. Tapi bukan berarti dia bisa merendahkanku begitu saja!" Ujar pak Rudi, yang perlahan mulai menceritakan masalahnya.

Pak Rudi terus menceritakan masalah keluarganya, sementara Praja dan Bima hanya diam mendengarkan ia berbicara.

***

Maya dan Nayla terus mencari sang wanita ke pelosok perkampungan itu, hingga akhirnya mereka berhasil menemukannya sedang duduk di sebuah bangku taman.

Wanita itu tampak sedang menangis, rambut panjangnya ia biarkan tergerai menutupi sebagian wajahnya.

Dengan perlahan Maya dan Nayla pun berjalan mendekati wanita itu, lalu Maya memperhatikan name tag yang berada di dada wanita itu. Ternyata nama beliau adalah Reni.

Bu Reni terkejut dengan kehadiran Maya dan Nayla, ia segera menyeka air mata yang membasahi pipinya.

"Kalian, bukannya gadis-gadis yang ada di rumah saya tadi? Ngapain kalian ke sini?" Tanyanya dengan suara yang serak karena habis menangis.

IndagisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang