Hari Sabtu pagi, Leony memutuskan untuk mengajak Erlin mengunjungi rumahnya. Setelah kejadian kemarin, Leony merasa bahwa memperkenalkan Erlin kepada keluarganya adalah langkah yang tepat untuk memperkuat hubungan mereka. Erlin, meskipun sedikit gugup, merasa senang karena ini adalah kesempatan untuk lebih dekat dengan Leony.
Leony dan Erlin tiba di rumah Leony yang terletak di kawasan yang cukup tenang. Rumah itu tampak sederhana namun nyaman, dengan halaman depan yang asri dan bersih. Leony memarkir sepeda motornya di halaman dan mengajak Erlin masuk ke dalam rumah.
“Welcome to my home, Dek. Ya lebih tepatnya rumah orangtua gue sih hehe,” celetuk Leony dengan jokes absurd nan jayusnya. “Lo pasti capek, jadi santai aja,” ujar Leony dengan senyum ramah.
“Thanks, Kak. Aku agak gugup juga sih,” jawab Erlin sambil mengikuti langkah Leony ke dalam rumah.
Begitu masuk, Leony langsung disambut oleh ibunya, Ibu Tuti, yang sedang sibuk menyiapkan makan siang di dapur. “Leony, sayang, siapa yang datang bertamu?” tanya Ibu Tuti dengan suara lembut.
Leony tersenyum dan memperkenalkan Erlin. “Bu, ini Erlin, teman baru aku. Dia kemarin ikut MPLS dan ternyata kita jadi deket. Erlin, ini ibu aku.”
Ibu Tuti menyambut Erlin dengan senyum hangat. “Halo, Erlin. Senang banget bisa ketemu kamu. Leony sering cerita tentang temen-temennya. Selamat datang di rumah kami.”
“Terima kasih, Bu. Senang juga bisa ketemu Ibu,” jawab Erlin sambil tersenyum dan sedikit membungkukkan badan sebagai bentuk penghormatan.
Saat mereka berbicara, adik Leony, Rian, muncul dari kamar dengan penampilan santai. “Kak, ada tamu? Eh, kamu siapa?” tanya Rian penasaran.
“Ini Erlin, Yan. Dia teman baru Kakak. Erlin, ini Rian, adik aku,” Leony menjelaskan.
Rian melambaikan tangan dan tersenyum. “Hai, Erlin. Kayaknya kita seumuran deh. Kalau butuh bantuan atau ada yang mau ditanyain, jangan ragu buat bilang, ya.”
Setelah perkenalan singkat, mereka semua duduk di ruang tamu dan mulai mengobrol. Ibu Tuti membawa beberapa camilan dan minuman, lalu mereka mulai mengobrol tentang berbagai hal.
Leony terlihat sangat nyaman dengan Erlin di sekeliling keluarganya, dan Erlin juga mulai merasa lebih rileks. Percakapan mereka penuh dengan tawa dan cerita ringan, dan Leony sangat senang melihat Erlin merasa diterima oleh keluarganya.
“Eh, Dek, ibu aku bikin kue kesukaan loh. Kamu mau coba?” tanya Leony sambil menawarkan kue yang baru saja dibawa Ibu Tuti.
“Wah, enak banget! Aku pasti mau coba, Kak,” jawab Erlin dengan antusias.
Momen-momen kecil ini membuat Erlin merasa lebih dekat dengan Leony dan keluarganya. Leony merasa sangat bahagia melihat Erlin diterima dengan baik. Dia merasa lega dan senang karena hubungan mereka semakin kuat.
Sebelum pulang, Leony dan Erlin berfoto bersama dengan Ibu Tuti dan Rian di depan rumah. “Nanti kita harus sering main ke sini, ya. Keluarga gue senang banget kalau ada teman baru,” ujar Leony sambil tersenyum.
“Pasti, Kak. Terima kasih banyak atas hari ini,” jawab Erlin dengan senyum lebar.
Setelah berpamitan, Leony dan Erlin kembali ke sepeda motor. Dalam perjalanan pulang, Leony merasa senang karena hari itu berjalan sangat baik. Erlin juga terlihat bahagia dan penuh semangat.
“Jadi, gimana menurut lo hari ini?” tanya Leony sambil mengemudikan sepeda motor.
Erlin tersenyum lebar. “Hari ini sangat menyenangkan, Kak. Aku senang banget bisa kenal dengan keluarga lo.”
Leony tersenyum bahagia. “Aku juga senang lo bisa datang. Keluarga gue juga senang banget ketemu lo.”
Mereka melanjutkan perjalanan pulang dengan hati yang penuh kebahagiaan, menyadari bahwa hubungan mereka semakin dekat dan kuat.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
FanfictionDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...