Penyesuaian Diri

13 2 0
                                    

Setelah pengumuman resmi tentang pergantian kepengurusan OSIS, Leony mulai menjalani hari-hari dengan tanggung jawab yang berbeda. Sebagai mantan ketua OSIS, dia kini memiliki lebih banyak waktu untuk dirinya sendiri dan fokus pada hal-hal lain yang sebelumnya sering kali terabaikan karena kesibukannya.

Pagi itu, Leony berjalan menyusuri koridor sekolah dengan langkah lebih santai. Dia tidak lagi harus datang lebih awal untuk mengurus berbagai kegiatan OSIS. Meskipun merasa sedikit aneh karena perubahan ini, dia juga merasa ada beban yang terangkat dari pundaknya.

Di kantin, Leony duduk bersama Erlin, menikmati sarapan sederhana mereka. “Gimana rasanya nggak jadi ketua OSIS lagi?” tanya Erlin sambil tersenyum, mencoba mencairkan suasana.

Leony tertawa kecil. “Jujur, agak campur aduk sih. Di satu sisi, aku senang karena bisa lebih santai. Tapi di sisi lain, aku juga merasa ada yang hilang. Aku terbiasa sibuk, ngurusin ini-itu, dan sekarang tiba-tiba punya banyak waktu luang.”

Erlin mengangguk mengerti. “Aku paham, Kak. Mungkin ini waktu yang pas buat kamu fokus ke hal lain. Kayak belajar untuk ujian nasional, atau ngurusin hobi yang selama ini mungkin nggak sempat.”

Leony tersenyum. “Bener juga ya. Lagipula, aku juga bisa lebih banyak waktu buat kamu.” Dia menyenggol bahu Erlin, membuatnya tersenyum malu-malu.

***

Saat istirahat kedua, Leony berjalan-jalan di sekitar sekolah, mengamati bagaimana Kevin dan pengurus OSIS yang baru mengelola kegiatan sehari-hari. Meski ada beberapa hal yang terlihat belum rapi, Leony berusaha menahan diri untuk tidak terlalu ikut campur.

Maya, yang melihat Leony sedang sendirian, mendekatinya. “Nih, lo kayaknya kangen banget ngurusin OSIS, ya?” goda Maya sambil tertawa kecil.

Leony menggeleng sambil tersenyum. “Nggak kok. Cuma kebiasaan aja mungkin. Kadang gue pengen bantu, tapi gue juga nggak mau ngambil alih tugas mereka.”

“Wajar sih, Nyet. Lo kan udah lama banget jadi ketua. Tapi sekarang giliran mereka yang belajar. Lo cukup jadi mentor aja, kasih mereka kesempatan buat berkembang sendiri,” saran Maya dengan bijak.

Leony mengangguk, setuju dengan ucapan Maya. “Iya, gue tahu. Mereka butuh waktu. Dan gue juga butuh waktu buat belajar lepas dari semua hal tentang OSIS.”


Malam harinya di rumah, Leony mencoba menenangkan pikirannya. Dia duduk di meja belajarnya, membuka buku catatan dan mempersiapkan diri untuk ujian yang akan datang. Fokusnya kini bukan lagi tentang mengatur acara atau rapat OSIS, tapi tentang dirinya sendiri dan masa depannya.

Sambil membaca buku, pikirannya melayang ke arah Erlin. Sejak perubahan ini, Leony merasa punya lebih banyak waktu untuk menghabiskan waktu bersama Erlin. Mereka bisa lebih sering belajar bersama, berbicara tentang rencana masa depan, dan menikmati momen-momen kecil yang membuat hubungan mereka semakin kuat.

Leony tersenyum sendiri. Meskipun ada banyak perubahan dalam hidupnya sekarang, dia merasa siap untuk menghadapi semuanya. Dia tahu bahwa setiap perubahan adalah bagian dari pertumbuhan. Dan dengan Erlin di sisinya, dia merasa lebih kuat dan siap untuk menghadapi tantangan apa pun yang akan datang.

***

Keesokan harinya, Leony datang ke sekolah dengan energi baru. Dia memutuskan untuk lebih fokus pada akademisnya dan memperbaiki hal-hal yang mungkin selama ini dia abaikan. Sementara itu, dia tetap menjadi mentor yang baik bagi Kevin dan tim OSIS yang baru, memberikan saran ketika diminta, namun juga memberikan mereka ruang untuk belajar dan tumbuh sendiri.

Leony juga mulai mengeksplorasi minat-minat baru. Dia mencoba mengikuti klub fotografi yang selama ini menarik perhatiannya, tapi tak pernah sempat dia ikuti karena kesibukan OSIS. Dalam klub tersebut, dia menemukan kembali rasa senang dalam melihat dunia dari perspektif yang berbeda, melalui lensa kamera.

Di tengah semua penyesuaian ini, Leony menyadari bahwa meskipun ada perubahan besar dalam hidupnya, dia tetap bisa menemukan kebahagiaan dan kepuasan dalam hal-hal kecil. Dan yang paling penting, dia tahu bahwa dirinya selalu berkembang, belajar dari setiap pengalaman, dan siap untuk tantangan baru yang akan datang.

Dengan sikap positif ini, Leony semakin nyaman dengan perubahan yang terjadi. Dia merasa lebih bebas dan bisa mengeksplorasi banyak hal baru yang selama ini terabaikan. Leony tahu bahwa ini adalah bagian dari proses pertumbuhan dirinya, dan dia siap untuk menjalani setiap langkahnya dengan penuh semangat.

Bersambung

TERPESONA (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang