Kehidupan baru mereka sebagai pasangan menghadapi tantangan yang tak terduga. Leony merasa kewalahan dengan tuntutan akademisnya. Sementara itu, Erlin juga merasakan tekanan dari pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler. Waktu yang mereka miliki bersama semakin berkurang, dan ketegangan mulai merayapi hubungan mereka.
Pada suatu sore, setelah Leony pulang dari kuliah dan Erlin dari sekolah, mereka duduk di kos Leony. “Kak, aku merasa kita jarang banget punya waktu buat kita berdua,” keluh Erlin, mengerutkan dahi.
Leony menyadari betapa sibuknya dia dan berusaha untuk menenangkan Erlin. “Aku tahu, Dek. Aku juga merasa kita semakin jauh. Tapi, jadwal kuliahku memang sangat padat. Aku berusaha untuk menyeimbangkannya.”
Erlin mengangguk, tetapi tetap terlihat frustrasi. “Tapi aku merasa kamu tidak lagi peduli dengan apa yang aku lakukan. Seperti tidak ada dukungan sama sekali.”
Leony terdiam sejenak, merasa kesal tetapi juga memahami kekhawatiran Erlin. “Bukan berarti aku tidak peduli. Aku hanya sangat tertekan dengan ujian dan tugas-tugas ini. Aku butuh waktu untuk menyesuaikan diri.”
Setelah beberapa saat, Leony melanjutkan, “Aku minta maaf jika aku tidak menunjukkan dukungan yang cukup. Aku benar-benar menghargai setiap momen yang kita punya bersama. Mungkin kita perlu mencari cara agar bisa berkomunikasi lebih baik.”
Erlin menghela napas, “Aku juga minta maaf. Aku merasa kesal dan malah membuat semuanya lebih rumit. Kita harus mencari waktu untuk berbicara dengan lebih baik.”
Leony meraih tangan Erlin, “Kita bisa atur waktu untuk berbicara lebih sering. Aku yakin kita bisa melewati ini bersama.”
Akhirnya, mereka memutuskan untuk menyisihkan waktu setiap minggu untuk berbicara tentang apa yang terjadi dalam hidup mereka dan bagaimana mereka bisa saling mendukung. Mereka menyadari bahwa komunikasi adalah kunci untuk mempertahankan hubungan mereka di tengah kesibukan masing-masing.
***
Di malam yang sama, saat mereka duduk bersama di kos Leony, mereka mulai merencanakan jadwal mingguan mereka. “Mungkin kita bisa jadwalkan makan malam bersama setiap hari Jumat,” saran Leony.
Erlin tersenyum, “Aku suka ide itu. Kita bisa menjadikannya waktu khusus untuk kita berdua.”
Leony mengangguk setuju. “Setuju. Kita akan melewati ini bersama. Kita hanya perlu saling mendukung dan berkomunikasi lebih baik.”
Mereka memeluk satu sama lain, merasa lega setelah menyelesaikan percakapan yang sulit. Keduanya menyadari bahwa meskipun ada tantangan di depan, mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi semuanya bersama.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
FanfictionDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...