Solusi Bersama

4 2 0
                                    

Setelah beberapa minggu penuh tantangan, Leony dan Erlin mulai merasakan dampak dari konflik yang mereka alami. Mereka berdua sangat sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, dengan Leony yang terus-menerus tenggelam dalam kuliah dan tugas-tugas kedokteran, sementara Erlin menghadapi tekanan dari sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler.

Di suatu malam, Leony duduk di kamar kosnya yang sederhana, menatap tumpukan buku dan catatan kuliah. Pikirannya melayang kepada Erlin, yang merasa semakin jauh darinya. Dia mengangkat ponselnya dan mengirim pesan kepada Erlin, "Kita perlu bicara. Aku merasa kita jarang punya waktu buat satu sama lain akhir-akhir ini."

Erlin yang sedang mengerjakan PR di rumahnya membalas pesan itu dengan cepat. "Aku juga merasa begitu. Ayo kita cari waktu untuk ngobrol. Mungkin malam ini?"

***

Setelah beberapa jam, mereka akhirnya bertemu di kafe favorit mereka. Leony dan Erlin duduk bersebelahan, saling menatap dengan penuh perhatian. "Aku tahu kita berdua sangat sibuk, tapi aku ingin kita bisa menemukan cara untuk mengatasi ini," kata Leony, suaranya penuh harapan.

Erlin mengangguk. "Aku juga merasa kita butuh merencanakan waktu khusus untuk kita. Mungkin kita bisa menjadwalkan waktu untuk bertemu setiap minggu? Atau setidaknya video call jika kita benar-benar tidak bisa bertemu langsung."

Leony tersenyum lembut. "Aku setuju. Dan aku juga ingin kita lebih jujur satu sama lain tentang apa yang kita butuhkan dan harapkan. Kadang-kadang, aku merasa aku tidak tahu bagaimana caranya untuk membuat semuanya lebih baik."

Erlin menggenggam tangan Leony di meja. "Kita bisa mulai dengan menyusun jadwal yang lebih baik. Aku juga akan berusaha untuk lebih terbuka tentang kesibukan dan perasaanku. Ini memang sulit, tapi aku percaya kita bisa melewati ini bersama."

Setelah diskusi panjang, mereka sepakat untuk mulai menjadwalkan waktu khusus untuk satu sama lain dan saling memberi dukungan lebih besar. Leony berjanji untuk mengatur jadwal kuliahnya dengan lebih baik, sementara Erlin berkomitmen untuk lebih aktif berbagi tentang kegiatan dan tantangan yang dihadapinya.

Mereka mengakhiri pertemuan malam itu dengan perasaan yang lebih ringan, siap untuk menghadapi tantangan yang ada dengan semangat baru. Mereka sadar bahwa menjaga keseimbangan antara studi dan hubungan memang membutuhkan usaha dan komunikasi, tapi mereka siap untuk terus bekerja sama demi kebaikan hubungan mereka.

Bersambung

TERPESONA (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang