First Impression

67 9 0
                                    

MPLS sudah memasuki hari keempat, dan suasana di sekolah semakin ramai. Erlin, yang sudah mulai merasa lebih nyaman dengan teman-teman barunya, merasa hari-hari ini semakin seru. Namun, di balik semua keseruan, ada satu sosok yang selalu menarik perhatiannya, yaitu Leony.

Di sela-sela kegiatan MPLS, Erlin duduk di bawah pohon besar di halaman sekolah, sambil berbincang dengan Rina. “Rina, menurutmu Kak Leony itu gimana sih? Aku sering liat dia keliatan cuek, tapi ternyata dia baik juga,” tanya Erlin sambil menatap ke arah Leony yang sedang berbicara dengan beberapa siswa.

Rina tersenyum dan menjawab, “Iya, Kak Leony emang terkenal cuek dan nggak banyak ngomong, tapi dia juga perhatian kok. Dia cuma lebih suka menunjukkan perhatian lewat tindakan daripada kata-kata. Makanya, dia sering dianggap dingin.”

Erlin mengangguk sambil memperhatikan Leony dari jauh. “Iya sih, aku juga ngerasa dia kayaknya peduli sama kita meski dia gak bilang banyak. Aku jadi penasaran deh, biasanya dia ikut kegiatan apa aja?”

Sementara itu, Leony, yang sedang berdiskusi dengan beberapa siswa tentang kegiatan ekstrakurikuler, melirik ke arah Erlin. Dia melihat gadis baru itu sedang sibuk mengobrol dengan Rina dan terlihat ceria. Leony merasa ada sesuatu yang menarik dari cara Erlin bergaul dan berinteraksi dengan teman-temannya.

Setelah sesi kegiatan selesai, Leony memutuskan untuk mendekati Erlin dan Rina. “Eh, Dek, udah dapet info yang lo cari soal klub musik?” tanya Leony sambil tersenyum.

Erlin tersenyum balik. “Iya, Kak! Aku udah dapet informasi yang aku butuhin. Terima kasih banget ya.”

Leony merasa senang bisa membantu. “Sama-sama. Kalau ada yang perlu dibantu lagi, jangan ragu buat tanya.”

Erlin mengangguk. “Pasti, Kak! Oh iya, aku cuma mau bilang kalau aku senang bisa ngobrol sama Kakak. Kakak tuh keren deh, gak kayak yang dibilang orang-orang.”

Leony sedikit terkejut mendengar pujian itu. “Oh, oke, makasih. Gue cuma berusaha ngelakuin yang terbaik.”

Erlin menatap Leony dengan penuh kekaguman. “Aku bener-bener seneng bisa kenal Kakak. Aku rasa MPLS ini jadi lebih seru karena bisa ngobrol sama Kakak.”

Setelah obrolan singkat itu, Leony kembali ke teman-temannya dengan rasa yang sedikit campur aduk. Dia merasa bahwa Erlin memiliki sesuatu yang spesial, dan dia penasaran untuk lebih mengenal gadis baru ini. Meskipun dia berusaha untuk tidak terlalu menunjukkan ketertarikan, hatinya merasa ada sesuatu yang menarik untuk dijelajahi lebih jauh.

Sementara itu, Erlin kembali ke kegiatan MPLS dengan perasaan yang lebih ceria. “Wah, hari ini keren banget! Kak Leony ternyata bukan cuma ketua OSIS yang cuek, tapi juga orang yang asik diajak ngobrol,” pikirnya sambil tersenyum sendiri.

Hari itu berakhir dengan penuh warna bagi Erlin dan Leony. Keduanya merasa bahwa hari-hari MPLS ini adalah awal dari sesuatu yang menarik dan penuh potensi.

Bersambung

TERPESONA (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang