Hari keempat ujian nasional telah tiba, dan Leony bersiap untuk menghadapi dua mata pelajaran terakhir yang masih tersisa: kimia dan biologi. Meskipun sudah terbiasa dengan tekanan ujian, hari-hari terakhir ini tetap terasa menegangkan. Leony tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya untuk memberikan yang terbaik, dan rasa cemas pun tetap ada.
Pagi itu, saat Leony duduk di meja makan, ponselnya bergetar. Pesan dari Erlin, seperti biasa, sudah ada di layar.
"Good luck hari ini, Kak! Kimia nggak sesulit itu kok. Kamu pasti bisa. Nanti habis ujian, kita jalan-jalan ya, lepasin stres!"
Leony tersenyum membaca pesan itu, merasa sedikit lebih tenang. Meski ujian masih tersisa beberapa hari lagi, Erlin sudah merencanakan sesuatu untuk mereka setelah semuanya berakhir. Itu memberi Leony semangat tambahan untuk menghadapi ujian hari ini.
***
Sesampainya di sekolah, Leony bergabung dengan teman-temannya di ruang ujian. Ujian kimia termasuk salah satu yang membuatnya sedikit khawatir, terutama soal-soal perhitungan yang sering kali membingungkan. Meskipun begitu, ia mencoba untuk tetap tenang dan fokus.
Ketika ujian dimulai, Leony membuka lembar soal dan langsung dihadapkan pada serangkaian pertanyaan tentang reaksi kimia, hukum gas, serta perhitungan molaritas. Ia berhenti sejenak, mencoba mengingat kembali rumus-rumus yang sudah ia hafalkan selama berminggu-minggu.
Setiap soal terasa seperti tantangan baru, tetapi Leony terus mengerjakannya dengan hati-hati. Beberapa kali, ia merasa ragu, tetapi ia ingat pesan Erlin untuk tetap tenang dan percaya pada diri sendiri.
Waktu ujian berjalan dengan cepat, dan Leony berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan semua soal yang ada. Ketika bel berbunyi tanda ujian berakhir, Leony merasa lega meskipun masih ada sedikit keraguan. Namun, ia tahu bahwa ia sudah berusaha yang terbaik.
Seperti biasa, setelah ujian, Erlin sudah menunggunya di depan rumah dengan membawa sesuatu yang manis—kali ini donat dari kafe favorit Leony.
"Gimana Kimia tadi, Kak?" tanya Erlin sambil menyodorkan kotak donat.
"Lumayan susah, tapi aku coba kerjain semuanya. Nggak tau deh hasilnya gimana, tapi aku lega udah selesai untuk hari ini," jawab Leony sambil membuka kotak donat itu dan mengambil satu.
Mereka duduk bersama di ruang tamu, seperti biasa, berbagi cerita tentang hari itu. Meski masih ada ujian biologi yang menunggu, Leony merasa lebih baik setiap kali berbicara dengan Erlin. Kehadiran pacarnya di akhir hari selalu menjadi sumber kekuatan dan ketenangan bagi Leony.
***
Hari keenam adalah ujian terakhir bagi Leony—biologi. Mata pelajaran ini adalah salah satu favorit Leony, tetapi itu tidak berarti ia bisa bersantai. Justru karena biologi adalah bidang yang diminatinya, Leony ingin memastikan bahwa ia memberikan hasil yang terbaik.
Pagi itu, sebelum berangkat ke sekolah, Leony menerima pesan lain dari Erlin.
"Selamat ujian terakhir, Kak! Abis ini kamu bebas! Aku siapin sesuatu buat nanti sore. Semangat ya!"
Leony tersenyum kecil. Pesan dari Erlin selalu menjadi penyemangatnya di setiap pagi ujian. Dengan semangat baru, Leony bersiap untuk menghadapi ujian biologi yang terakhir.
Di ruang ujian, Leony membuka lembar soal dan segera merasa lebih percaya diri. Soal-soal biologi yang mencakup genetika, evolusi, hingga ekosistem, terasa lebih familiar dibandingkan dengan kimia atau fisika. Namun, ia tetap berhati-hati untuk tidak terlalu cepat menyimpulkan jawaban, memastikan bahwa ia benar-benar mengerjakan setiap soal dengan cermat.
Waktu ujian berlalu, dan sebelum ia menyadarinya, bel berbunyi menandakan ujian telah selesai. Leony menghela napas panjang. Akhirnya, ujian nasional yang menegangkan itu berakhir. Rasa lega dan kebahagiaan membanjiri dirinya. Meskipun masih ada sedikit kecemasan tentang hasil ujian, ia tahu bahwa setidaknya beban besar telah terangkat dari pundaknya.
Saat Leony melangkah keluar dari ruang ujian, ia melihat beberapa teman sekelasnya saling menyemangati dan merayakan berakhirnya ujian nasional. Leony tersenyum lebar. Ia juga berencana untuk merayakan momen ini, tetapi bukan dengan teman-temannya—melainkan dengan Erlin.
***
Setelah selesai ujian, Leony pulang ke rumah dan seperti yang sudah direncanakan, Erlin datang menjemputnya. Kali ini, Erlin mengajak Leony untuk berjalan-jalan ke taman dekat rumah mereka sebagai perayaan kecil setelah ujian nasional selesai.
Di taman, mereka duduk di bangku kayu yang menghadap kolam kecil. Angin sepoi-sepoi meniupkan aroma rumput dan bunga-bunga di sekitar mereka. Leony menatap langit yang cerah, merasa bahwa beban besar yang telah ia pikul selama berminggu-minggu akhirnya hilang.
"Aku lega banget ujian akhirnya selesai," kata Leony sambil menyandarkan kepalanya di bahu Erlin.
"Kamu hebat banget, Kak. Aku tau kamu udah kerja keras selama ini. Sekarang kamu bisa santai dulu, nikmatin waktu bebas kamu," jawab Erlin sambil merangkul Leony.
Mereka menghabiskan waktu bersama, berjalan di sekitar taman, berbicara tentang rencana mereka ke depan, dan menikmati momen kebersamaan setelah sekian lama dipisahkan oleh kesibukan ujian. Erlin membawa bekal sederhana, dan mereka duduk di rumput, menikmati makanan ringan sambil tertawa dan berbicara tentang berbagai hal, mulai dari sekolah, cita-cita, hingga masa depan mereka bersama.
Bagi Leony, momen ini sangat berarti. Meskipun hanya perayaan kecil, ini adalah pengingat bahwa Erlin selalu ada untuknya, memberikan dukungan dan cinta tanpa henti. Mereka telah melalui banyak hal bersama, dan sekarang, setelah ujian selesai, mereka bisa menikmati kebersamaan mereka tanpa gangguan.
Di sore hari, saat matahari mulai terbenam, Leony menatap Erlin dan tersenyum lebar.
"Makasih ya, Dek, udah selalu ada buat aku. Aku nggak tau gimana caranya aku bisa lewatin semua ini tanpa kamu," kata Leony dengan tulus.
Erlin tersenyum, "Aku juga seneng bisa selalu ada buat kamu, Kak. Kita lewatin semuanya bareng-bareng, dan aku yakin kita bisa hadapin apapun ke depan nanti."
Dengan hati yang ringan dan perasaan yang penuh cinta, Leony dan Erlin pun mengakhiri hari itu dengan berjalan pulang bersama, siap menghadapi apapun yang akan datang di masa depan.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
FanfictionDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...