Malam itu hujan turun dengan deras, menambah kehangatan yang dirasakan Leony dan Erlin di dalam kosan Leony. Suara rintik hujan di luar jendela menjadi latar belakang yang menenangkan saat mereka duduk di kasur, bersebelahan.
Leony memandang Erlin dengan lembut, “Kamu tahu, rasanya baru kemarin kita masih di sekolah, dan sekarang kita udah di sini. Kadang aku merasa kita udah melalui banyak hal bersama.”
Erlin tersenyum, “Iya, waktu terasa cepat berlalu. Aku merasa sangat beruntung bisa punya kamu di sampingku selama ini.”
Mereka saling memandang dengan penuh rasa sayang, sebelum Leony melanjutkan, “Aku tahu kita masih muda, dan pernikahan mungkin masih jauh. Tapi aku pikir kita perlu mulai memikirkan masa depan kita, apa yang kita inginkan bersama.”
Erlin mengangguk, “Aku juga berpikir tentang itu. Mungkin kita belum siap sekarang, tapi kita bisa mulai merencanakannya. Bagaimana kalau kita tentukan beberapa hal penting untuk masa depan kita?”
Leony merangkul Erlin, menariknya lebih dekat. “Mungkin kita bisa mulai dengan rencana untuk beberapa tahun ke depan. Aku ingin memastikan kita tetap bersama dan mendukung satu sama lain.”
Saat hujan semakin deras, Leony menyentuh wajah Erlin dengan lembut, jari-jarinya merasakan kelembutan kulit Erlin. Dengan penuh kasih, Leony mencium dahi Erlin dan perlahan memindahkan ciumannya ke bibir Erlin. Erlin merespons dengan lembut, membiarkan diri tenggelam dalam kehangatan cinta Leony.
Leony kemudian memeluk Erlin, merasakan kedekatan tubuh mereka yang memberikan rasa aman dan nyaman. Dengan sentuhan lembut, Leony mengelus rambut Erlin, sementara Erlin hanya bisa pasrah, menikmati setiap sentuhan dan ciuman yang penuh kasih tersebut. Malam itu, mereka berbagi momen intim yang penuh cinta, dengan hujan di luar jendela menjadi saksi bisu dari komitmen mereka untuk masa depan bersama.
Setelah momen tersebut, mereka saling berpelukan, membahas rencana-rencana kecil mereka dengan penuh harapan dan impian. Leony mengusap air mata di pipi Erlin, lalu mereka melanjutkan percakapan dengan penuh rasa bahagia, memastikan bahwa mereka akan selalu ada untuk satu sama lain, tidak peduli apa pun yang akan datang.
"Jadi, kita setuju untuk memikirkan pernikahan di masa depan?" tanya Leony dengan lembut.
Erlin mengangguk, “Ya, dan kita akan terus berjuang bersama, apapun yang terjadi.”
Dengan pelukan hangat dan senyum bahagia, mereka merasa siap menghadapi segala tantangan dan meraih impian bersama, sambil mendengarkan suara hujan yang menenangkan di luar.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
FanficDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...