Hari-hari di bulan pertama setelah pengumuman hasil ujian nasional begitu cepat berlalu. Leony resmi diterima di fakultas kedokteran, sebuah kebanggaan yang sudah lama ia impikan. Sementara itu, Erlin naik kelas ke kelas 11 dengan segala dinamika dan tantangan barunya.
Leony kini tinggal di sebuah kos sederhana tak jauh dari kampus, yang cukup nyaman untuk dijadikan tempat belajar dan beristirahat. Namun, memasuki dunia perkuliahan, terutama di jurusan yang membutuhkan fokus seperti kedokteran, membuat Leony harus mulai membiasakan diri dengan jadwal padat dan tumpukan materi yang seolah tak ada habisnya.
Sore itu, saat Leony baru saja pulang dari kampus dan duduk di meja belajar di kamarnya, ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Erlin masuk.
"Capek gak, Kak? Baru pulang kampus, ya?" tanya Erlin dalam pesannya.
Leony menghela napas panjang sebelum membalas, “Capek sih, Dek. Tadi habis kuliah anatomi sama praktikum. Kamu sendiri gimana hari ini?”
Tidak butuh waktu lama bagi Erlin untuk menjawab, "Sibuk juga. Tugasnya mulai banyak. Tapi tadi sore latihan basket bentar biar gak terlalu pusing sama sekolah."
Leony tersenyum kecil membaca pesan itu. Dia tahu betul bagaimana basket menjadi salah satu hal yang selalu bisa membuat Erlin merasa lebih baik di tengah kesibukan sekolah.
"Kamu harus pintar-pintar atur waktu, ya. Jangan terlalu dipaksain juga. Yang penting jaga kesehatan," balas Leony.
***
Malam itu, setelah Leony selesai mengulang materi kuliahnya, mereka terus saling bertukar pesan, bercerita tentang bagaimana hari-hari mereka berjalan. Meskipun waktu mereka semakin terbatas, keduanya tetap berusaha menjaga komunikasi. Di tengah kesibukan yang mulai mendera, hubungan mereka masih terasa hangat.
“Kadang aku ngerasa jauh dari kamu, Kak,” kata Erlin suatu malam saat mereka sedang berbicara di telepon. "Sekarang kita gak bisa sering ketemu lagi, kayak dulu pas aku masih di kelas 10."
Leony terdiam sesaat mendengar itu. Ia tahu betul, kesibukannya di kampus yang baru ini memang menyita banyak waktu. Tapi ia tak ingin hubungannya dengan Erlin renggang hanya karena mereka tak bisa bertemu sesering dulu.
“Aku juga ngerasa gitu, Dek. Tapi kita harus bisa jaga ini, ya. Meski jarang ketemu, aku gak mau hubungan kita berubah. Aku mau kita tetap bisa saling mendukung, meskipun sibuk.”
Erlin mengangguk meski tahu Leony tak bisa melihatnya. “Iya, Kak. Aku ngerti kok. Lagipula, aku bangga sama Kakak yang udah masuk kedokteran. Aku tahu itu gak mudah, tapi Kakak hebat bisa sampai sini.”
Leony tersenyum, merasa sedikit terhibur dengan kata-kata itu. “Makasih, Dek. Kamu juga jangan lupa fokus sama sekolahmu, ya. Kamu pasti bisa, aku yakin.”
***
Hari-hari terus berlalu. Pagi-pagi Leony sibuk dengan kuliah dan praktikum di kampus, sementara Erlin berjuang dengan tugas-tugas sekolahnya dan rutinitas ekstrakurikuler. Mereka mulai terbiasa dengan dinamika baru dalam hubungan mereka, meskipun terkadang jarak dan waktu menjadi tantangan yang cukup berat.
Suatu malam, setelah selesai makan malam bersama teman-teman kosnya, Leony kembali ke kamarnya dan menghubungi Erlin.
"Hari ini gimana, Dek?" tanya Leony membuka obrolan.
"Capek banget, Kak. Tugas sejarah banyak, trus tadi ada ulangan matematika. Aku gak yakin hasilnya bagus," kata Erlin jujur.
"Tenang, gak perlu khawatir berlebihan. Yang penting kamu udah berusaha. Nilai itu penting, tapi kesehatanmu lebih penting," ujar Leony mencoba menenangkan.
Erlin tersenyum mendengar suara Leony yang menenangkan, "Iya, Kak. Aku tau. Aku cuma ngerasa sekarang tanggung jawabku lebih berat."
"Dan itu wajar. Kamu naik kelas, tanggung jawab semakin besar. Tapi aku yakin kamu bisa. Kamu selalu kuat dan bisa ngatasi semuanya," kata Leony.
Mereka terus berbincang hingga larut malam, saling berbagi cerita dan menguatkan. Meski jarak memisahkan, cinta dan dukungan yang mereka berikan satu sama lain tetap erat. Mereka tahu, perjalanan ini baru dimulai, dan tantangan ke depan pasti akan semakin berat. Namun, selama mereka terus saling mendukung, mereka yakin akan mampu melewatinya bersama.
“Good night, Sayang. Jaga kesehatan, ya. Besok aku sibuk lagi, tapi aku bakal sempetin buat chat kamu,” ucap Leony sebelum menutup telepon.
“Iya, Kak. Good night too. Love you.”
“Love you too.”
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
Fiksi PenggemarDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...