Tanggal 28 Oktober, sekolah dipenuhi oleh semangat perayaan Hari Pemuda Nasional. Seluruh siswa SMA Bhakti Utama sibuk dengan persiapan acara yang dipenuhi dengan berbagai kegiatan, mulai dari lomba, pementasan, hingga bazar yang menarik perhatian semua orang. Suasana meriah dengan bendera merah putih yang berkibar di setiap sudut sekolah. Panggung besar telah dipersiapkan di lapangan utama, tempat di mana acara puncak akan berlangsung.
Leony, sebagai Ketua OSIS, berada di tengah-tengah kesibukan, memastikan semua berjalan lancar. Dia mengatur anggota OSIS, memberikan arahan, dan sesekali memeriksa persiapan acara. Meski terlihat sibuk, pikirannya tetap tak bisa lepas dari Erlin. Hari itu terasa istimewa, tidak hanya karena acara besar yang mereka selenggarakan, tapi juga karena dia tahu bahwa di balik semua ini, ada seseorang yang selalu memberinya semangat.
Erlin sendiri juga terlibat dalam acara tersebut, menjadi bagian dari tim yang menyiapkan salah satu stand bazar. Dia melihat Leony dari kejauhan, merasa bangga melihat betapa tangguh dan cekatannya Leony dalam memimpin. Meski begitu, ada perasaan hangat yang menjalari hatinya setiap kali Leony melirik ke arahnya, seolah memberi isyarat bahwa semua ini mereka jalani bersama.
Saat acara puncak dimulai, di mana berbagai penampilan seni dan budaya dipertontonkan, Leony akhirnya bisa sedikit bersantai. Setelah memastikan semua berjalan sesuai rencana, dia memutuskan untuk mencari Erlin. Dia tahu, di tengah kemeriahan ini, dia ingin berbagi momen spesial dengan orang yang paling berarti baginya.
"Dek, kamu di mana?" Leony mengirim pesan singkat ke Erlin.
Tak lama kemudian, Erlin membalas, "Aku di stand bazar, Kak. Lagi bantuin jualan. Kakak udah bisa istirahat?"
Leony tersenyum membaca balasan Erlin. Dengan langkah cepat, dia berjalan menuju stand bazar yang disebutkan Erlin. Saat tiba di sana, dia melihat Erlin sedang sibuk melayani pembeli dengan senyum manis yang selalu membuat hatinya bergetar.
Erlin menyadari kehadiran Leony dan langsung menyapa, "Kak Leony! Udah selesai semua?"
Leony mengangguk sambil tersenyum. "Iya, udah lumayan beres. Sekarang aku bisa santai sedikit. Gimana bazarnya?"
"Rame banget! Tadi stand kita sempet penuh sama anak-anak yang mau beli," jawab Erlin dengan antusias.
Leony tertawa kecil. "Hebat kamu ya. Rajin banget ngebantuin."
Erlin tersipu malu. "Aku seneng aja, Kak. Apalagi kalau bisa bantu-bantu. Lagian, acaranya seru banget."
Setelah beberapa saat mengobrol, Leony memutuskan untuk membawa Erlin menjauh sejenak dari keramaian. "Dek, yuk kita jalan-jalan sebentar. Aku pengen ngobrol sama kamu."
Erlin mengangguk, lalu menyerahkan tugas di stand kepada temannya yang lain sebelum mengikuti Leony.
***
Mereka berjalan menuju area taman sekolah yang sedikit lebih tenang dan jauh dari keramaian. Di sana, mereka bisa mendengar suara musik dari panggung utama, tapi suasananya jauh lebih damai.
"Kak, ada apa?" tanya Erlin sambil menatap Leony dengan rasa penasaran.
Leony berhenti di dekat bangku taman yang sepi dan menatap langit yang mulai gelap. "Dek, aku cuma pengen bilang... Makasih."
Erlin mengerutkan kening, bingung. "Buat apa, Kak?"
Leony menoleh dan memandang Erlin dengan lembut. "Buat semuanya. Buat selalu ada di samping aku, ngedukung aku, dan bikin aku merasa... spesial. Kamu tahu nggak? Kamu itu cahaya dalam hidup aku."
Erlin merasakan hatinya menghangat. Tanpa disadari, pipinya memerah mendengar kata-kata Leony. "Aku juga ngerasa hal yang sama, Kak. Kamu selalu jadi alasan aku untuk terus semangat setiap hari."
Leony tersenyum dan tanpa ragu lagi, dia meraih tangan Erlin, menggenggamnya dengan erat. "Aku seneng banget kita bisa kayak gini, Dek. Aku pengen kita selalu bareng-bareng, nggak peduli apa yang terjadi."
Erlin balas menggenggam tangan Leony, merasa perasaan yang sama mengalir dalam dirinya. "Aku juga, Kak. Aku selalu ingin kita seperti ini."
Mereka duduk berdua di bangku taman, berbicara tentang impian mereka, masa depan yang ingin mereka wujudkan bersama. Momen itu dipenuhi dengan kebahagiaan dan cinta yang tulus. Meski di sekeliling mereka ada keramaian perayaan, seolah-olah hanya ada mereka berdua di dunia ini.
Di tengah-tengah obrolan mereka, Leony tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arah Erlin. "Aku suka banget di saat-saat kayak gini. Kamu tahu nggak, kamu tuh bikin hidup aku jadi lebih indah."
Erlin tersenyum malu-malu, lalu balas mendekatkan wajahnya ke Leony. "Kak, kamu juga bikin aku ngerasa lengkap."
Perlahan, tanpa kata-kata lagi, Leony menundukkan wajahnya, dan mereka berbagi ciuman singkat namun penuh makna. Ciuman itu seakan menjadi simbol dari cinta mereka yang semakin kuat, sebuah janji tak terucap untuk selalu bersama, apa pun yang terjadi.
Ketika ciuman mereka berakhir, Leony dan Erlin saling berpandangan, tersenyum penuh cinta. Momen itu adalah momen cinta yang sempurna, momen yang akan mereka kenang selamanya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
FanfictionDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...