Pagi itu, suasana sekolah terasa sedikit lebih cerah bagi Leony dan Erlin. Setelah menyelesaikan krisis yang menimpa hubungan mereka beberapa hari yang lalu, mereka merasa lebih kuat dan yakin. Namun, masalah di antara mereka masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan teman-teman.
Saat tiba di sekolah, Leony langsung bertemu dengan teman-teman sekelasnya di aula. Maya segera menghampiri dengan wajah penasaran. "Nyet! Lo udah baikan sama Erlin?" tanyanya dengan mata berbinar.
Leony tersenyum dan mengangguk. "Iya, kami udah ngobrol dan nyelesain semuanya kok."
Dito ikut bergabung dalam pembicaraan. "Syukurlah. Gue tahu kalian bisa melewati ini. Soalnya kan kalian emang pasangan yang serasi."
Maya menimpali, "Yo'i, dan yang paling penting itu komunikasi. Jangan sampai salah paham lagi, ya."
Leony merasa hangat di hatinya mendengar dukungan dari teman-temannya. "Thanks, guys. Gue janji bakal lebih baik dalam komunikasi."
***
Di sisi lain sekolah, Erlin sedang berkumpul dengan teman-teman basketnya. Mereka masih teringat momen sparing kemarin dan sekarang beristirahat di bangku panjang dekat lapangan basket. Aira dan Rina, meskipun tidak ikut bermain basket, bergabung dengan mereka untuk memberikan semangat.
"Jadi, gimana kabar kalian sekarang?" tanya Aira sambil meminum air mineralnya. "Kita semua udah tahu lo sama Kak Leony sempat ada masalah."
Erlin tersenyum malu, namun tetap menjawab dengan jujur. "Iya, kami udah ngobrolin tentang itu dan sekarang kami baik-baik saja."
Rina tersenyum lebar, "Ya bagus dong! Gue yakin kalian berdua bisa melalui apapun selama kalian bersama."
Reza, salah satu teman basket Erlin, ikut angkat bicara. "Bener tuh. Lo sama Kak Leony memang punya hubungan yang kuat. Tapi jangan lupa, tetap fokus dengan tugas sekolah dan basket, ya."
Erlin mengangguk. "Oke oke. Aku akan coba nyeimbangin semuanya."
Kehadiran dan dukungan dari teman-teman mereka memberikan kekuatan tambahan bagi Leony dan Erlin untuk terus melangkah maju. Namun, di sisi lain, ada juga teman yang berusaha menggoda mereka dengan sedikit candaan.
***
Saat istirahat kedua, Leony sedang duduk di kantin bersama Maya dan Dito. Tiba-tiba, beberapa teman lain mendekat dan mulai mengolok-olok dengan candaan ringan.
"Eh, Leony, gimana rasanya baikan lagi sama Erlin? Ciee, yang habis berantem," canda salah satu teman mereka sambil tertawa.
Leony hanya tertawa kecil. "Ya biasa saja. Namanya juga hubungan, pasti ada naik turunnya."
Dito, yang duduk di sebelah Leony, menambahkan, "Iya, tapi yang penting kalian bisa menyelesaikannya dengan baik. Jangan lupa, kita semua di sini juga siap mendukung."
Di sisi lain sekolah, Erlin juga mendapatkan candaan serupa dari teman-temannya. Aira dan Rina bahkan menggoda dengan lebih kocak.
"Semalem ngapain aja sama Kak Leony? Sampe-sampe lo nggak datang latihan tambahan?" tanya Rina dengan nada bercanda.
Erlin hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepala. "Apaan sih? Nggak ada loh. Kami nggak ngapa-ngapain kok, cuma ngomongin masalah yang kemarin doang."
Aira mengangguk sambil tertawa, "Yang penting kalian udah baikan. Itu lebih penting dari apapun."
Meskipun teman-teman mereka suka bercanda, Erlin dan Leony merasa didukung sepenuhnya. Mereka sadar bahwa hubungan mereka tidak hanya tentang mereka berdua, tapi juga melibatkan orang-orang di sekitar mereka yang peduli dan ingin melihat mereka bahagia.
***
Di sore hari, Leony dan Erlin bertemu di gerbang sekolah, bersiap untuk pulang bersama. Mereka saling bertukar senyum hangat, merasa lebih ringan dan bersemangat setelah mendengar dukungan dari teman-teman mereka.
"Bagaimana hari ini?" tanya Leony saat mereka berjalan keluar.
Erlin mengangguk. "Hari ini lumayan seru. Banyak teman yang mendukung kita. Aku senang mereka ada buat kita."
Leony tersenyum, "Aku juga merasakan hal yang sama. Kadang-kadang, kita butuh dukungan dari orang lain untuk membuat segalanya terasa lebih baik."
Erlin menggenggam tangan Leony dengan erat. "Iya, dan aku bersyukur punya kamu di sampingku. Yuk, kita lanjutkan perjuangan kita."
Dengan dukungan dari teman-teman mereka, Leony dan Erlin merasa lebih kuat menghadapi apapun yang ada di depan mereka. Mereka tahu bahwa selama mereka bersama dan saling mendukung, tidak ada yang tidak bisa mereka hadapi.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPESONA (GXG)
Fiksi PenggemarDi tengah hiruk-pikuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang penuh dengan kegembiraan dan kebisingan, Leony, ketua OSIS kelas XII yang terkenal pintar tapi sangat cuek, merasakan sesuatu yang berbeda ketika bertemu dengan Erlin, siswa baru k...