Ujian semester telah dimulai di sekolah, dan suasana tampak lebih serius dari biasanya. Setiap siswa tampak sibuk dengan buku catatan dan persiapan mereka, termasuk Leony dan Erlin. Ruang kelas yang biasanya dipenuhi dengan tawa dan obrolan, kini dipenuhi dengan suara kertas yang dibalik dan bisikan persiapan terakhir sebelum ujian dimulai.
Selama seminggu penuh, suasana tegang menyelimuti seluruh sekolah. Setiap pagi, para siswa memasuki kelas dengan raut wajah serius, termasuk Leony dan Erlin. Mereka berdua sadar bahwa ujian ini tidak hanya soal nilai, tapi juga tentang seberapa jauh mereka telah berkembang secara pribadi selama beberapa bulan terakhir.
Di hari ketiga ujian, Leony terlihat sedang menulis di buku catatannya di bangku taman sekolah. Wajahnya serius, penuh konsentrasi. Erlin berjalan mendekat, membawa dua botol minuman dingin.
"Hei, Kak, haus gak?" Erlin menyodorkan salah satu botol minuman itu kepada Leony.
Leony tersenyum dan mengambil botol itu dengan lembut. "Makasih, Dek. Aku tadi gak sempat beli minum."
Mereka duduk berdampingan di bangku taman. Erlin menatap Leony yang sedang membuka botol minumannya dan mengambil beberapa teguk. Ada ketenangan dalam diri Leony yang selalu membuat Erlin merasa nyaman, namun ia juga bisa merasakan tekanan yang sedang Leony hadapi.
"Ujiannya berat, ya?" tanya Erlin, mencoba mencairkan suasana.
Leony mengangguk sambil tersenyum lelah. "Iya, tapi aku yakin kita bisa melalui ini semua. Lagipula, ini cuma satu minggu, kan? Setelah ini, kita bisa liburan bareng."
Erlin tersenyum mendengar kalimat itu. "Bener juga, ya. Kita harus fokus sekarang biar bisa menikmati liburan nanti."
Leony mengangguk, merasakan semangat baru dalam dirinya. Meskipun dia tidak lagi menjadi ketua OSIS, tanggung jawab dan pengalamannya di organisasi itu membuatnya lebih matang. Sekarang, dia melihat ujian ini sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan sikap positif dan kerja keras.
Di sisi lain, Erlin juga merasakan perubahan dalam dirinya. Sebagai seorang siswa yang lebih muda dan dalam hubungan yang baru, dia belajar banyak tentang kedewasaan dan tanggung jawab. Melalui hubungannya dengan Leony, Erlin belajar untuk lebih percaya diri dan mandiri, tidak hanya mengandalkan orang lain untuk setiap masalah yang dihadapinya.
***
Selama sisa minggu ujian, Leony dan Erlin saling mendukung satu sama lain. Mereka sering belajar bersama, saling membantu ketika ada materi yang sulit dipahami, dan memberikan semangat ketika salah satu dari mereka merasa lelah. Setiap sore setelah ujian, mereka duduk di bawah pohon besar di halaman sekolah, membicarakan soal-soal ujian yang baru saja mereka kerjakan, dan sesekali bercanda untuk menghilangkan ketegangan.
Hari terakhir ujian tiba, dan suasana di sekolah mulai lebih santai. Para siswa tersenyum lega, termasuk Leony dan Erlin. Setelah menyerahkan lembar jawabannya yang terakhir, mereka berdua berjalan keluar kelas dengan perasaan ringan.
"Finally, selesai juga!" Erlin menghela napas panjang, merasa seperti beban besar telah diangkat dari pundaknya.
Leony tersenyum, melihat kebahagiaan di wajah Erlin. "Iya, dan kita berhasil melewatinya bareng-bareng."
Erlin mengangguk dengan senyum lebar. "Aku senang bisa melalui ini semua sama Kak Leony. Kamu banyak ngajarin aku hal-hal baru, bukan cuma soal pelajaran, tapi juga tentang hidup."
Leony tersenyum dan merangkul bahu Erlin. "Sama-sama, Lin. Kita belajar satu sama lain. Yang penting, kita tetap saling mendukung dan terus berkembang."
Dengan ujian semester yang akhirnya selesai, Leony dan Erlin merasakan pertumbuhan pribadi yang signifikan. Melalui tekanan dan tantangan yang mereka hadapi selama minggu ujian ini, mereka tidak hanya tumbuh sebagai individu, tetapi juga sebagai pasangan yang semakin kuat. Mereka berdua tahu bahwa perubahan adalah bagian dari hidup, dan selama mereka saling mendukung, mereka bisa menghadapi apa pun yang datang ke depan.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
FanficDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...