Waktu berlalu dengan cepat. Sudah beberapa bulan sejak Leony dan Erlin mulai tinggal bersama. Meskipun rutinitas mereka sibuk, keduanya selalu menemukan cara untuk merayakan kebersamaan mereka, menikmati setiap momen yang mereka habiskan bersama, meskipun hanya sekedar makan malam sederhana di meja kecil di kosan.
Ujian nasional sebentar lagi akan selesai. Ketegangan yang dirasakannya sepanjang minggu terakhir cukup besar. Namun, setiap kali Leony berada di sampingnya, rasa cemas itu selalu mereda sedikit demi sedikit. Leony tahu betul bahwa Erlin sangat tegang dengan ujian ini.
"Dek, kamu harus percaya diri, kamu sudah belajar keras, dan aku yakin kamu bisa melalui ini dengan baik," ujar Leony suatu malam saat mereka duduk berdua di ruang kecil kosan, makan bersama setelah hari yang panjang. Erlin hanya mengangguk sambil menghela napas panjang, mencoba mengalihkan pikirannya dari ujian yang menantinya esok hari.
"Kadang aku mikir, Kak... bisa nggak ya aku seberhasil kamu nanti?" ucap Erlin tiba-tiba. Matanya tampak letih, tetapi di dalamnya ada sorot harapan.
Leony tersenyum kecil, menatap Erlin dengan penuh kelembutan. "Kamu nggak perlu bandingin diri kamu dengan orang lain, termasuk aku. Kamu sudah hebat dengan caramu sendiri. Percaya deh, kamu bisa."
Obrolan malam itu dipenuhi dengan candaan kecil, cerita-cerita ringan tentang kampus Leony, hingga rencana-rencana masa depan yang mereka impikan bersama. Sesekali Erlin merengek manja, meminta Leony untuk mengajaknya jalan-jalan setelah ujiannya selesai. Dan seperti biasa, Leony hanya mengangguk dengan senyum penuh sayang, mengiyakan keinginan kekasihnya itu.
"Abis ujian, kita bisa jalan-jalan ke tempat favorit kamu, terus makan bakso yang kamu suka. Setuju?" ujar Leony sambil mengacak rambut Erlin dengan lembut. Erlin tersenyum lebar, jelas senang mendengar rencana kecil itu.
Setiap kali mereka berdua melewatkan malam seperti ini, waktu seolah berhenti sejenak. Tidak ada kekhawatiran tentang masa depan atau ujian yang menunggu. Hanya ada mereka berdua, tenggelam dalam momen-momen kebahagiaan sederhana.
Keesokan harinya, setelah Erlin pulang dari sekolah dan menyelesaikan salah satu ujian terakhirnya, mereka berdua memutuskan untuk bersantai bersama di kosan. Meskipun lelah, Erlin tampak lebih rileks hari itu. Leony menyambutnya dengan senyuman hangat di pintu, memeluknya erat. "Bagaimana ujian hari ini?" tanya Leony.
Erlin menjawab dengan senyum kecil, "Nggak seburuk yang aku kira, Kak. Aku rasa aku bisa mengatasinya."
Leony meraih tangan Erlin, menariknya masuk ke dalam. "Aku tahu kamu bisa," jawabnya dengan penuh keyakinan.
Malam itu, mereka duduk di balkon kecil kosan Leony, menikmati angin malam sambil memandangi bintang-bintang. Erlin menyandarkan kepalanya di bahu Leony, merasakan kehangatan tubuh kekasihnya yang selalu memberinya rasa aman.
"Terima kasih udah selalu ada buat aku, Kak," Erlin berbisik pelan.
Leony mengecup pelan kening Erlin, "Aku akan selalu ada buat kamu, Erlin. Selalu."
Mereka menghabiskan sisa malam dengan obrolan ringan, berbagi tawa dan cerita-cerita kecil. Di tengah kesibukan dan tantangan yang mereka hadapi, malam-malam seperti ini menjadi momen romantis yang begitu berarti. Sebuah pengingat bahwa di tengah semua kerumitan, cinta mereka tetap kokoh dan bahagia.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
FanficDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...