Erlin duduk di meja belajar mereka yang sempit, buku-buku terbuka di hadapannya, sementara Leony sibuk di meja sebelah, mengetik di laptopnya dengan kecepatan tinggi. Di sudut kamar kos yang mereka tinggali, suasana malam itu dipenuhi keheningan yang tak biasa.
"Ujian nasional semakin dekat," pikir Erlin, sambil memandang buku-bukunya. Semangat untuk belajar selalu ada, tapi rasa cemas tidak bisa sepenuhnya dihilangkan. Sementara itu, di sisi lain, Leony, dengan tatapan seriusnya pada layar laptop, sedang berjuang menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya yang semakin menumpuk.
"Besok aku harus menyelesaikan ini sebelum shift malam di rumah makan," Leony berkata pada dirinya sendiri, namun cukup keras sehingga Erlin mendengarnya. Erlin berhenti sejenak, memandang Leony dengan tatapan penuh rasa simpati.
"Kak, jangan terlalu memaksakan diri. Kamu juga butuh istirahat," ucap Erlin lembut.
Leony tersenyum kecil, menoleh ke arah Erlin. "Aku tahu, Dek. Tapi tugas ini harus selesai. Dan aku butuh uang tambahan untuk bayar biaya semester, sama buat biaya pernikahan kita. Aku bisa mengatasinya, jangan khawatir."
Walaupun mereka tinggal bersama, kebersamaan mereka seringkali terganggu oleh jadwal yang padat. Leony yang sibuk dengan kuliah kedokterannya, sementara Erlin juga harus fokus untuk menghadapi ujian nasional. Mereka jarang sekali bisa menghabiskan waktu berkualitas bersama seperti dulu.
Erlin sering kali merasa bersalah karena Leony terlihat begitu terbebani. Setiap kali Leony pulang kerja larut malam, dia selalu melihatnya masih mengerjakan tugas di laptop, padahal tubuhnya pasti sudah lelah.
"Kamu terlalu keras pada diri sendiri, Kak," ujar Erlin suatu malam setelah Leony kembali dari bekerja dan langsung membuka laptopnya.
"Ini sementara saja, kok. Setelah ujian nasionalmu selesai, kita bisa sedikit bersantai, dan mungkin aku juga bisa cuti sebentar dari kerja malam," jawab Leony sambil mengetik tanpa henti.
Kenyataannya, beban semakin berat bagi mereka berdua. Hubungan mereka yang dulu begitu erat terasa seperti diuji oleh kesibukan dan perubahan sosial yang mulai mempengaruhi cara mereka berkomunikasi. Leony sering merasa lelah dan tertekan dengan segala tuntutan di kampus dan pekerjaannya, sementara Erlin mulai merasakan ketegangan menghadapi ujian nasional yang akan segera tiba.
Suatu malam, saat Leony sedang bekerja di rumah makan, dia merasakan beratnya tugas kuliah yang harus diselesaikan. Di sela-sela melayani pelanggan, pikirannya terus berputar pada laporan yang belum rampung. Saat jam istirahat tiba, Leony mengambil ponselnya dan melihat pesan dari Erlin, "Kak, gimana kerjanya? Jangan lupa makan ya."
Leony tersenyum membaca pesan itu, tapi rasa lelah masih belum hilang. Dia membalas, "Iya, Dek. Kamu juga jangan lupa belajar ya. Nanti aku pulang mungkin agak malam, jadi jangan tungguin."
Malam itu, Leony pulang dalam keadaan sangat lelah. Dia mendapati Erlin sudah tertidur di sofa ruang tamu kecil mereka. Dia memandang wajah kekasihnya yang tenang saat tertidur, dan perasaan bersalah menyelinap. "Maaf ya, Sayang... Aku nggak punya banyak waktu untuk kita akhir-akhir ini."
Perubahan sosial dan tanggung jawab yang semakin besar perlahan membuat hubungan mereka terasa berbeda. Namun, meski jarang ada waktu untuk saling berbicara dengan santai, mereka berdua tahu bahwa cinta mereka masih kuat. Mereka hanya harus menemukan cara untuk melewati masa-masa ini bersama.
Di pagi berikutnya, Erlin menyiapkan sarapan sederhana sebelum pergi ke sekolah. Saat Leony keluar dari kamar, masih setengah mengantuk, Erlin tersenyum dan berkata, "Semangat, Kak. Kita pasti bisa melalui ini semua."
Leony memeluk Erlin erat. "Makasih ya, Dek. Kamu juga semangat ya buat ujian nasionalmu. Kita sama-sama berjuang, kan?"
Mereka berdua tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai. Tantangan-tantangan ini hanyalah bagian kecil dari kehidupan yang lebih besar yang sedang mereka bangun bersama. Meski berat, mereka percaya bahwa dengan saling mendukung, mereka bisa melewati apa pun yang ada di depan mereka.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
FanfictionDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...